Kumpulan Materi - Anak-anak penyandang tunagrahita memang sedikit berbeda dengan anak yang memiliki kebutuhan khusus lainnya. Pada anak tunagrahita, mereka lebih membutuhkan perhatian yang lebih dalam pengenalan dan pemahaman akan suatu materi. Oleh karena itu, bagi anak-anak penyandang tunagrahita, dibutuhkan pendekatan yang berbeda antara lain:
· Occuppasional Therapy (Terapi Gerak)
Terapi ini diberikan untuk mereka para anak penyandang tunagrahita agar dapat melatih secara utuh fungsi gerak tubuh mereka (gerakan kasar dan gerak halus) karena kebanyakan dari mereka masih merasa kesulitan untuk menggerakan dengan baik seluruh anggota tubuh mereka. Keterbataan kemampuan untuk menggunakan seluruh kemampuan otak membuat mereka menjadi sulit untuk menggunakan otak kanannya dalam melatih kemampuan motoriknya. Tetapi ini akan sangat membantu mereka untuk berlatih menggerakkan tubuhnya.
· Play Therapy (Terapi Bermain)
Terapi yang diberikan bagi anak-anak penyandang tunagrahita adalah dengan cara bermain karena hal tersebut dapat membantu anak penyandang tunagrahita menangkap dengan mudah sesuatu benda yang menjadi metode mereka belajar, misalkan memberikan pembelajaran tentang berhitung, anak-anak diajarkan dengan cara sosiodrama, bermain jual beli dan lain sebagainya lagi.
· Activity Daily Living (ADL) atau Kemampuan Merawat Diri Untuk memandirikan anak-anak penyandang tunagrahita, tentu bukan merupakan persoalan yang simpel. Akan tetapi, hal yang perlu untuk diperhatikan adalah dengan memberikan kesempatan anak tersebut melakukan segala sesuatu (yang tidadk berbahaya) sendiri. Anak diajarkan untuk dapat mandiri. Belajar dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya masing-masing. Dengan demikian, anak-anak tersebut juga dapat belajar cara mempertahankan dirinya dari segala kemungkinan-kemungkinan yang akan datang.
· Life Skill (Keterampilan Hidup)
Keterampilan bagi anak yang memiliki kebutuhan khusus termauk juga bagi anak-anak penyandang tunagrahita merupakan bekal yang cukup penting bagi mereka karena adanya bekal keterampilan tersebut, merea dapat bersaing dengan anak-anak normal lainnya. Dengan adanya keterampilan tersebut, membuat keberadaan mereka diakui oleh lingkungan sekitar dan keluarganya.
· Vocational Therapy (Terapi Bekerja)
Selain diberikan sebuah keterampilan, anak-anak penyandang tunagrahita juga diberikan bekal latihan untuk dapat bekerja. Dengan adanya bekal latihan untuk bekerja seperti itu, diharapkan anak-anak penyandang tunagrahita juga dapat bekerja dan hidup mandiri. Anak-anak penyandang tunagrahita juga dapat melakukan hal-hal yang bisa dilakukan oleh anak-anak normal pada umumnya. Dengan demikian, anak-anak tidak hanya berdiam dir dan menunggu bantuan dari orang lain. Anak-anak berkebutuhan khusus tersebut juga dapat menjadi anak-anak yang mandiri dan bersaing dengan dunia luar. Bahkan tidak jarang juga untuk saat ini banyak anak penyandang tunagrahita yang menjadi anak mandiri dengan bekerja kepada orang lain dan memberikan penghidupan untuk dirinya dan orang lain.
Sumber: Smart A. (2010). Anak cacat bukan kiamat: metode pembelajaran & terapi untuk anak berkebutuhan khusus. Yogyakarta: Katahati (Hal. 100 – 102).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar