Dalam
kehidupan masyarakat Indonesia, salah satu pepatah yang sering kita
dengar adalah “berakit-rakit ke hulu, besenang-senang kemudian”.
Pepatah tersebut mengandung makna bahwa jika ingin berprestasi, maka
prestasi itu harus dicaai lewat kerja keras dan usaha tanpa kenal
lelah karena sukses tidak datang dengan sendirinya. Apabila pepatah
tersebut diyakini dan kemudian dijadikan pegangan hidup seseorang,
maka ia berkembang menjadi “pandangan hidup” yang oleh Bung
Karno disebut sebagai
levensbeschouwing.
Apabila
pandangan hidup tersebut memiliki kebenaran dan diyakini dapat
mengantar kepada kehidupan yang sejahtera dan bahagia, maka ia dapat
dikembangkan menjadi pandangan hidup masyarakat, bangsa, dan negara,
bahkan dunia sehingga disebut Welstanschahuung.
Jeman pada masa Hitler
mengangkat Nationalsozialistische Welstanschahuung
sebagai dasar negaranya, Jepang Tennoo Koodoo Seishin,
Cina pada masa Sun Yat Sen
San Min Chui, dan
bangsa Indonesia Pancasila sebagai
Welstanschahuung-nya.
Karena nilai yang terkandung di dalam Pancasila tidak lain adalah
kristalisasi dari nilai-nilai yang terdapat dalam berbagai pandangan
hidup masyarakat adalah kristalisasi dari nilai-nilai yang terdapat
dalam berbagai pandangan hidup masyarakat maka sesungguhnya Pancasila
itu sendiri mencerminkan pandangan hidup bangsa Indonesia.
Nilai-nilai tersebut nyata hidup di dalam masyarakat dan dipengaruhi
sebagai pegangan dalam bersikap dan bertingkah laku serta menentukan
tindakan dalam menghadapi berbagai persoalan pegangan hidup di dalam
masyarakat dan dipergunakan sebagai pegangan dalam bersikap dan
bertingkah laku serta menentukan tindakan dalam menghadapi berbagai
persoalan. Dengan kata lain, Pancasila digunakan sebagai petunjuk
arah semua kegiatan atau aktivitas hidup dan kehidupan di dalam
segala bidang. Semua tingkah laku dan perbuatan setiap manusia
Indonesia harus dijiwai dan merupakan pancaran dari sila-sila
Pancasila.
Adapun nilai-nilai yang terkristalisasi dari kehidupan nyata
masyarakat Indonesia seantero bumi Nusantara adalah sebagai
berikutnya
No
|
Nilai-nilai
|
Uraian
|
Keterangan
|
1
|
Kedamaian
|
Merupakan situasi yang menggambarkan tidak adanya
konflik dan kekerasan. Segala unsur terlihat dalam suatu proses
sosial yang berlangsung secara selaras, serasi, dan seimbang
sehingga menimbulkan keteraturan, ketertiban, dan ketentraman.
Segala kebutuhan yang diperlukan oleh manusia dapat dipengaruhi
sehingga tidak terjadi perebutan kepentingan.
|
Hal itu akan dapat terwujud bila segala unsur
yang terlibat dalam kegiatan bersama mengendalikan diri.
|
2
|
Keimanan
|
Adanya suatu sikap yang menggambarkan keyakinan
akan adanya kekuatan transendental yang disebut Tuhan Yang Maha
Esa. Dengan keimanan, manusia yakin bahwa Tuhan menciptakan dan
mengatur dalam semesta.
|
Bahwa apapun yang terjadi di dunia adalah atas
kehendak-Nya, dan manusia wajib menerima dengan ikhlas
|
3
|
Ketakwaan
|
Merupakan sikap berserah diri secara ikhlas dan
rela kepada Tuhan Yang Maha Esa, bersedia tunduk dan mematuhi
segala perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya.
|
Manusia yang diciptakan Tuhan adalah sama, yang
berbeda adalah kadar iman dan ketakwaannya.
|
4
|
Keadilan
|
Suatu sikap yang menempatkan makhluk dengan
segalam permasalahannya sesuai dengan hak dan kewajiban serta
hakikat dan martabatnya secara proporsional yang diselaraskan
dengan peran, fungsi, dan kedudukannya.
|
Setiap orang diperlukan sama dan memperoleh
kesempatan yang sama sesuai potensi masing-masing.
|
5
|
Keselarasan
|
Adalah keadaan yang menggambarkan keteraturan,
ketertiban, dan ketaatan karena setiap makhluk melaksanakan peran
dan fungsinya secara tepat dan proporsiona, sehingga timbul
suasana yang harmoni, tenteram, dan damai. Masing-masing ada
keadaan untuk memahami lingakungan serta terasa suasana nikmat dan
damai
|
Demi menuju keselarasan hidup, maka dalam
berhubungan dengan orang lain telah dikembangkan sikap dan
perilaku “pengendalian diri”.
|
6
|
Keberadaban
|
Merupakan keadaan yang menggambarkan setiap
komponen yang dalam kehidupan bersama berpengang pada keberadapan
yang mencerminkan nilai luhur budaya bangsa.
|
Beradab apabila nilai-nilai Pancasila
direalisasikan sebagai acuan pola pikir dan pola tindak.
|
7
|
Kesetaraan
|
Adalah suatu sikap yang mampu menempatkan
kedudukan manusia lampu membedakan jender, suku, ras, agama, adat,
budaya, dan lain-lain.
|
Setiap orang diperlakukan sama dan memeperoleh
kesempatan yang sama, sesuai potensi masing-masing.
|
8
|
Persatuan dan Kesatuan
|
Adalah keadaan yang menggambarkan kemajemukan
bangsa Indonesia yang terdiri atas keberanekaragaman komponen
namun mampun membentuk suatu kesatuan yang utuh. Setiap komponen
dihormati dan menjadi integral dalam satu sistem kesatuan bangsa
dan negara Indonesia.
|
Keanekeragaman bangsa Indonesia telah terpatri
dalam bingkai semboyan Bhinneka Tunggal Ika
|
9
|
Mufakat
|
Adalah suatu sikap terbuka untuk menghasilkan
kesepakatan bersama secara musyawarah harus dipegang teguh dan
wajib dipatuhi dalam kehidupan bersama
|
Suatu keputusan dengan musyawarah mufakat akan
memberikan kepuasan di banyak pihak
|
10
|
Kebijaksanaan
|
Adalah sikap yang menggambarkan hasil oalh pikir
dan olah rasa yang bersumber dari hati dan keutamaan.
|
Dengan kebijaksanaan, ada keadilan dan
ketentraman hidup yang dirasakan masyarakat
|
11
|
Kesejahteraan
|
Adalah kondisi yang menggambarkan terpenuhinya
tuntutan kebutuhan manusia, baik kebutuhan lahirian maupun
batiniah, sehingga terwujud rasa puas diri, tenteram, damai, dan
bahagia.
|
Ketentraman dapat terwujud dengan kerja keras
jujur, dan bertanggung jawab
|
Sumber: Pendidikan Kewarganegaraan. Budiyanto. Penerbit erlangga.
mksud dri kesuksesan nya apa ?
BalasHapus