Ketujuh prinsip ini dapat dijadikan panduan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, baik oleh guru, sisiwa, kepala sekolah, pemerintah atau siapa pun yang terkait dengan kegiatan belajar. Ketujuh prinsip ini sering disebut CRAFT HIT.
Encourages contact between student and faculty
Frekuensi kontak antara guru dan siswa, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan atau kelas, merupakan faktor yang amat penting untuk meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dalam belajar. Dalam seringnya kontak kontak antara guru dan siswa ini, guru dapat lebih meningkatkan kepedulian terhadap siswanya. Ia dapat membantu meningkatkan kepedulian terhadap siswanya. Ia dapat membantu meningkatkan kepedulian terhadap siswanya. Ia dapat membantu siswa ketika ketika melewati masa-masa sulitnya. Begitu juga, ia dapat berusaha memlihara semangat mereka untuk berfikir tentang nilai-nilai mereka sendiri serta membantu menyusun rencana masa depannya.
Frekuensi kontak antara guru dan siswa, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan atau kelas, merupakan faktor yang amat penting untuk meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dalam belajar. Dalam seringnya kontak kontak antara guru dan siswa ini, guru dapat lebih meningkatkan kepedulian terhadap siswanya. Ia dapat membantu meningkatkan kepedulian terhadap siswanya. Ia dapat membantu meningkatkan kepedulian terhadap siswanya. Ia dapat membantu siswa ketika ketika melewati masa-masa sulitnya. Begitu juga, ia dapat berusaha memlihara semangat mereka untuk berfikir tentang nilai-nilai mereka sendiri serta membantu menyusun rencana masa depannya.
Develops reciprocity and cooperation among students
Upaya meningkatkan belajar siswa lebih baik dilakukan secara tim dibandingkan melalui perpacuan individual (solo race). Belajar yang baik tak ubahnya seperti bekerja baik, yaitu kolaboratif dan baik tak ubahnya kompetitif dan terisolasi. Melalui bekerja dengan orang lain, siswa dapat meningkatkan keterlibatannya dalam belajar. Saling berbagi ide dan mereaksi atas tanggapa orang lain dapat mempertajam pemikiran dan memperdalam pemahamannya tentang sesuatu.
Upaya meningkatkan belajar siswa lebih baik dilakukan secara tim dibandingkan melalui perpacuan individual (solo race). Belajar yang baik tak ubahnya seperti bekerja baik, yaitu kolaboratif dan baik tak ubahnya kompetitif dan terisolasi. Melalui bekerja dengan orang lain, siswa dapat meningkatkan keterlibatannya dalam belajar. Saling berbagi ide dan mereaksi atas tanggapa orang lain dapat mempertajam pemikiran dan memperdalam pemahamannya tentang sesuatu.
Encourages active learning
Belajar bukanlah seperti sedang menonton olah raga atau pertunjukkan film. Siswa tidak hanya duduk di kelas untuk mendengarkan penjelasan guru, menghadapi paket materi yang telah dikemas guru, atau menjawab pertanyaan guru. Mereka harus berbicara tentang apa yang mereka pelajari dapa dapat menuliskannya, mengaitkan kehidupan sehari-hari mereka. Mereka harus menjadikan apa yang mereka pelajari sebagai bagian dari dirinya sendiri.
Belajar bukanlah seperti sedang menonton olah raga atau pertunjukkan film. Siswa tidak hanya duduk di kelas untuk mendengarkan penjelasan guru, menghadapi paket materi yang telah dikemas guru, atau menjawab pertanyaan guru. Mereka harus berbicara tentang apa yang mereka pelajari dapa dapat menuliskannya, mengaitkan kehidupan sehari-hari mereka. Mereka harus menjadikan apa yang mereka pelajari sebagai bagian dari dirinya sendiri.
Given prompt feedback
Siswa membutuhkan umpan balk yang tepat dan memadai atau kenerjanya sehingga mereka dapat mengambil manfaat dari apa yang telah dipelajarinya. Ketika hendak memulai belajar, siswa membutuhkan bantuan untuk menilai pengetahuan dan kompetensi yang ada. Di kelas, siswa harus sering di beri kesempatan tampil dan menerima saran agar terjadi perbaikan. Pada bagian akhir, siswa diberi kesempatan untuk merefleksikan apa yang telah dipelajari, apa yang masih perlu diketahui, dan bagaimana menilai dirinya sendiri.
Siswa membutuhkan umpan balk yang tepat dan memadai atau kenerjanya sehingga mereka dapat mengambil manfaat dari apa yang telah dipelajarinya. Ketika hendak memulai belajar, siswa membutuhkan bantuan untuk menilai pengetahuan dan kompetensi yang ada. Di kelas, siswa harus sering di beri kesempatan tampil dan menerima saran agar terjadi perbaikan. Pada bagian akhir, siswa diberi kesempatan untuk merefleksikan apa yang telah dipelajari, apa yang masih perlu diketahui, dan bagaimana menilai dirinya sendiri.
Emphasizes time on task
Waktu+energi+belajar. Memanfaatkan waktu dengan sebagik-baiknya merupakan sesuatu yang sangat penting bagi siswa. Mereka membutuhkan bantuan dalam menglola waktu efektif belajarnya. Mengalokasikan jumlah waktu yang realistis artinya sama dengan belajar yang efektif bagi siswa dan pengajaran yang efektif bagi guru. Sekolah seyogianya dapat mendefinisikan ekspektasi waktu bagi para siswa, guru, kepala sekolah, dan staf lainnya untuk membangun kinerja yang tinggi bagi semuanya.
Waktu+energi+belajar. Memanfaatkan waktu dengan sebagik-baiknya merupakan sesuatu yang sangat penting bagi siswa. Mereka membutuhkan bantuan dalam menglola waktu efektif belajarnya. Mengalokasikan jumlah waktu yang realistis artinya sama dengan belajar yang efektif bagi siswa dan pengajaran yang efektif bagi guru. Sekolah seyogianya dapat mendefinisikan ekspektasi waktu bagi para siswa, guru, kepala sekolah, dan staf lainnya untuk membangun kinerja yang tinggi bagi semuanya.
Communicates high expectations
Berharap lebih dan anda akan mendapatkan lebih. Harapan yang tinggi merupakan hal penting bagi semuan orang. Mengharapkan para siswa berkinerja atau berprestasi baik pada gilirannya akan mendorong guru maupun sekolah untuk bekerja keras dan berusaha untuk memenuhinya.
Berharap lebih dan anda akan mendapatkan lebih. Harapan yang tinggi merupakan hal penting bagi semuan orang. Mengharapkan para siswa berkinerja atau berprestasi baik pada gilirannya akan mendorong guru maupun sekolah untuk bekerja keras dan berusaha untuk memenuhinya.
Respests diverse talents and ways of learning
Ada banyak untuk belajar. Para siswa datang dengan membawa bakat dan gaya belajarnya masing-masing. Ada yang kuat dalam matematika, tetapi lemah dalam bahasa, ada yang mahir dalam praktik, tetapi lemah dalam teori, dan sebagainya. Dalam hal ini, siswa diberi kesempatan untuk menunjukkan bakatnya dan belajar dengan cara kerja mereka masing-masing. Kemudian, mereka didorong untuk belajar dengan cara untuk melakukannya.
Ada banyak untuk belajar. Para siswa datang dengan membawa bakat dan gaya belajarnya masing-masing. Ada yang kuat dalam matematika, tetapi lemah dalam bahasa, ada yang mahir dalam praktik, tetapi lemah dalam teori, dan sebagainya. Dalam hal ini, siswa diberi kesempatan untuk menunjukkan bakatnya dan belajar dengan cara kerja mereka masing-masing. Kemudian, mereka didorong untuk belajar dengan cara untuk melakukannya.
Sumber:
Buku Psikologi Pendidikan Dr.H.Mahmud, M.Si., pengantar: Prof. Pupuh
Fatturahman.
0 komentar:
Posting Komentar