Selasa, 05 Juni 2018

TOKSIKODINAMIK

PENDAHULUAN 

Kumpulan MateriToksikodinamik adalah studi yang mempelajari mengenai hubungan interaksi antara bahan racun/bahan toksik dengan organisme termasuk komponen organisme tersebut serta racun/efek toksik terhadap proses biokimiawi dalam tubuh. Toksikodinamik dapat ditinjau pada beberapa tingkatan seperti tingkat molekular, tingkat senyawa terhadap senyawa dan tingkat senyawa dengan bahan racun/bahan toksik yang beraksi dengan identitas biologi yang spesifik. 

Di negara maju tingkat penelitian pada masa sekarang ini sebagian besar adalah pada tingkat molekuler. Tingkat molekuler tersebut sangat penting di dalam menjabaran mekanisme proses keracunan yang disebabkan oleh bahan racun/bahan toksik. Tingkatan selanjutnya adalah tingkat subseluler kemudian diteruskan dengan tingkat seluler. Agar mencapai tingkat implementasi yang dapat diketahui secara visual oleh manusia/masyarakat, maka penelitian tersebut dilanjutkan pada tingkat populasi. 

Perjalanan interaksi antara bahan racun/bahan toksik dengan organ targetnya dapat melalui beberapa tingkat, yaitu reaksi bahan racun dengan target kritis yang sering disebut sebagai interaksi kunci. 

INTERAKSI KUNCI (KEY INTERACTION

Bahan kimia beracun/bahan toksik akan bereaksi dengan suatu target kritis (critical target) yang dapat berupa deoxyribo nucleic acid (DNA) maupun suatu enzim. Reaksi antara bahan racun/bahan toksik yang dengan target kritis (critical target) lazim disebut sebagai interaksi kunci (key interaction). Perkembangan selanjutnya akan menjadi modifikasi dari target kritis (modified critical target) sebagai kunci dari kerusakan target (key lesion). Proses akan berjalan secara progresif dan bahan toksik akan terus menyerang yang akhirnya akan menimbulkan respon biologi dari organisme. Hal tersebut merupakan pemicu bagi suatu efek biologi. 

Ditemukanya alfatoksin sebagai jamur yang terdapat pada tumbuhan kacang-kacangan, ternyata bahan toksik tersebut target kritisnya (critical target) adalah DNA. Sedangkan target spesifiknya adalah basa guanin yang merupakan salah satu anggota dari DNA tersebut. Deocy nucle acid (DNA) terdiri atas basa adenin, guanin, citosin, dan urasil. Interaksi antara bahan toksik dengan basa uanin tersebut akan memicu peningkatan efek bahan toksik sehingga berubah menjadi bahan karsionogenik yang memicu terbentukknya kanker/proses keganasan. 

Sedangkan gas karbonmonoksida (CD) tidak memerlukan peningkatan (progresi) untuk aksinya sehingga mempunyai sifat kebalikan dari bahan toksik/alfatoksin. Gas CO memiliki daya ikat terhadap hemoglobin yang lebih besar daripada oksigen, yaitu sekitar 210 kali afinitasnya lebih besar dengan hemoglobin. 







Sumber: Mukono H. J. (2005). Toksikologi lingkungan. Surabaya: Airlangga University Press. (Hal 62-63)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar