Pada dasarnya para ahli psikologi
sepakat bahwa minat dipandang sebagai aspek kognitif yang sama sekali berbeda
dengan aspek kognitif. Sebagai konsekuensinya, untuk mengetahui minat seseorang
digunakan instrument (yang antara lain berupa tes) yang harus tidak
mengungkapkan aspek kognitif yang biasanya disebut dengan kemampuan.
Hakikat dan kekuatan dari minat
dan sikap seseorang merupakan aspek penting kepribadian, karakteristik ini
secara material mempengaruhi prestasi, pendidikan, dan pekerjaan, hubungan antar
pribadi, kesenangan yang didapatkan seseorang dari aktivitas waktu luang, dan
fase-fase utama lain dan kehidupan sehari-hari. Studi tentang minat mendapat
dorongan terkuat dari penaksiran pendidikan dan karier. Meskipun lebih sedikit
kadang pengembangan tes dalam area ini juga dirangsang oleh seleksi dan
klasifikasi pekerjaan.
Menurut prerspektif belajar
sosial, minat yang sebagai hasil dari perbedaan reinforcement untuk aktivitas
yang dilakukan dengan memasang imitasi dan modeling dari orang yang penting
berpegaruh terhadap individu tersebut dan modeling dari orang penting
berpengaruh terhadap individu tersebut.
Selain itu, menurut peranan
hereditas, terutama minatyang sama antara orang tua dan anak, orang yang
berjenis kelamin yang sama dibanding dengan yang berjenis kelamin yang berbeda.
Akan tetapi, minat itu sendiri bisa berubah pada seseorang meskipun telah
dewasa.
Sumber: MODUL MATA KULIAH TES INTELIGENSI DAN MINAT BAKAT. Hera
Wahyuni, S.Psi, M.Psi. Psi. Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan
Budaya, Universitas Trunojoyo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar