Pendidikan
pada umumnya selalu berintikan bimbingan. Sebab, pendidikan bertujuan
agar anak didik menjadi kreatif, produktifitas, dan mandiri. Artinya
pendidikan berupaya untuk mengembangkan individu anak. Segala aspek
diri anak didik harus dikembangkan seperti intelektual, moral sosial,
kognitif, dan emosional. Bimbingan dan konseling adalah upaya untuk
membantu perkembangan aspek-aspek tersebut menjadi optimal, harmonis
dan wajar.
Relasi
pendidikan antara pendidikan dengan anak didik merupakan hubungan
yang membangun karena selalu diupayakan agar ada motivasi pendidik
untuk mengembangkan potensi anak didik dan membantu anak didik untuk
memecahkan masalahnya.
Di
keluarga, relasi antara orang tua dengan anak-anak merupakan relasi
yang membantu. Karena itu orang tua harus dengan sadar untuk
mengembangkan potensi anaknya. Cara utama adalah orang tua
menciptakan situasi rumah yang kondusif untuk berkembang, belajar,
beriniasiatif, berkreatif, dan sebagainya. Masih banyak segi-segi
kehidupan yang memerlukan konsep bimbingan dan koseling seperti
prefesi pekerja sosial, pegawai negeri, pedagang, negosiator, dan
sebagainya.
Secara
umum tujuan hubungan yang membantu sebagaimana yang dikemukakan di
atas adalah sebagai berikut:
- mengembangkan potensi individu secara optimal sehingga dia kreatif, produktif, mandiri dan bersifat religius.
- Memcahkan masalah yang dihadapi individu sehingga dia terlepas dari tekanan emosional (stress), kemudian muncul idenya yang cemerlang untuk merencanakan hidupnya secara wajar.
Dalam
kehidupan sosial terutama dalam relasi antar manusia, keterampilan
konseling (hubungan yang membantu) amat berguna. Namun
keterampilan-keterampilan itu berguna dengan cara yang intens
(mendalam) atau tidak, tergantung kepada taraf profesional seseorang.
Menurut Berbara Okun (1987:5-6) ada tiga taraf pembimbing
- Pembimbing profesional. Pembimbing ini adalah spesialis yang dilatih dalam konseling dan paling sedikit berijazah S1. Orang ini disebut konselor.
- Pembimbing paraprofesional. Yaitu orang-orang yang bekerja dibindang pelayanan umum. Minimal mereka adalah sarjana muda, seperi pekerja sosial, pembantu psikolog dan psikiatri, pekerja lapangan petugas masjid dan gereja guru, petugas panti asuhan sebagainya.
- Pembimbing nonprofesional. Biasanya orang-orang yang mendapat latihan khusus dalam bimbingan kecuali melalui seminar. Penataran serta dari bacaan-bacaan. Orangorang ini bekerja sebagai pewawancara, pemimpin perusahaan, dokter, pelatih, supervisor.
Mereka kepada Okun tadi, maka konseling dapat dilatih kepada
orang-orang yang bergerak dalam interaksi dengan manusia. Misalnya
ibu-ibu rumah tangga, petugas kepolosian, petugas pajak petugas
Telkom, dan sebagainya.
Sumber: KONSELING INDIVIDUAL Teori dan Praktek. Prof. DR. Sofyan S.
Willis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar