Arti
“terbuka” dari ideologi ditentukan oleh dua hal, pertama bersifat
konseptual (struktur ideologi)
dan kedua bersifat dinamis
(sifat para penganutnya).
Bersifat
Konseptual, yaitu Struktur Ideologi
Menurut
Corbett,
struktur ideologi tersusun oleh pandangan filsafat tentang alam
semesta dan manusia (ontologi),
konsep masyarakat ideal yang dicita-citakan (epistemologi),
dan metodologi untuk mencapainya (metode berfikir).
Ketiga unsur tersebut akan selalu terhubung dengan relasi
heuristik (relasi inovatif),
yaitu apabila pandangan filsafatnya mengenai alam semesta dan manusia
bersifat tertutup, maka cita-cita instrinsiknya dengan sendirinya
bersifat tertutup, sehingga akan tertutup pula metode berfikirnya.
Demikian
sebaliknya, apabila ajaran ontologis-nya
bersifat terbuka, maka cita-cita intrinsik dan maupun metode
berfikirnya berturut-turut bersifat terbuka pula. Struktur ideologi
ada kalanya bersifat tertutup, yaitu apabila:
- Di antara pada penganut atau pendukung terjadi konflik antara kelompok ortodoksi yang dominan dan kelompok progresif yang tertekan dalam menghadapi persoalan perlu tidaknya melakukan penyesuaian ideologis dengan tuntutan kemajuan zaman.
- Para pendukung ideologi, dalam hal ini yang menyelenggarakan pemerintahan negara tidak lagi bekerja demi terwujudnya kebersamaan-hidup ideal, melainkan telah berubah menjadi demi mempertahankan kekuasaan pemerintah yang diembannya. Bila hal ini terus dibiarkan, niscaya akan timbul konflik internal dan selanjutnya dapat merebak menjadi konflik terbuka.
Bersifat
Dinamis, yaitu Sikap Para Penganutnya
Bahwa
ideologi yang bersifat abstrak, niscaya membutuhkan subjek
pengamal/pelaksana, yaitu sejumlah penganutnya atau pendukung yang
mengidentifikasi hidupnya dengan ideologi yang dianutnya, menerima
kebenarannya, berjuang, dan bekerja dengan setia untuknya. Pencapaian
kebersamaan-hidup ideal
membutuhkan perjuangan panjang dan generasi ke generasi dalam sistem
sosial yang niscaya bersifat terbuka dengan perubahan zaman.
Salah
satu sifat bawaan ideologi adalah terbuka, artinya demi
terwujudnya cita-cita intrinsiknya ideologi itu harus senantiasa
berkemampuan menanggapi tuntutan kemajuan zaman.
Sifat ideologi yang terbuka dan berdaya aktif tersebut menunjukkan
bahwa pada kenyataannya yang aktif melaksanakan perwujudan yang
secara konkrit mewujudkan sifat terbuka sesungguhnya adalah para
pendukung.
Sumber:
Abdulkadir Besar dalam “Media Kajian dan Implementasi
Pancasila” Lembaga Pengakajian dan Pengembangan Kehidupan Bernegara
(LPPKB),
Jakarta, Edisi Tahun I, Januari-April 2006.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar