Sabtu, 25 Februari 2012

PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM DENGAN PRINSIP EKOEFISIENSI


Sumber daya alam harus dimanfaatkan secara ekonomis dan efisien. Jadi, dalam pengolahannya diusahakan sehemat mungkin sesuai kebutuhan dan memerhatikan langkah pelestarian sumber daya alam yang ada. Pelestarian sumber daya alam di Indonesia dilakukan dengan dua macam usaha, yaitu usaha preventif atau pencegahan dan usaha kuratif atau perbaikan.

Usaha preventif adalah usaha pelestarian yang dilakukan sebelum suatu permasalahan muncul, yaitu dengan cara memprediksi permasalahan yang akan terjadi di masa mendatang. Hal ini dapat di cegah lebih dini, misalnya setiap terjadi di masa mendatang. Hal ini dapat dicegah lebih dini, misalnya setiap pembangunan suatu industri harus disertai dokumen amdal (analisis mengenai dampak lingkungan) yang memuat informasi tentang jumlah menusia yang akan terkena dampak, luas wilayah yang terkena dampak, banyaknya komponen lingkungan hidup yang terkena dampak, sifat kumulatif dampak, dapat tidaknya dampak diperbaiki, dan rencana pengelolahan serta pemantauan lingkungan. Usaha kuratif adalah usaha perbaikan terhadap sumber daya alam yang telah mengalami kerusakan.

Usaha kuratif merupakan rehabilitasi situasi agar sifanya yang merugikan dapat dihilangkan. Misalnya, melaukakan penghijauan pada lahan yang telah gundul seperti tererosi, menutup kembali lubang-lubang bekas penggalian barang tambang, dan menetralisir air sungai yang tercemar oleh limba cair indutri.

Lingkungan sebagi sumber daya yang mendukung hidup dan kehidupan. Tinggi rendahnya penghargaan terhadap suatu sumber daya tergantung dari kebutuhan orang yang memerlukannya. Lingkungan hidup terdiri atas dua bagian, yaitu baigan yang hidup seperti hewan, tumbuhan, dan manusia; bagian yang tidak hidup, seperti udara, air, sinar matahari, dan mineral. Unsur-unsur tersebut sebagian besar dibuat oleh alam (bersifat natural) dan sebagian besar lagi terbentuk oleh campur tangan manusia (bersifat kultural atau kebudayaan). Sawah, perkebunan, desa, dan kota termasuk unsur-unsur lingkungan yang bersifat kultural. Baik yang kultural maupun yang natural bertindak sebagai sumber daya bagi manusia yang mendiami lingkungan hidup. Unsur-unsur lingkungan tersebut memberi kemampuan kepada manusia untuk hidup dan berbuat. Sumber daya ada kaeran adanya manusia dengan segala kebutuhannya. Kegunaan sumber daya adalm bukanlah karena manusia ditambah dengan kemauan dan kemampuan manusia untuk mengusahakannya.

Jumlah, keadaan, dan interaksi sumber daya alam yang ada di bumi ini senantiasa berubah. Oleh karena itu, nilai penghargaan terhadap suatu sumber daya juga berubah. Seiring dengan kemajuan teknologi dan pendidikan sumber daya manusianya, bahan yang semula tidak berguna ternyata mempunyai nilai guna yang sangat tinggi. Misalnya, bensin dan gas alam semula merupakan pengganggu karena mudah terbakar dan tidak mempunyai nilai guna. Setelah ditemukan teknologi, pemanfaatanya sangat berharga. Dengan kata lain, kebudayaan dan teknologi dapat menciptakan sumber daya sehingga sesuatu yang sebelumnya tidak mempunyai nilai sebagai sumber daya, kemudian memperoleh penghargaan sebagai sumber daya.

Pemanfaatan sumber daya alam yang berprisip ekoefisiensi adalah pemanfaatan sumber daya alam yang dilakukan secara ekonomis dan efisiensi sesuai kebutuhan. Selain itu, perlu dicarikan sumber daya alternatif sebagai pengganti cadangan sumber daya alam yang masih tersedia untuk keperluan di masa yang akan datang. Minyak bumi diperoleh dengan cara pengeboran di suatu tempat dan apabila habis maka akan pindah mencari daerah lain yang terdapat kandungan minyak. Untuk menjaga persediaan minyak bumi, perlu dilakukan pemanfaatan sumber daya alternatif pengganti minyak bumi. Misalnya untuk menggerakkan mobil yang menggunakan bensin, saat ini mulai diciptakan mobil dengan tenaga surya atau tenaga matahari atau menggunakan biogas dari tanaman jarak untuk mengganti solar. Kompor yang semula menggunakan minyak tanah dapat diganti dengan kompor gas yang jelas lebih efisien dan ekonomis.


Sumber: Buku Mengkaji Ilmu Geografi 2. Sugiyanto. Danang Endarto.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar