Indonesia
terletak di antara dua kawasan persebaran fauna di dunia, yaitu
Kawasan persebaran fauna dunia, yaitu Kawasan Oriental di bagian
utara dan Kawasan Australia di bagian selatan. Dengan kondisi seperti
itu, Indonesia memiliki sebagian kekayaan jenis hayati Asia dan
Australia. Jenis hewan di indonesia sangat banyak dan kehidupannya
dipengaruhi keadaan tumbuh-tumbuhan dan iklim daerahnya. Indonesia
terletak di daerah tropika yang merupakan salah satu sasaran migrasi
satwa dari belahan utara dan selatan. Akibatnya, Indonesia mendapat
tambahan kekayaan hayati dari pelaku migrasi sartwa. Dengan kondisi
yang demikian maka perlu dijaga kelestarian seluruh jenis hayati yang
ada. Hal ini memerlukan perhatian serta biaya yang cukup besar.
Karena keterbatasan tersebut, pelestarian hayati tidak berlaku untuk
seluruh jenis yang ada, namun di proritaskan jenis yang bersifat
berlaku untuk seluruh jenis yang ada, namun di proritaskan jenis yang
bersifat rawan punah dan jenis yang akibat aktivitas manusia menjadi
rawan punah atau jangka.
Pemerintah
telah berusaha untuk menjaga kelestarian jenis hayati yang ada dengan
mengeluarkan peraturan perlindungan hayati sejak tahun 1931. akan
tetapi, jumlah yang rawan punah dan bahkan menjadi punah jumlahnya
semakin bertambah. Hal ini disebabkan setiap tahun hutan Indonesia
mengalami pengurangan karena kondisi alam, misalnya El-Nino.
Kehidupan
berbagai binatang di dalam hutan tidak lepas dari kondisi lingkungan
hutan. Apabila jutan rusak, kehidupan berbagai binatang akan terancam
keletariannya. Oleh karena itu, perlu ditingkatkan kesadaran
perlindungan pada fauna Indonesia yang terancam kepunahannya.
PEMBAGIAN FAUNA
MENURUT WALLACE(1910)
Wallace
(1910) membuat hipotesis bahwa kekhasan hewan di Pulau Sulawesi
terkait dengan Pulau Sulawesi yang diperkirakan pernah bersatu dengan
Benua Asia dan Benua Australia. Menurut Wallace, Sulawesi merupakan
daerah peralihan antara fauna Asia dengan fauna Australia.
Wallce
kemudian membuat garis pembatas yang dikenal dengan garis Wallace.
Garis ini ditarik dari sebelah Filipina-Selat Makassar-Bali dan
Lombok lace. Garis ditarik dari sebelah Filipina-Selat Makassar-Bali
dan Lombok (Selat Lombok).
Wallace
membagi fauna Indonesia menjadi tiga sebagai berikut.
Daerah
Fauna Indonesia Bagian Barat
Hewan
di kawasan Indonesia bagian barat berasal dari Kawasan Oriental.
Hewan-hewan yang ada di kawasan ini mirip dengan hewan di Asia. Jenis
hewan yang ada, antara lain.
- Harimau di Jawa, Madura, dan Bali;
- Beruang di Sumatra dan Kalimantan;
- Gajah di Sumatra;
- Badak di Sumatra dan Jawa;
- Tapir di Sumatra dan Kalimantan;
- Banteng di Jawa dan Kalimantan;
- Siamang di Sumatra;
- Kera gibbon di Sumatra dan Kalima;
Daerah Fauna Indonesia
Bagian Timur
Papuan
dan pulau-pulau kecil di sekitarnya termasuk daerah Indonesia bagian
Timur. Hewan-hewan di kawasan Autralia. Jenis hewan yang ada, antara
lain sebagai berikut;
- Kanguru di Papua;
- Kasuari di Papua, Kepulauan Aru, dan Pulau Seram;
- Cendrawasi di Papua, Kepulauan Aru;
- Kakaktua di Maluku
Daerah Fauna Indonesia
Bagian Tengah
Hewan-hewan
di kawasan Indonesia bagian tengah merupakan campuran antara fauna
Indonesia bagian barat dan timur. Jenis hewan di kawasan ini, antara
lain sebagai berikut;
- Komodo di Nusa Tenggara Timur;
- Anoa di Sulawesi;
- Babi rusa (sejenis babi yang memiliki taring panjang dan melengkung) di Sulawesi dan Maluku bagian barat;
- Burung maleo di Sulawesi dan Kepulauan Sangihe;
- Kuskus di Sulawesi.
PEMBAGIAN FAUNA
MENURUT WEBER
Weber
menggunakan hewan mamalia dan aves (burung) sebagai dasar patokan
analisisnya. Namun, tidak setiap binatang yang dijadikan dasar itu
memiliki garis pembatas yang sama. Misalnya, kupu-kupu serta
hewan-hewan melata Asia mempunyai penyebaran yang lebih luas daripada
siput dan burung.
Garis
Weber adalah sebuah garis hipotesis yang merupakan pembatas antara
fauna-fauna di kawasan Indonesia Bagian Timur dengan Indonesia Bagian
Tengah.
Sumber:
Mengkaji Ilmu Geografi 2. Sugiyanto. Danang Endarto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar