Teman2 mungkin pernah mengalami hal seperti ini, "enam bulan setelah memulai periode pubertas, menstruasiku tiba2 berhenti".
Wanita menopause, itu pasti. Hilangnya kemampuan reproduksi akibat
perubahan hormon seiring penuaan ini, umumnya menimpa wanita usia 45
tahun ke atas. Lantas, bagaimana dengan Amanda Lewis, wanita asal
Inggris, yang menopause di usia 13 tahun?
Seperti dikutip mirror.co.uk, Lewis hanya mengalami beberapa kali menstruasi sepanjang hidupnya. "Enam bulan setelah aku memulai periode pubertas, menstruasiku tiba-tiba berhenti. Awalnya aku tak berpikir apa-apa, hanya menduga menstruasi tidak lancar," ujarnya.
Seiring berhentinya periode menstruasi itu, Lewis mulai mengalami perubahan kondisi fisik yang membuat orangtuanya mulai curiga. Ia mengalami kenaikan berat badan hingga hampir dua kali lipat, selalu merasa gerah di malam hari, dan mudah emosi.
"Sementara teman-teman saya sedang menikmati kehidupan remaja normal, saya merasa seperti seorang wanita setengah baya," ujar wanita yang kini berusia 24 tahun itu.
Dokter juga mulanya hanya menganggapnya gangguan menstruasi biasa. "Dokter mengatakan untuk kembali dalam enam bulan, 12 bulan kemudian, lalu 18 bulan kemudian. Tapi aku tetap tak menstruasi lagi," ujarnya.
Dan, kecurigaan orangtuanya terjawab ketika Lewis berusia 20 tahun. Ia didiagnosis premature ovarian failure (POF). "Satu hal yang menempel dalam pikiranku, aku tidak akan pernah memiliki keluarga. Di usia itu saya hancur," ujarnya
Di dunia medis, kasusnya dianggap ekstrim dan langka. Diperkirakan hanya sekitar satu persen wanita mengalami POF yang sulit dijelaskan pemicunya. Dan, hanya sekitar enam persen wanita yang mengalami menopause sebelum usia 40 tahun.
Menopause ditandai dengan perubahan hormonal akibat berkurangnya produksi estrogen. Kondisi ini tak hanya memengaruhi kesuburan, tapi juga meningkatkan risiko tulang rapuh, serangan jantung, dan stroke. Dan, belum ada penjelasan medis yang cukup detail tentang menopause dini.
Sumber: ViVanews.com
Seperti dikutip mirror.co.uk, Lewis hanya mengalami beberapa kali menstruasi sepanjang hidupnya. "Enam bulan setelah aku memulai periode pubertas, menstruasiku tiba-tiba berhenti. Awalnya aku tak berpikir apa-apa, hanya menduga menstruasi tidak lancar," ujarnya.
Seiring berhentinya periode menstruasi itu, Lewis mulai mengalami perubahan kondisi fisik yang membuat orangtuanya mulai curiga. Ia mengalami kenaikan berat badan hingga hampir dua kali lipat, selalu merasa gerah di malam hari, dan mudah emosi.
"Sementara teman-teman saya sedang menikmati kehidupan remaja normal, saya merasa seperti seorang wanita setengah baya," ujar wanita yang kini berusia 24 tahun itu.
Dokter juga mulanya hanya menganggapnya gangguan menstruasi biasa. "Dokter mengatakan untuk kembali dalam enam bulan, 12 bulan kemudian, lalu 18 bulan kemudian. Tapi aku tetap tak menstruasi lagi," ujarnya.
Dan, kecurigaan orangtuanya terjawab ketika Lewis berusia 20 tahun. Ia didiagnosis premature ovarian failure (POF). "Satu hal yang menempel dalam pikiranku, aku tidak akan pernah memiliki keluarga. Di usia itu saya hancur," ujarnya
Di dunia medis, kasusnya dianggap ekstrim dan langka. Diperkirakan hanya sekitar satu persen wanita mengalami POF yang sulit dijelaskan pemicunya. Dan, hanya sekitar enam persen wanita yang mengalami menopause sebelum usia 40 tahun.
Menopause ditandai dengan perubahan hormonal akibat berkurangnya produksi estrogen. Kondisi ini tak hanya memengaruhi kesuburan, tapi juga meningkatkan risiko tulang rapuh, serangan jantung, dan stroke. Dan, belum ada penjelasan medis yang cukup detail tentang menopause dini.
Sumber: ViVanews.com
0 komentar:
Posting Komentar