Kumpulan Materi - Sejarah telah mencatat bahwa timbulnya evolusi industri telah membawa dua perubahan yang fundamental dalma kehidupan perekonomian para pekerja, yaitu:
1. Perubahan dalam produksi barang atau jasa yang beralih dari tangan perseorangan ke tangan perusahaan.
2. beralihnya pengelolahan ekonomi dari sistem feodal dan perorangan yang sifatnya statis menjadi sistem yang sifatnya “impersonal” dan dinamik.
Dalam usaha menghasilkan barang terjadi perubahan yang sangat penting karena sebelum revolusi industri, baik di bidang pertanian maupun industri seseorang menghasilkan sendiri barang produksinya. Dengan tenaga sendiri yang dapat dikendalikannya, ia mengubah bahan baku atau bahan mentah menjadi produk yang dapat digunakan sendiri atua yang dapat ditukarkannya dengan barang lain yang dibutuhkannya. Atau menjual barang yang dihasilkannya dan dengan uang yang diterimanya membeli barang yang diperlukannya. Contoh yang sangat sederhana adalah kegiatan seorang tukang sepatu. Seorang tukang sepatu akan mengolah kulit binatang sebagai bahan baku sedemikian rupa sehingga berubah bentuknya menjadi sepatu dengan nilai tambah dibandingkan dengan nilainya sebagai kulit. Akan tetapi dalam era setelah revolusi industri, sepatu tidak lagi dihasilkan oleh perorangan akan tetapi oleh perusahaan. Suatu perusahaan sepatu akan terdiri dari berbagai bagian atau komponen seperti bangunan, mesin-mesin, bahan dan tenaga kerja. Tenaga kerja pun akan terdiri dari berbagia kelompok seperti kelompok manajemen dan para pekerja. Tergantung pada besar kecilnya perusahaan, kelompok manajemen dapat terdiri dari manajemen puncak, manajemen tingkat menengah dan manajemen tingkat rendah. Para pekerja pun akan digolongkan kepada berbagai kelompok kerja seperti pembuat sepatu, staf perkantoran, tenaga penjual, tenaga perencana, tenaga peneliti, tenaga yang mengelola sumber daya manusia, tenaga kerja pengelola keuangan, tenaga yang bergerak di bidang promosi dan lain sebagainya. Artinya kehidupan organisasional semakin rumit. Menghasilkan barang dan jasa tertentu tidak dapt lagi diselesaikan hanya oleh seorang, akan tetapi oleh beberapa orang karena penyelesaikan satu tugass tertentu memerlukan spesialisasi tertentu pula.
Perubahan-perubahan organisasional yang terjadi dan terus berlangsung setelah revolusi industri mempunyai tiga jenis akibat langsung paa kehidupan para pekerja. Pertama: Manfaat keterampilan seorang pekerja dalam kaitannya dengan pemuasan kebutuhannya hanya melihat apabila keterampilan itu disalurkan melalui suatu organisasi. Kedua: Adalah di luar kemampuan seorang pekerja untuk memiliki dan mengendalikan perusahaan. Berarti masuknya seseorang ke dalam suatu perusahaan adalah sebagai pekerja, bukan sebagai pemilik. Ketiga: Timbulnya spesialisasi dan mekanisasi mengakibatkan mudahnya tenaga kerja diganti, baik oleh tenaga kerja yang lain maupun oleh mesin.
Perubahan yang pertama berakibat pada adanya keharusan dan tuntutan hidup seseorang untuk menggabungkan diri dengan suatu perusahaan agar dapat memuaskan berbagai kebutuhannya. Perubahan yang kedua menyebabkan seseorang menjadi penerima dan bukan pemberi perintah. Perubahan yang ketiga menumbuhkan pandangan bahwa seorang pekerja menjadi kurang penting peranannya karena orang lain atau mesin dengan mudah dapat “mengambil alih” peranan yang dimainkannya. Harus ditegaskan bahwa dalam hubugan ini ditinjau dari segi harkat dan martabat manusia, pandangan demikian adalah pandangan yang kurang tepat.
Perubahan penting yang kedua sebagai salah satu akibat timbulnya revolusi industri ialah lahirnya sistem pengelolaan perekonomian yang dinamik, mobil dan “impersonal”. Perubahan itulah yangkemudian melahirkan sistem kapitalisme dan teori “kekuatan pasar”. Sebelum lahirnya revolusi industri, sistem kehidupan masyarakat diliputi oleh suasana solidaritas sosial yang tinggi. Setiap orang mempunyai tugas yang harus dilakukannya bagi masyarakat dan, sebaliknya, masyarakat berkewajiban untuk memuaskan berbagai kebutuhan para anggotanya. Lahirnya revolusi industri ternyata mengubah filsafat itu sehingga timbul pendapat yang mengatakan bahwa dalam sistem kapitalisme terjadilah “penghisapan” sekelompok manusia – dalam hal ini para pemilik modal – terhadap manusia lainnya, yaitu para pekerja yang bukan pemilik modal. Bahkan sesungguhnya, kenyataan demikianlah yang sering menimbulkan ketidakserasian hubungan kerja antara majikan dan para pekerja.
Sumber: Umam K. (2012). Perilaku organisasi. Bandung: CV. Pustaka Setia. (Hal 333-335).
0 komentar:
Posting Komentar