Selasa, 17 April 2012

SEBARAN FAUNA DI INDONESIA

Indonesia terletak di antara dua kawasan persebaran fauna di dunia, yaitu Kawasan persebaran fauna dunia, yaitu Kawasan Oriental di bagian utara dan Kawasan Australia di bagian selatan. Dengan kondisi seperti itu, Indonesia memiliki sebagian kekayaan jenis hayati Asia dan Australia. Jenis hewan di indonesia sangat banyak dan kehidupannya dipengaruhi keadaan tumbuh-tumbuhan dan iklim daerahnya. Indonesia terletak di daerah tropika yang merupakan salah satu sasaran migrasi satwa dari belahan utara dan selatan. Akibatnya, Indonesia mendapat tambahan kekayaan hayati dari pelaku migrasi sartwa. Dengan kondisi yang demikian maka perlu dijaga kelestarian seluruh jenis hayati yang ada. Hal ini memerlukan perhatian serta biaya yang cukup besar. Karena keterbatasan tersebut, pelestarian hayati tidak berlaku untuk seluruh jenis yang ada, namun di proritaskan jenis yang bersifat berlaku untuk seluruh jenis yang ada, namun di proritaskan jenis yang bersifat rawan punah dan jenis yang akibat aktivitas manusia menjadi rawan punah atau jangka.

Pemerintah telah berusaha untuk menjaga kelestarian jenis hayati yang ada dengan mengeluarkan peraturan perlindungan hayati sejak tahun 1931. akan tetapi, jumlah yang rawan punah dan bahkan menjadi punah jumlahnya semakin bertambah. Hal ini disebabkan setiap tahun hutan Indonesia mengalami pengurangan karena kondisi alam, misalnya El-Nino.

Kehidupan berbagai binatang di dalam hutan tidak lepas dari kondisi lingkungan hutan. Apabila jutan rusak, kehidupan berbagai binatang akan terancam keletariannya. Oleh karena itu, perlu ditingkatkan kesadaran perlindungan pada fauna Indonesia yang terancam kepunahannya.


PEMBAGIAN FAUNA MENURUT WALLACE(1910)

Wallace (1910) membuat hipotesis bahwa kekhasan hewan di Pulau Sulawesi terkait dengan Pulau Sulawesi yang diperkirakan pernah bersatu dengan Benua Asia dan Benua Australia. Menurut Wallace, Sulawesi merupakan daerah peralihan antara fauna Asia dengan fauna Australia.

Wallce kemudian membuat garis pembatas yang dikenal dengan garis Wallace. Garis ini ditarik dari sebelah Filipina-Selat Makassar-Bali dan Lombok lace. Garis ditarik dari sebelah Filipina-Selat Makassar-Bali dan Lombok (Selat Lombok).


Wallace membagi fauna Indonesia menjadi tiga sebagai berikut.

Daerah Fauna Indonesia Bagian Barat

Hewan di kawasan Indonesia bagian barat berasal dari Kawasan Oriental. Hewan-hewan yang ada di kawasan ini mirip dengan hewan di Asia. Jenis hewan yang ada, antara lain.

  1. Harimau di Jawa, Madura, dan Bali;
  2. Beruang di Sumatra dan Kalimantan;
  3. Gajah di Sumatra;
  4. Badak di Sumatra dan Jawa;
  5. Tapir di Sumatra dan Kalimantan;
  6. Banteng di Jawa dan Kalimantan;
  7. Siamang di Sumatra;
  8. Kera gibbon di Sumatra dan Kalima;
Daerah Fauna Indonesia Bagian Timur

Papuan dan pulau-pulau kecil di sekitarnya termasuk daerah Indonesia bagian Timur. Hewan-hewan di kawasan Autralia. Jenis hewan yang ada, antara lain sebagai berikut;

  1. Kanguru di Papua;
  2. Kasuari di Papua, Kepulauan Aru, dan Pulau Seram;
  3. Cendrawasi di Papua, Kepulauan Aru;
  4. Kakaktua di Maluku
Daerah Fauna Indonesia Bagian Tengah

Hewan-hewan di kawasan Indonesia bagian tengah merupakan campuran antara fauna Indonesia bagian barat dan timur. Jenis hewan di kawasan ini, antara lain sebagai berikut;

  1. Komodo di Nusa Tenggara Timur;
  2. Anoa di Sulawesi;
  3. Babi rusa (sejenis babi yang memiliki taring panjang dan melengkung) di Sulawesi dan Maluku bagian barat;
  4. Burung maleo di Sulawesi dan Kepulauan Sangihe;
  5. Kuskus di Sulawesi.

PEMBAGIAN FAUNA MENURUT WEBER

Weber menggunakan hewan mamalia dan aves (burung) sebagai dasar patokan analisisnya. Namun, tidak setiap binatang yang dijadikan dasar itu memiliki garis pembatas yang sama. Misalnya, kupu-kupu serta hewan-hewan melata Asia mempunyai penyebaran yang lebih luas daripada siput dan burung.

Garis Weber adalah sebuah garis hipotesis yang merupakan pembatas antara fauna-fauna di kawasan Indonesia Bagian Timur dengan Indonesia Bagian Tengah.





Sumber: Mengkaji Ilmu Geografi 2. Sugiyanto. Danang Endarto.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar