GANGGUAN IDENTITAS DISOSIATIF - Kumpulan Materi
Breaking News
Loading...
Minggu, 15 Januari 2012

GANGGUAN IDENTITAS DISOSIATIF

17.25

Gangguan ini juga sering dikenal sebagai gannguan kepribadian ganda (multiple personality disorder, MPD). Gangguan identitaas disosiatif merupakan suatu gangguan yang bersifat kontroversial yang ditandai oleh munculnya dua atau lebih kepribadian yang berbeda dari diri seseorang, setiap kepribadian memiliki nama dan karakteristik kepribadiannya masing-masing dahulu dikenal nama gangguan kepribadian ganda.

Kontroversi gangguan kepribadian ganda.
Kasus kepribadian ganda yang sering ditunjukkan diberbagai acara televisi, buku-buku populer, dan film-film seperti the three faces of eve sybil telah menarik perhatian masyarakat umum selama tahun-tahun dan masih sering dimunculkan kembali. Pada tahun 2005, Robert Oxnam menulis sebuah buku yang mengatakan bahwa ketergantungan terhadap alkohol, bulimia, dan kemarahan merupakan hasil dari 11 kepribadian yang tua, muda, wanita, maupun pria. Terdapat dua pandangan mengenai kepribadian ganda diantara kalangan tenaga kesehatan profesional, dimana satu kelompok memiliki pemikiran bahwa kepribadian ganda merupakan suatu yang umum, sering kali tidak dikenali, atau salah didiagnosis. Mereka menyakini bahwa gangguan tersebut bermula sejak masa kanak-kanak, sebagai suatu cara untuk mengatasi trauma, seperti tindakan kekerasan (Gleaves,1996). Menurut pandangan ini, trauma menyebabkan suatu “pemisahan”(disosiasi) mental dimana satu kepribadian akan muncul untuk mngalami pengalaman-pengalamanyang buruk. para penderita gangguan kepribadain ganda sering kali digambarkan sebagai individu yang menjalani kehidupan selama beberapa tahun dengan beberapa perubahan yang tidak mereka sadari hingga menjalani terapi.

Pada sisi lainnya, terdapat kelompok yang menyakini bahwa sebagian besar kasus gangguan kepribadian ganda secara tidak disarari muncul akibat dari interaksi yang terjadi diantara pelaku para praktisi klinis dengan klien mereka yang memiliki kerentanan yang disebabkan oleh masalah-masalah psikologis yang mereka miliki (Lilienfeld & Lohr, 2003). Mereka menunjukkan bahwa pada sebelum tahun 1980-an, hanya sedikit kasus gangguan kepribadian ganda yang terdiagnosis diseluruh dunia, namun pada pertengahan tahun 1990-an, hanya sedikit gangguan kepribadian ganda, yang terdiagnosisi di seluruh dunia, namun pada pertengahan tahun 1990-an jumlah kasus gangguan kepribadian ganda dilaporkan meningkat menjadi puluhan ribu. Gangguan kepribadian ganda menjadi sebuah bisnis yang menguntungkan dan bemberikan keuntungan bagi banyak rumah sakit yang membuka klinis gangguan kepribadian ganda, para terapi yang memilki gangguan ini mereka rawat, serta para psikiatri dan pasien yang terjadi penulis buku yang masuk pada ketegori buku terlaris. Mereka yang bersikap skeptis berfikir bahwa peningkatan jumlah kasus yang tiba-tiba merupakan simbol yang menunjukkan bahwa peningkatan jumlah kasus yang tiba-tiba merupakan simbol yang menunjukkan bahwa gangguan tersebut didiagnosis secara berlebihan dan sembrono. Para psikiatri klinis yang sangat meyakini persebaran gangguan kepribadian ganda, bahkan mungkin telah menciptakan gangguan tersebut dalam diri klien mereka melalui teknik-teknik sugestif, seperti hipnosis, dan melalui kekuatan kekuatan sufesti, yang terkadang bersifat memaksa (Merskey, 1995, Rieber, 2006, Spanus, 1996).

Richard Kluft (1987), seorang psikiatri, yang menyatakan bahwa usaha untuk menentukan keberadaan gangguan kepribadian ganda (yang berarti usaha untuk membuat seseorang menunjukkan kepribadian “disosiatif”) mungkin membutuhkan “wawancara yang berlangsung terus-menerus selama 2,5 hingga 4 jam. Mereka yang diwawancara tidak diizinkan beristirahat untuk mengembalikan ketenangan mereka. Pada salah satu awal yang menujukkan kepribadian disosiatif dicatat pada jam keenam, dan perpindahan keribadian secara definitif dan spontan dicatat pada jam delapan. “minta ampun! setelah delapan jam menjalani ”wawancara terus-menerus” tanpa beristirahant sama sekali, bukankah sebagian besar dari kita akan melkukan apa yang diinginkan oleh pewawancara?

Para praktisi klinis yang melakukan interograsi seperti itu menyetakan bahwa mereka hanya sekedar mengizinkan keribadian lain untuk memunculkan dirinya. Namun, dalam berbagai kasus malapraktik di seluruh negara, bedasarkan kesaksian yang diberikan oleh sejumlah ahlidalam bidang bidang psikologi dan psikiatri, pengadilan telah memutuskan bahwa psikiatri klinis itu telah menciptakan kepribadian melalui sugesti yang terkandung melalui intimidasi (Loftus, 1996). Sejumlah klinik gangguan kebribadian ganda yang terdapat dirumah sakit kemudian ditutup, para psikiatris menjadi lebih berhati-hati, dan jumlah kasus gangguan kepribadian ganda mengalami penurunan hanya dalam waktu yang singkat.

Penjelasan sosiokognitif, tidak ada seorangpun yang meragukan bahwa individu yang bermasalahdan sangat imajinatif, mampu mangahsilkan sejumlah “kepribadian” yang berbeda-beda, apabila mereka diminta untuk melakukan hal tersebut. Namun penjelasan yang diminta untuk melakukan hal tesebut. Namun penjelasan yang dimiliki sosiokognitif mengenai gangguan kepribadian ganda menyatakan behwa fenomena tersebut hanya merupakan bentuk ekstrem dari kemampuan tersebut hanya merupakan bentuk eksterm dari kemampuan yang miliki untuk menunjukkan aspek berbeda dari kepribadian kita pada orang lain.( Llienfield, 1999). Menurut pandangan sosiokognitif, diagnosis dari gangguan kepribadian ganda memberikan suatu cara yang relatif yang diterima oleh kultur, bagi mereka bermasalah dalam merasionalisasikan masalah –masalah yang kita miliki (Hacking, 1995: Showalter,1997). Hal tersebut membuat mereka merasa bertanggung jawab atas perilaku seksual atau kriminalitas yang mereka sesali pada saat itu atau yang pada saat mereka dianggap sebagai suatu perilaku yang sangat memalukan, mereka dapat mengatakan pada orang lain bahwa “kepribadian mereka yang lainnyalah yang telah melakukan perilaku tersebut.” Pada akhirnya, para terapis yang memang mencari gangguan keribadian ganda akan menghargai dan memperhatikan pasien-pasien seperti itu, dan berharap dapat menemukan kepribadian-kepribadian lainnya yang terdapat dalam diri pasien tersebut (paper & Merskey, 2004).

Tentunya, meskipun gangguan ini tergolong jarang terjadi, namun terdapat banyak contoh yang logis dan sah dari gangguan tersebut. Namun, bahkan penulis dari bbuku the three faces of evo, menjadi barhati-hati dengan mempublikasiakn terhadap media ddan bertambahnya jumlah kasus yang dipertanyakan. Tiga puluh tahun kemudian, mereka melaporkan bahwa dari ratusan kasus kemungkinan terjadinya gangguan kepribadian ganda yang dilaporkan pada mereka selama periode tersebut, hanya satu kasus yang sepertinya benar-benar merupakan kasusu gangguan kepribadian ganda (Thigpen & Clecky, 1984). Oleh karena itu, setiap kasus harus dipelajari dengan sangat berhati-hati. Cerita mengenai gangguan kepribadian ganda telah mengajarkan kita untuk berfikir kritis mengenai suatu gangguan yang menjadi tren, untuk mempertimbangkan penejelasan-penjelasan lainnya, untuk meneliti asumsi dan bias, serta untuk menuntut fakta atau bukti yang benar.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

 
Toggle Footer