Pendekatan ini lahir atas
anggapan dasar psikoanalisis, bahwa setiap hal, termasuk psikopatologi maupun
ketidakmampuan fungsional disebabkan oleh kejadian-kejadian yang dihayati buruk
di masa lalu. Kejadian-kejadian buruk atau kegagalan-kegagalan berakar dari
pelaksanaan peran yang salah kekuatan-kekuatan dalam atau konflik-konflik
intrapsikis. Melalui terapi ia dapat belajar untuk memahaminya, dan melalui
penyadaran atau Insight akan timbul
pembebasan dari permasalahan yang tersembunyi, simtom-simtom, dan kegagalan
untuk hidup produktif, kehidupan penuh makna. Pada akhir 1940-an muncul
pemikiran baru sebagai alternative berhubungan dengan berbagai hal yang sukar
dilaksanakan dan sukat dipahami dari psikoanalisis, misalnya Nondirective counseling, yang kemudian
dikenal dengan nama Client-centeredTherapy berdasarkan pemikiran Carl
Rogers.
Pemikiran Rogers ini dianggap sebagai wakil yang paling penting untuk
terapi-terapi di luar pendekatan psikodinamik, yang klasik/ortodok atau
pendekatan psikodinamik yang sekedar berorientasi pada psikoanalisis saja.
Banyak jenis terapi yang lain, di antaranya adalah: Ratio-Emotive Therapy dan Ellis,
Gestalt-Therapy dari Perls, Logo Therapy dari Frankl,
dan Transactional Analysis dari Eric Berne.
Sumber:
Pengantar Psikologi Klinis.
Edisi revisi. Prof. Dr. SUTARDJO A. WIRAMIHARDJA, Psi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar