Pada
masyarakat yang masih primitif, manusia hanya menggunakan barang yang
dihasilkan sendiri. Mereka berproduksi untuk dikonsumsi sendiri.
Masyarakat yang demikian disebut masyarakat subsisten.
Semakin lama, kebutuhan manusia semakin meningkat dan beragam
sehingga tidak bisa lagi dipengaruhi denga kemampuan sendiri. Untuk
dapat memenuhi kebutuhannya., manusia memerlukan orang lain. Hal
tersebut terlihat jelas pada pertukaran. Pertukaran adalah kegiatan
saling menukarkan barang-barang yang dibutuhkan.
Sebelum
ada uang, manusia melakukan pertukaran barang dengan cara barter.
Artinya, suatu barang ditukarkan dengan barang lainnya.
Contoh
Barter
- Seorang petani memerlukan cangkul. Untuk mendapatkan cangkul tersebut, petani dapat menukarkannya dengan beras.
- Didik membutuhkan seekor ayam, tetapi di hanya mempunyai sebuah agar bisa ditukarkan dengan durian yang ia miliki. Akan tetapi, didik belum tentu bisa menukarkan duriannya dengan ayam tersebut karena pemilik ayam belum tentu bersedia melakukan pertukaran. Hal itu bisa saja terjadi. Misalnya, pemilik ayam tidak ingin menukarkan ayamnya dengan durian atau pemilik ayam menganggap durian. Didik terlalu kecil untuk ditukarkan dengan ayamnya.
Dari kedua contoh diatas, dapat diketahui bahwa pertukaran seorang
barter mengandung banyak kesulitan. Pertukaran secara barter dapat
berlangsung apabila penilaian terhadap barang yang akan dipertaruhkan
oleh masing-masing pemiliknya sudah sesuai.
Karena pertukaran secara barter mengandung banyak kesulitan, maka
untuk mempermudah mendapatkan barang yang diinginkan, manusia
menggunakan barang perantara. Barang perantara yang digunakan antara
lain beras, besi, senjata, kulit binatang, biri-biri, gandum, jagung,
anggur, kuningan, tembaga, perak, dan emas.
Kembali kepada contoh Didik di atas. Karena untuk menukarkan buah
durian dengan seekor ayam terasa sulit, maka Didik dapat terlebih
dahulu menukarkan duriannya dengan beras. Barulah beras tersebut
ditukarkan dengan ayam. Karena beras banyak dibutuhkan, maka
menukarkan beras dengan ayam relatif lebih mudah. Oleh kerena itu,
pemilik ayam akan menukarkan ayamnya relatif lebih mudah. Oleh karena
itu, pemilik ayam akan rela menukarkan ayamnya dengan beras sebab ia
yakin bahwa beras lebih mudah ditukarkan dengan durian daripada ayam
ditukarkan dengan durian.
Benda jenis logam merupakan barang yang paling banyak digunakan
sebagai alat tukar, seperti perak dan emas.
Untuk membawa alat tukar yang terbuat dari logam dalam jumlah banya
tentu berat dan sulit. Oleh karena itu, orang mulai me
- Seorang petani memerlukan cangkul. Untuk mendapatkan cangkul tersebut, petani dapat menukarkannya dengan beras.
- Didik membutuhkan seekor ayam, tetapi di hanya mempunyai sebuah agar bisa ditukarkan dengan durian yang ia miliki. Akan tetapi, didik belum tentu bisa menukarkan duriannya dengan ayam tersebut karena pemilik ayam belum tentu bersedia melakukan pertukaran. Hal itu bisa saja terjadi. Misalnya, pemilik ayam tidak ingin menukarkan ayamnya dengan durian atau pemilik ayam menganggap durian. Didik terlalu kecil untuk ditukarkan dengan ayamnya.
mikirkan
pembuatan alat tukar dari logam yang lebih praktis. Inilah cikal
bakal adanya uang logam. Kemudian sesuai perkembangan peradaban
menggunakan uang kertas.
Syarat-Syarat
Barang Perantara (Uang)
Syarat-Syarat benda yang dipilih sebagai barang perantara dalam
pertukaran adalah sebagai berikut:
- Disenangi umum, artinya benda tersebut dalam penggunaanya dapat diterima secara umum/baik sebagai alat pembayaran, alat penimbun kekayaan, alat mencicit utang, maupun sebagai alat penukar dalam memperoleh barang dan jasa.
- Tahan lama, maksudnya benda tersebut tidak musah rusak.
- Mudah dipindah-pindahkan, maksudnya benda tersebut dapat dibawa ke mana-mana dengan mudah.
- Kualitas barang hampir sama di seluruh tempat.
- Mudah dibagi-bagi tanpa mengurangi nilai keseluruhannya.
- Mudah disimpan.
Sumber: Buku Ekonomi. Suyanto. Nurhadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar