Ellis (1973, hlm, 184) menunjukkan bahwa banyak jalan yang digunakan dalam terapi rasional emotif yang diarahkan pada satu tujuan utama, yaitu: “meminimalkan pandangan yang mengalahkan diri dari klien dan membantu klien untuk memperoleh filsafat hidup yang lebih realitik”. Menurut Ellis, tujuan utama psikoterapis yang lebih baik adalah menunjukkan kepada klien bahwa verbalisasi-verbalisasi diri mereka telah dan masih merupakan sumber utama dari gangguan-gangguan emosional yang dialami oleh mereka.
Terapi rasional emotif mendorong suatu reevaluasi filsofis dan ideologi berlandaskan asumsi bahwa masalah-masalah manusia berakar secara filosofis. Jadi, Terapi Rasional Emotif tidak diarahkan semata-mata pada penghapusan gejala (Ellis, 1967, hlm, 85; 1973a, hlm 172), tetapi untuk mendorong klien agar menguji secara klinis nilai-nilai dirinya yang paling dasar. Jika masalah yang dihadirkan oleh klien adalah ketakutan atas kegagalan perkawinan, sasaran yang dituju oleh terapis bukan hanya pengurangan ketakutan yang spesifik itu, melainkan penanganan atas rasa takut gagal pada umumnya. Terapi rasional emotif bergerak ke seberang penghapusan klien untuk membebaskan dirinya sendiri dari gejala-gejala yang dilaporkan dan yang tidak dilaporkan kepada terapis.
Ringkasnya, proses terapeutik terdiri atas penyembuhan irasionalitas dengan rasionalitas. Karena individu pada dasarnya adalah makhul rasional dan karena sumber ketidakbahagiaannya adalah irasionalitas, maka individu bisa mencapai kebahgiaan dengan belajar berfikir rasional. Proses terapi, karenanya, sebagian besar adalah proses belajar-mengajar.
Sumber: Buku Teori dan Praktek KONSELING & PSIKOTERAPI. Gerald Corey
0 komentar:
Posting Komentar