Rabu, 18 April 2012

MEMBENTUK HUBUNGAN SEKOLAH DAN KELUARGA

Joyce Epstein (1996, 2001;Epstein & Sanders, 2002; Epstein dkk, 2002) mendeskrisikan enam area di mana hubungan keluarga-sekolah dapat dibentuk:
  • Menyediakan bantuan untuk keluarganya. Sekolah dapat memberi orang tua informasi tentang keterampilan mengasuh anak, arti penting dukungan keluarga, perkembangan anak dan remaja, dan konteks rumah yang bisa memperkaya pembelajaran di setiap level kelas. Guru adalah titik kontak penting antara sekolah dan keluarga. Guru dapat mengetahui apakah keluarga telah memenuhi kebutuhan fisik dan kesehatan anak-anaknya.
  • Berkomunikasi secara efektif dengan keluarga mengenai program sekolah dan kemajuan anak mereka. Ini membutuhkan komunikasi sekolah-ke-rumah dari rumah dan rumah-ke-sekolah. Ajak orang tua untuk menghadiri konferensi guru orang tuanya memerhatikan prestasi sekolah mereka. Tentukan waktu pertemuan yang tidak mengganggu kegiatan orang tua. Kebayakan orang tua tidak bisa menghadiri pertemuan pada hari sekolah karena pekerjaan mereka. Salah satu opsi adalah “pertemuan malam” bagi orang tua dan murid untuk datang ke sekolah dan mengerjakan beberapa kegiatan untuk meningkatkan penampilan fisik di sekolah, mengerjakan karya seni, dan sebagainya. Guru dapat memonitor persentase orang tua yang  hadir. Jika tingkat kehadirannya sedikit, lakukan diskusi dengan orang tua, guru lain, dan administrator sekolah untuk mencari strategi yang akan meningkatkan partisipasi. Juga, lakukan aktivitas pengembangan di mana orang tua bisa saling kenal, bukan sekedar kenal guru. Aktivitas pembangun di mana orang tua bisa saling kenal, bukan sekadar kenal guru. Berikut ini beberapa strategi spesifik untuk mengingkatkan komunikasi (Rosenthal & Sawyers, 1997).
  1. Undang orang tua untuk bertemu anda sebelum masa sekolah dimulai, atau undang orang tua untuk makan-makan.
  2. Kirimkan hasil tes anak ke rumah dengan dilampiri catatan atau surat. Surat itu mungkin berisi ulasan atau aktivitas mingguan dan saran untuk membantu anak dalam mengerjakan PR-nya kirim surat dalam bahasa yang dipakai orang tua.
  3. Di sekolah yang punya sistem telepon yang sudah terkomputerisasi, rekamlah pesan tentang unit studi dan tugas pekerjaan rumah sehingga orang tua menelepon kapan saja di McAllen. Texas, sebuah sekolah telah mengembangkan kemitraan komunitas dengan stasiun radio lokal. Sekolah itu mensponsori “Discusionce Escolares”, program mingguan mingguan yang berbahasa Spanyol yang mengajak orang tua untuk lebih terlibat dalam pendidikan anak mereka. Orang tua juga bisa mengecek naskah atau rekaman kaset dari setiap program dari koordinator orang tua di sekolah.
  4. Dorong kepala sekolah untuk mengadakan pertemuan makan siang dengan orang tua untuk mencari tahu keprihatinan mereka dan meminta saran.
  • Gunakan acara pertemuan guru-orang tua secara efektif. Kadang-kadang konferensi orang tua-guru adalah satu satunya sarana kontak antara guru dan orang tua. Jadwalkan konferensi pertama dalam dua minggu pertama masa sekolah sehingga orang tua dapat mengajukan pertanyaan, keluhan dan saran. Ini bisa menghindari problem sejak awal. Pada pertemuan ini cari tahu tentang struktur keluarga (apakah lengkap, cerai, atau keluarga angkat, aturan keluarga, peran keluarga, dan gaya belajar. Gunakan keahlian mendengar akitif dan katakan hal yang positif tentang anak mereka agar anda terkesan lebih ramah dan musah diajak bicara.
  • Cara lain menjalin hubungan yang lebih ramah adalah dengan membuat pusat orang tua di sekolah menerima informasi atau bantuan dari sekolah atau komunitas.
  • Ajak orang tua untuk menjadi relawan. Perbaiki training, pekerjaan dan jadwal untuk melibatkan orang tua sebagai relawan di sekolah dan untuk meningkatkan kehadiran dalam pertemuan sekolah. Usahakan sesuaikan keahlian relawan dengan kebutuhan kelas. Di beberapa sekolah, orang tua terlibat aktif dalam perencanaan pendidikan dan membantu guru.
  • Libatkan keluarga dengan anak mereka dalam aktivitas keluarga di rumah. Ini menggunakan antara lain pekerjaan rumah dan aktivitas lain yang berhubungan dengan kurikulum pelajaran. Orang tua akan efektif jika mereka mempelajari strategi tutoring (mengajar) dan mendukung kegiatan sekolah. Epstein (1998; Epstein, Salines, & Jackson, 1995) menciptakan istilah interactive homework (PR interaktif) dan mendesain sebuah program yang mendorong murid untuk mencari bantuan dari orang tua. Di sebuah sekolah yang menggunakan metode Epstein, surat mingguan dari guru yang dikirim ke orang satu tugas dalam desain PR interaktif ini adalah meminta orang tua untuk menemani anaknya pergi ke rumah tetangga untuk mendiskusikan industri lokal. Epstein, dkk (1996) telah menyusun pedoman bagi guru yang berisi ratusan contoh latihan PR interaktif di sekolah dasar. Pedoman ini bisa diperoleh dari Center on Families, Communities, Schools, and Learning di Johns Hopkins University, Baltimore.
  • Libatkan keluarga sebagai partisipan dalam keputusan sekolah. Orang tua bisa diundang untuk menjadi dewan sekolah, komite sekolah, penasihat, dan organisasi orang tua lainnya. Di SD Antws di area pedesaan Wasconsin, organisasi orang tua-guru melakukan pertemuan untuk mendiskusikan tujuan pendidikan dan sekolah, metode belajar yang tepat sesuai usia, disiplin anak, dan kinerja ujian.
  • Mengoordinasikan kerja sama komunitas. Buat hubungan dengan upaya dan sumber daya komunitas bisnis, agen, penguruan tinggi atau universitas untuk memperkuat program sekolah, praktik keluarga, dan pembelajaran murid. Sekolah bisa memberi keluarga tentang program komunitas dan layanan komunitas yang bermanfaat bagi mereka.


Sumber: Buku Psikologi Pendidikan , edisi kedua. John W. Santrock, Universty of Texas-Dallas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar