Yang dimaksudkan dengan perilaku manusia ialah segala kegiatan yang dilakukan oleh manusia, baik yang secara langsung dapat diamati, seperti berjalan, melompat, menulis, duduk, berbicara, dan sebagainya, maupun yang tidak dapat diamati secara langsung, seperti berfikir, perasaan, motivasi, dan sebagainya.
Ilmu hanya menangani fakta-fakta yang dapat diamati, yang dapat dilihat, didengar, diraba, diukur, dilaporkan. Karena itu psikologi memusatkan perhatiannya pada perilaku “terbuka”, yang dapat secara langsung diamati, untuk memahami dan menganalisis orang secara langsung diamati, untuk memahami dan menganalisis orang yang dikaji. Bagaimana dengan perilaku yang “tertutup”, yang tidak dapat secara langsung diamati? Bagaimana psikolog dapat mengetahui sesuatu tentang ini? Perilaku yang tertutup ini dapat kita simpulkan melalui ungkapannya ke dalam perilaku yang terbuka. Seseorang yang merasa bahagia mengungkapkan dirinya melalui ekspresi wajahnya, gerakan-gerakannya, perilakunya, ungkapan verbalnya. Tenaga kerja yang senang dengan pekerjaannya akan memperhatikan berbagai macam perilaku yang mencerminkan kesenangannya (setiap kali sibuk menjalankan tugasnya dengan wajah cerah, dalam jam istirahat pun berbicara tentang pekerjaannya dengan rekannya, tidak “menunggu” jam pulang kerja, kalau ditanya tentang pekerjaannya ia menjawab dengan gairah semua pertanyaan, dan sebagainya). Melalui observasi dari perilakunya yang terbuka kita menafsirkan ini mungkin saja terjadi. Tergantung kemahiran psikolog dalam menggunakan metode-metode observasi dan metode pengukuran lainnya yang telah dikembangkan dalam psikologi, apakah ia tepat atau kurang tepat menafsirkan perilaku tertutup dari orang yang ia kaji.
Sumber: Buku Psikologi Industri dan Organisasi. Asher Sunyato Munandar. Penerbit universitas indonesia (UI. Press). 2008
Sumber: Buku Psikologi Industri dan Organisasi. Asher Sunyato Munandar. Penerbit universitas indonesia (UI. Press). 2008
0 komentar:
Posting Komentar