Setiap
masyarakat mempunyai penghargaan terhadap hal tertentu dalam
masyarakat yang bersangkutan. Penghargaan yang lebih tinggi terhadap
hal tertentu akan menempatkan hal tersebut pada kedudukan yang lebih
tinggi. Misalnya, jika suatu masyarakat menghargai kekayaan yang
lebih tinggi, banyak memiliki kekayaan akan mempunyai kedudukan yang
lebih tinggi daripada orang lain. Gejala tersebut menyebabkan
timbulnya lapisan sosial di masyarakat yang menunjukkan adanya
perbedaan kedudukan seseorang, kelompok, atau stratifikasi sosial.
Stratifikasi sosial secara sosiologis terdapat dalam masyarakat yang
normal.
Menurut
Pitirim A. Sorokin, stratifikasi sosial merupakan perbedaan
masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis).
Perwujudannya adalah kelas tinggi dan kelas yang lebih rendah. Bentuk
struktur sosial ditinjau dari segi stratifikasi sosial dapat dilihat
adanya sistem kasta, sistem estate, dan sistem kelas.
Bentuk Struktur Sosial
Berdasarkan Sistem Kasta
Sistem
kasta tidak hanya ditemukan pada masyarakat India, melainkan juga
negara lain yang menganut paham feodal dan perbedaan rasial, seperti
Afrika Selatan (sebelum merdeka) dan negara kerajaan. Sistem kasta di
India merupakan sistem yang bersifat tertutup yang membatasi
kemungkinan pindahnya seseorang dari satu lapisan sosial ke lapisan
yang lain, baik yang merupakan gerak ke atas maupun ke bawah. Kasta
di India mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
- Keanggotaan kasta diperoleh pewarisan atau kelahiran. Anak lahir memiliki kasta yang sama dengan orang tuanya.
- Keanggotaan yang diwariskan berlaku seumur hidup karena seseorang tidak mungkin mengubah kedudukannya, kecuali bila ia keluar dari kastanya.
- Perkawinan harus dipilih dari orang yang berkasta.
- Hubungan dengan kelopok sosial lainnya bersifat terbatas.
- Taat pada norma kasta.
- Kasta diikat oleh kedudukan yang sama secara tradisional telah ditetapkan.
Kasta
di india terdiri atas kasta brahmana, ksatria, waisya, dan sudra.
Kasta brahmana merupakan kasta para pendeta yang dipandang sebagai
lepisan tertinggi. Kasta ksatria merupakan kasta orang-orang
bangsawan dan tentara yang dipandang sebagai lapisan kedua. Kasta
waisya merupakan kasta para pedagang yang dianggap sebagai lapisan
menengah. Sedangkan kasta sudra adalah rakyat jelata. Mereka yang tak
berkasta disebut golongan paria.
Sama
seperti di india, masyarakat Bali juga mengenal sistem kasta.
Pembagian kasta tersebut terlihat jelas dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya dalam upacara ngaben. Ngaben adalah upacara pembakaran mayat
di Bali. Ngaben merupakan upacara adat yang paling penting di Bali.
Biasanya mayat yang sudah meninggal dibakar atau diaben. Tujuan
ngaben agar lima penyunsun badan kasarnya cepat kembali dan menyatu
dengan asalnya. Mayat diletakkan di dalam sebuah menara (Bade).
Tinggi menara tergantung dari kasta dari orang yang meninggal. Menara
yang lebih rendah untuk golongan ksatria (bangsawan) dan waisya
(pedagang). Menara yang paling rendah adalah untuk golongan sudra
(rakyat biasa).
Pada
masa sebellum perang sipil (civil war). Amerika Serikat masih
mengenal sistem perbudakan, dimana masyarakat dibedakan menjadi kulit
putih dan kulit berwarna. Golongan kulit menduduki tingkat teratas
dalam masyarakat dan tingkat terendah ditempati golongan kulit
berwarna, terutama negro yang menjadi budak. Keadaan ini dalam
tingkatan yang leih rendah masih terus terjadi hingga tahun 1960-an.
Orang kulit hitam terus mendapatkan perlakuan disfriminatif.
Ketidakadilan yang mereka alami di Amerika Serikat kemudian
memunculkan tokoh-tokoh, seperti Martin Luther King dan Malcom X yang
berjuan demi persamaan han antara orang kulit hitam dan kulit putih.
Ada juga sistem apartheid di Afrika Selatan. Namun, sistem tersebut
sudah dihapuskan berkat perjuangan dan usaha dari Nelson Mandela.
Bentuk Struktur Sosial
Berdasarkan Sistem Estate
Pada
sistem, strata masyarakat dirumuskan menusia yang hidup dalam
masyarakat yang percaya bahwa kekuasaan penguasa berasal dalam
masyarakat yang percaya bahwa kekuasaan penguasa berasal dari Tuhan.
Hukum
yang dibuat oleh manusia diilhami oleh ajaran Tuhan. Hukum tersebut
merumuskan hak dan kewajiban warga estate sehingga menghasilkan suatu
sistem tertib sosial yang dapat ditegakkan oleh pengadilan atau
kekuatan militer. Sistem estate telah muncul sejak zaman Romawi Kuno
dan hingga saat ini masih ada di Eropa. Sistem tersebut bertentangan
dengan kapitalisme industri yang menghendaki spesialisasi fungsi dan
efisiensi keterampilan. Pada sistem estate tidak ada golongan paria.
Akan tetapi, hambatan mobilitas sosial tetap ada yang didasarkan pada
hukum yang berlaku.
Bentuk Struktur Sosial
Berdasarkan Sistem Kelas
Sosiologi
juga mengenal sistem kelas. Sistem kelas merupakan penjumlahan kelas
dalam masyarakat. Hal itu berarti, semua orang dan keluarga sadar
akan kedudukan mereka. Kedudukan tersebut dan diakui oleh masyarakat
umum.
Di
Inggris, struktur sosial yang berdasarkan kelas terbagi dua sebagai
berikut.
- Commoners, yaitu kelas orang biasa.
- Nobility, yaitu kelas bangsawa.
Max Weber menggunakan
istilah kelas untuk lapisan masyarakat dasarkan ekomoni dan membagi
kelas sosial menjadi empat, yaitu sebagai barikut.
- Kelas pekerja yang bekerja pada industri untuk melasanakan proses produksi.
- Kelas menengah bawah, termasuk kelas borjuis.
- Kelas intelegensia, yaitu orang yang berpendidikan dan memiliki posisi sosial tinggi, seperti insinyur, pegawai di bidang perdagangan, dan pegawai lainnya.
- Kelas privileges, yaitu kelas yang memiliki hal istimewa karena kepemilikan tanah dan kekayaan.
Sumber:
Buku Ilmu Pengetahuan Sosial, Sosiologi. Pabundu Tika. Amin. Andi
Sopandi. Mita Widyastuti.
0 komentar:
Posting Komentar