HUBUNGAN BELAJAR DENGAN MENGHAFAL DAN INGATAN - Kumpulan Materi
Breaking News
Loading...
Selasa, 20 Maret 2012

HUBUNGAN BELAJAR DENGAN MENGHAFAL DAN INGATAN

22.14
Menurut pandangan psikologi kuno, belajar ditafsirkan sebagai menghafal (Effendi & Praja, 1993). Oleh karena itu, belajar dilakukan semata-mata dengan menghafal. Hasil belajar ditandai dengan hafalnya seseorang tentang meteri yang dipelajarinya.
Bahwa antara belajar dan menghafal terdapat hubungan timbal balik, memang benar. Namun, belajar dalam arti sesungguhnya, sebetulnya berbeda dengan menghafal. Menghafal hanya merupakan sebagian dari kegiatan belajar secara keseluruhan. Persamaannya adalah keduannya menyebabkan perubahan dalam diri individu.

Menghafal erat hubungannya dengan proses mengingat, yaitu proses untuk menerima, menyimpan, dan memproduksikan tanggapan-tanggapan yang telah diperolehnya melalui pengamatan (antara lain melalui belajar). Menghafal adalah kemampuan untuk memproduksikan tanggapan-tanggapan yang telah tersimpan secara cepat dan tepat, sesuai dengan tanggapan-tanggapan yang diterimanya.

Dalam menghafal, aspek perubahannya terbatas dalam kemampuan menyimpan dan memproduksikan tanggapan. Adapun dalam belajar, perubahan itu tidak saja dalam hal kemampuan tersebut, namun juga meliputi perubahan tingkah laku lainnya, seperti sikap, pengertian, skills, dan sebagainya. Dengan demikian, belajar akan berhadil dengan baik jika disertai kemampuan menghafal.
Sementara itu, sekalipun dalam belajar, kita menuju pengertian, tidak dapat kita abaikan peranan ingatan dalam hal ini. Bahkan, apa yang kita mengerti, apa yang kita alami sendiri, itu mudah kita ingat dan sukar kita lupa.

Dengan demikian, jelas, antara proses-proses belajar dan ingatan terdapat hubungan yang erat. Tidak mungkin kita dapat mempelajari sesuatu tanpa tersangkutnya fungsi ingatan sebagai salah satu aspek atau fungsi psikis. Belajar tanpa memori, tanpa mengingat apa yang dipelajari adalah nonsens, tidak ada artinya. Dengan belajar, kita bermaksud mendapatkan sesuatu, ini tidak mungkin tanpa pertolongan ingatan. Ingatan yang kaya dan kuat sangat berjasa sekali proses belajar.

Proses belajar telah kita ketahui mempunyai hubungan yang erat dengan pengertian perubahan. Berbagai perubahan ini dialami secara setapak demi setapak, yaitu suatu rangsangan dipersepsikan, kemudian diingat atau dicamkan, baru kemudian menginjak tahap proses pengecaman misalnya, suatu rangsangan itu sangat berkesan. Dengan proses yang sifanya berurutan ini, kita dapat mempelajari sesuatu secara keseluruhan.

Manusia sebagai pribadi, tidak saja dikenai oleh pengaruh-pengaruh dan proses-proses pada waktu ini, atau yang akan datang saja, tetapi dikenai pula oleh sesuatu yang pernah dialami, oleh pengalaman-pengalaman yang tertinggal pada dirinya dan memungkinkan untuk mengaktifkan kembali.

Mengaktifkan kembali segala apa yang pernah dialami atau diamati, sebenarnya bergantung dari fungsi-fungsi ingatan pada diri kita. Tertinggalnya jejak-jejak ingatan ini dlama kesadaran kita adalah hakikat dari fungsi ingatan. Dengan demikian, sebenarnya ingatan meliputi diperolehnya kesan-kesan (impression) dan pengalaman-pengalaman, kemudian pencaman kesan-kesan ini, dan akhirnya mengeluarkan kembali dalam kesadaran.

Masalahnya sekarang, bagaimana agar kemampuan yang ada pada diri kita dapat digunakan sebaik-baiknya dalam proses belajar kita? Dalam hal ini Poespoprodjo (1969) memberikan beberapa petunjuk sebagai berikut:
  1. Sebelum anda mulai, tanamlah selalu keinginan kuat untuk mengingat yang harus atau hendak diingat. Sesuatu akan melekat pada ingatan anda bila anda memang menghendaki mengingatnya. Akan tetapi, pastikan apa yang hendak anda ingat-ingat. Mengingat segala sesuatunya adalah tidak mungkin, karena tidak semua perlu diingat.
  2. Buatlah apa yang anda ingat itu mempunyai arti sebesar mungkin. Aturlah terlebih dahulu apa yang hendak anda ingat. Arahkan pikiran pada hal tersebut. Sering pikirkanlah. Bila mengulang, gunakanlah kalimat kunci yang dapat menarik keluar seluruh rantai.
  3. Mengetahui rantai hubungan diperlukan untuk ingatan. Ini memudahkan kerjanya ingatan. Dan kita memasukkan hal berguna dalam proses belajar.
  4. Perkaya dan perdalam dengan membaca buku-buku yang ada sangkut pautnya.
  5. Karena ingatan tanpa campur tangan akal budi bisa bekerja onfeilbaar, tanpa salah sedikit pun, bila pada permulaan anda menemukan suatu kesalahan, segeralah mengambil tindakan menyingkirkan kesalahan tersebut. Gantilah dengan benar. Segeralah! Jangan sekali-kali membiarkan kesalahan tadi berkecambah dan berakat dalam ingatan anda. Sangat berbahaya.
  6. Jangan memusatkan terlalu banyak bahan pada ingatan. Ini mematikan kerja akal budi dan menggangu perhatian. Ingatlah baik-baik hal yang pokok, esensial, lebih-lebih untuk menolong anda maju nantinya. Pikiran bisa lumpuh karena terlalu sarat muatan ingatan. Seperti makan terlalu banyak, merusak kesehatan. Kita memakai memori untuk hidup.
  7. Jangan menyimpan hal-hal yang tidak ada hubungannya. Ini tidak berguna hanya meracuni.
  8. Jangan menimbun materi, kemudian memompanya dalam ingatan. Hal tersebut memerkosa kodrat, dan kita cepat lupa semuanya. Ingatlah, ingatan mempunyai waktunya sendiri. Bagi anda, mana waktu yang terbaik bagi kerja memori. Yang biasa ialah di akhir hari, ketika keadaan tanang, dan esok harinya dikontrol kembali. Gunakanlah pada waktu-waktu singkat untuk mengadakan kontrol. Memorasi dengan menggunakan waktu singkat tetapi sering frekuensinya adalah lebih efisien.


Sumber: Buku Psikologi Umum. Drs. Alex Sobur, M. Si.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

 
Toggle Footer