Selasa, 17 April 2012

KONSELING DALAM BIDANG PENDIDIKAN

Pendidikan pada umumnya selalu berintikan bimbingan. Sebab, pendidikan bertujuan agar anak didik menjadi kreatif, produktifitas, dan mandiri. Artinya pendidikan berupaya untuk mengembangkan individu anak. Segala aspek diri anak didik harus dikembangkan seperti intelektual, moral sosial, kognitif, dan emosional. Bimbingan dan konseling adalah upaya untuk membantu perkembangan aspek-aspek tersebut menjadi optimal, harmonis dan wajar.

Relasi pendidikan antara pendidikan dengan anak didik merupakan hubungan yang membangun karena selalu diupayakan agar ada motivasi pendidik untuk mengembangkan potensi anak didik dan membantu anak didik untuk memecahkan masalahnya.

Di keluarga, relasi antara orang tua dengan anak-anak merupakan relasi yang membantu. Karena itu orang tua harus dengan sadar untuk mengembangkan potensi anaknya. Cara utama adalah orang tua menciptakan situasi rumah yang kondusif untuk berkembang, belajar, beriniasiatif, berkreatif, dan sebagainya. Masih banyak segi-segi kehidupan yang memerlukan konsep bimbingan dan koseling seperti prefesi pekerja sosial, pegawai negeri, pedagang, negosiator, dan sebagainya.

Secara umum tujuan hubungan yang membantu sebagaimana yang dikemukakan di atas adalah sebagai berikut:

  1. mengembangkan potensi individu secara optimal sehingga dia kreatif, produktif, mandiri dan bersifat religius.
  2. Memcahkan masalah yang dihadapi individu sehingga dia terlepas dari tekanan emosional (stress), kemudian muncul idenya yang cemerlang untuk merencanakan hidupnya secara wajar.

Dalam kehidupan sosial terutama dalam relasi antar manusia, keterampilan konseling (hubungan yang membantu) amat berguna. Namun keterampilan-keterampilan itu berguna dengan cara yang intens (mendalam) atau tidak, tergantung kepada taraf profesional seseorang.

Menurut Berbara Okun (1987:5-6) ada tiga taraf pembimbing

  1. Pembimbing profesional. Pembimbing ini adalah spesialis yang dilatih dalam konseling dan paling sedikit berijazah S1. Orang ini disebut konselor.
  2. Pembimbing paraprofesional. Yaitu orang-orang yang bekerja dibindang pelayanan umum. Minimal mereka adalah sarjana muda, seperi pekerja sosial, pembantu psikolog dan psikiatri, pekerja lapangan petugas masjid dan gereja guru, petugas panti asuhan sebagainya.
  3. Pembimbing nonprofesional. Biasanya orang-orang yang mendapat latihan khusus dalam bimbingan kecuali melalui seminar. Penataran serta dari bacaan-bacaan. Orangorang ini bekerja sebagai pewawancara, pemimpin perusahaan, dokter, pelatih, supervisor.

Mereka kepada Okun tadi, maka konseling dapat dilatih kepada orang-orang yang bergerak dalam interaksi dengan manusia. Misalnya ibu-ibu rumah tangga, petugas kepolosian, petugas pajak petugas Telkom, dan sebagainya.





Sumber: KONSELING INDIVIDUAL Teori dan Praktek. Prof. DR. Sofyan S. Willis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar