Istilah atau judul dan tema Psikologi Kesehatan, sering dikatikan dengan Pengobatan Keperilakuan (Behavioral Medicine) yang istilah pengobatan atau Medicine – nya memberi kesan diluar psikologi. Pendapat itu masuk akal, tetapi juga perlu diketahui, bahwa pokok pembahasan ini memang mempunyai kaitan dan bahkan dimulai dari sisi fisik atau dunia kedokteran. Oleh APA Psikologi Kesehatan telah diakui sebagai salah satu bidang dalam Psikologi Klinis pada tahun 1978. Permasalahannya adalah bahwa terdapat berbagai gangguan kesehatan fisik yang ternyata disebabkan oleh kebiasaan dan perlaku umumnya yang salah dari banyak orang ketika melakukan memenuhi kebutuhan – kebutuhannya. Untuk sebagian, terdapat empat bidang kehidupan yang terkenal dengan istilah 4F, yakni food (makanan), fashion (pakaian), fun (kesenangan, rekreasi), dan fund (mencari uang).
Kegiatan – kegiatan tersebut
jelas mengundang unsur utama yang bersifat fisik, tetapi juga jelas tidak lepas
dari latar belakang psikologis. Kondisi ini tampak mengulangi timbulnya
Psikologi Abnormal dan khususnya Psikologi Klinis, yang lahir terutama didorong
oleh kebutuhan kedokteran (khususnya psikiatri) akan keterangan psikologis
untuk keadaan pasien psikiatris yang dihadapinya, yang tidak ada dalam disiplin
kedokteran. Sebagai contoh, adanya masalah perilaku berobat penderita. Diabetes
Melilitus, yang dipenuhi oleh disiplin yang tinggi, baik makan – minum dan
makan/minum obat, olah raga dan kebiasaan berperilaku dari hari ke hari, dan
jam ke jam. Cara penanganan psikologi terhadap mereka tampak seperti seorang coach olah raga yang mensupervisi setiap
atlet.
Selanjutnya, penyebab – penyebab
gangguan fisik itu mempunyai kaitan erat dengan pola perilaku atau kemudian
melebar menjadi gaya hidup (life style).
Jenis gangguan yang dimaksud dalam hal ini, di Amerika Serikat (Brannon dan
Feist, 2004; Rice, 1998: dalam Trull, 2005) terutama meliputi penyakit kronis
seperti jantung, kanker, dan stroke. Akibat dari hal tersebut, 13% GDP Amerika
Serikat digunakan untuk menangani gangguan – gangguan jenis ini.
Banyak negara berkembang yang
masyarakatnya mengikuti gaya hidup masyarakat yang telah maju, seperti Amerik
Serikat, termasuk Indonesia dengan berbagai alasan, antara lain komunikasi yang
berkjalan searah dari negara maju kenegara tersebut. Juga dalam bentuk rasa
rendah diri, dengan kompensasi meniru tanpa kritik yang cukup tajam, apa yang
sedang berlaku di negara yang telah maju
itu. Pengusaha makan dan minum membangun usaha franchise. Hal ini sejalan dengan dugaan para ahli yang menyatakan
bahwa abad ke – 21, adalah abad informasi atau perkembangan teknologi
komunikasi . hanya dalam hal ini ada yang perlu diamati, bahwa sejalan dengan
prinsip – prinsip entropi dalam fisika, maka banyak dan deras mengalir ke
negara yang masih dan belum berkembang. Sebaliknya kemampuan masyarakat dari
negara yang masih atau belum berkembang untuk bersikap kritis terhadap apa yang
masih dari masyarakat lebih maju, tidak cukup kuat. Jadi tidak mustahil bahwa
efek negatif dari gaya hidup akan lebih besar dirasakan oleh negara berkembang
melalui berbagai tayangan media dan, apalagi kalau pada pada kenyataan
kemampuan ekonomi jauh di bawah masyarakat yang telah maju.
Secara sejaraha manurut Rice, 1998, lahirnya Psikologi
Kesehatan itu didasari oleh adanya dua persprektif yang bersangkutan dengan
kesehatan dan sakit, yakni tradisi biomedis dan prespektif psikologi. Pada
tahun 1910 – an persenyawaan ini dikenal dengan nama “kedokteran
psikisomoatis”. Pada awalnya muatan psikomatika ini sepenuhnya merupakan urusan
psikiatri dan kedokteran. Namun sisi psikologinya makin lama makin besar
berpengaruh, terutama setelah penelitian Holmes
dan Rahe, 1967. Keterangan Lazarus mengenai besarnya pengaruh
stress dalam kejadian kehidupan terdapat kesehatan, dan masalah tipe
kepribadian yang bercirikan bostilitas , sekarang berkembang bipsikologii
(engel, 1988) yang mengemukakan peranan faktof – faktor psikologis dan sosial
terhadap kesehatan dan panyakit .
Sedikit keterangan perlu
diutarakan saat ini psikologi kesehatan telah memasuki tahap kedua temanya,
yakni sebagaimana orang yang sudah mengetahui pola dan gaya hidup yang
berpengaruh buruk pada kesehatan, dapat benar – benar menjauhi kebiasaan itu
dalam perilaku nyata sehari - hari. Ini
masalah kemauan, motivasi, dan niat. Jadi, tugas psikologi saat ini adalah
membangun kemauan untuk melakukan gaya hidup sehat, bukan lagi memberikan
keterangan untuk dipahami masyarakat.
Sumber: Pengantar Psikologi Klinis. Edisi revisi. Prof. Dr.
SUTARDJO A. WIRAMIHARDJA, Psi. (Hlm 155 – 157)
sangat membantu...terima kasih
BalasHapusARTIKEL NYA BAGUS LANJUTKAN LURRR
BalasHapusSangat berguna
BalasHapus