Kumpulan Materi - Individu yang mengalami “gangguan kepribadian skizotipal” (schizotypal personality disorder) memiliki ciri – ciri khas skizofrenia jauh lebih banyak dibandingkan dengan orang yang mengalami gangguan kepribadian schizoid, tetapi simtom – simtomnya tidak begitu berat untuk membenarkan diagnosis skizofrenia. Orang yang menderita gangguan ini memiliki kepercayaan – kepercayaan yang aneh (misalnya ia mungkin berpikir bahwa ia adalah ahli nujum atau memiliki telepati jiwa), secara social aneh dan terisolasi atau memperlihatkan tingkah laku eksentrik atau khas (misalnya ia berbicara kepada dirinya sendiri atau memiliki tata cara atau tingkah laku motor yang aneh) atau tidak member perhatian sedikitpun terhadap penampilannya. Tetapi meskipun simtom – simtom itu ada, namun orang yang mengalami gangguan kepribadian skizotipal tetapi berada pada sisi normal dalam garis yang memisahkan orang – orang normal dari skizofrenia. Misalnya, orang yang mengalami gangguan kepribadian skizotipal mungkin berkata, “Aku merasa seolah – olah ibuku yang sudah meninggal ada dalam ruangan bersamaku.” Dengan kata lain, orang yang menderita gangguan kepribadian skizotipal mengalami ilusi – ilusi, sedangkan orang yang menderita skizofrenia mengalami delusi – delusi. Lagi pula, individu yang menderita gangguan kepribadian skizotipal memiliki pola – pola pembicaraan yang aneh, yakni pola – pola pembicaraan yang menyimpang dan tidak jelas, tetapi ia tidak memiliki distorsi – distorsi yang berat (misalnya gado – gado kata /word salads) seperti yang kelihatan pada orang yang menderita skizofrenia.
Sumber: Kesehatan Mental 2. Yustinus Semiun, OFM (Hal 21)
0 komentar:
Posting Komentar