Hubungan konseling terjadi juga antara pimpinan perusahaan dengan karyawan. Konseling itu harus dapat mengembangkan karyawan sehingga ia bekerja dan berkarya secara optimal. Kreativitas karyawan yang didorong oleh pengusaha akan berkembang pesat. Berarti pimpinan perusahaan sudah saatnya memahami kehidupan psikis karyawan terutama kebutuhan fisik, biologis, kejiwaan dan sosial, serta emosionalnya. Dengan demikian pengusaha akan lebih memaham kehidupan karyawannya, sehingga tindakannya tidak akan sewenang-wenang, melainkan lebih empati (memahami apa yang dirasakan karyawan), menghargai, perhatian, dan memotivasi. Berarti pimpinan perusahaan merupakan pembimbing bagi karyawan, dengan sikap toleransi, terbuka asli, menghargai. Sifat-sifat seperti itu akan membuat karyawan jujur, terbuka, semangat, dan kreatif.
Namun dilihat kenyataan perusahaan saat ini hubungan pengusaha dengan karyawan amat formal, tertutup, otoriter, dan menekan. Banyak bukti telah berbicara antara lain adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) tanpa musyawarah dengan karyawan. Posisi karyawan begitu lemah ditambah lagi dengan sikap otoriter penguasa yang menganggap karyawan hanyalah alat seperti mesin atau alat pembantu mesin membuat karyawan terpuruk. Akibatnya karyawan bersikap masa bodoh, takur, dan bekerja sesuai apa yang ditugaskan. Rasa memiliki akan hilang, sehingga mereka bekerja asal-asalan dan jarang yang sudi menjaga keselamatan alat dan barang-barang. Produktivitas jelas rendah dan akan sering terjadi pencurian alat-alat sehingga pengawasan akan semakin sulit. Karyawan bekerja tanpa rasa setia dan terpaksa karena ingin sesuap nasi. Bekerja kalau ada perintah di pengawasan. Jika pengawasan sudah pergi, karyawan kembali bekerja asal-asalan dan tidak banyak bersumber dari kurangnya komunikasi dan perhatian pengusaha terhadap karyawan. Jika demonstrasi itu terjadi sampai merusak, yang rugi jelas perusahaan dan negara (karena meminjam uang dari bank negara).
Komunikasi konseling yang akan dikembangkan di perusahaan adalah yang menggunakan taknik-teknik untuk lebih menggali keinginan karyawan, tekanan perasaan, motif, dan sebagainya.
Sumber: Buku KONSELING INDIVIDUAL Teori dan Praktek. Prof. DR. Sofyan S. Willis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar