Tujuan terapi psikoanalitik adalah membentuk kembali struktur karakter individual dengan jalan membuat kesadaran yang tak disadari di dalam diri klien. Proses terapeutik difokuskan pada upaya mengalami kembali pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak. Pengalaman-pengalaman masa lampau direkonstruksikan, dibahas, dianalisis, dan ditafsirkan dengan sasaran merekonstruksikan, dibahas, dianalisis, dan ditafsirkan dengan sasaran merekonstruksikan kepribadian. Terapi psikoanalitik menekankan dimensi afektif dari upaya menjadikan ketaksadaran diketahui. Pemahaman dan pengertian intelektual memiliki arti penting, tetapi perasaan-perasaan dan ingat-ingatan yang berkaitan dengan pemahaman diri lebih penting lagi.
Karakteristik psikoanalisis adalah terapis atau analis membiarkan dirinya anonim serta hanya berbagai sedikit perasaan dan pengalaman sehingga klien memproyeksikan dirinya kepada analis. Proyeksi-proyeksi klien, yang menjadi bahan terapi, ditafsirkan dan dianalisis.
Analis terutama berurusan dengan usaha membantu klien dalam mencapai kesadaran diri, kejujuran, keefektifan dalam melakukan hubungan personal, dalam menangani kecemasan secara realistis, sert dalam memperoleh kendalo atas tingkah laku yang impulsif dan irasional. Analis terlebih dahulu harus membangun hubungan kerja dengan klien, kemudian perlu banyak mendengar dan menafsirkan. Analis memberikan perhatian khusus pada penolakan-penolakan klien. Sementara yang dilakukan oleh klien sebagian besar adalah berbicara, yang dilakukan oleh analis adalah mendengarkan dan berusaha untuk mengetahui kapan dia harus membuat penafsiran-penafsiran yang layak untuk mempercepat proses penyingkapan hal-hal yang tak disadari. Analis mendengarkan kesenjangan-kesejangan dan pertentangan-pertentangan pada cerita klien, mengamati mimpi-mimpi dan asosiasi bebas yang dilaporkan oleh klien mengamati klien secara cermat selama pertemuan terapi berlangsung, dan peka terhadap struktur kepribadian dan psikodinamik-psikodinamik itu memungkinkan analisis bisa merumuskan sifat sesungguhnya dari masalah-masalah klien. Salah satu fungsi utama analis adalah mengajarkan arti proses-proses ini kepada klien sehingga klien mampu memperoleh pemahaman terhadap masalah-masalah sendiri, mengalami peningakatan kesadaran atas cara-cara untuk berubah. Dengan demikia, memperoleh kendali yang lebih rasional atas kehidupan sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar