Di indonedia taksonomi Bloon tidak asing lagi dalam penyusunan program kurikulum. Model ini yang meliputi enam tingkat keterampilan berpikir, semula dimaksudkan sebagai dasar untuk mengklasifikasikan sasaran pendidikan. Namun sekarang taksonomi Bloom banyak digunakan untuk pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam kurikulum berdiferensiasi untuk siswa berbakat. Penerapannya didalam kelas tidak membutuhkan banyak biaya atau perubahan dari material dan prosedur yang sekarang.
MODEL
Taksonomi Bloom terdiri dari sasaran untuk enem tingkat perilaku kognitif, yaitu pengetahuan, pemehaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi, lihat tabel 8.1 dan gambar 8.1. Tingkat pengetahuan menyangkut kemampuan siswa untuk menerima dan mengingat informasi. Pemahaman adalah kemampuan untuk mengingat dan menggunakan informasi, tanpa perlu menggunakannya dalam situasi baru atau berbeda. Menerjemahkan, menafsirkan, dan memperhitungkan atau meramalkan kemungkinan, termasuk keterampilan pemahaman. Pada tingkat penerapan, siswa harus mampu menggunakan informasi dengan cara baru atau situasi baru. Keterampilan ini lebih majemukkk dari pada pemahaman karena siswa tidak hanya perlumemahami informasi itu dalam konteks yang asli tetapi mampu menggunakannya dengan cara baru atau berbeda, menunjukkan suatu perkembangan dari asas atau abstraksi. Analisis, yang merupakan tingkat keempat, meliputi kemamuan untuk memisahkan suatu bahan menjadi komponen-komponen untuk melihat hubungan dari bagian-bagian dan kesesuaiannya. Ini sering disebut sebagai awal dari keterampilan bepikir tingkat tinggi. Sintesis, adalah kemampuan untuk menggabung bagian-bagian menjadi keseluruhan yang baru. Tingkat kelima dari taksonomi ini berkenaan dengan kreativitas siswa karena menuntut siswa untuk menggabung unsur-unsur informas atau materi menjadi struktur yang sebelumnya tidak diketahui . tingkat terahir, evaluasi, juga merupakan yang terahir dari tiga tingkat kemampuan berpikir tinggi, dan meliputi kemampuan memebuat pertimbangan atau penilaian untuk membuat keputusan atas dasar internal (keajekan logika, ketepatan) atau eksternal (dibandingkan karya, teori atau prinsip dalam bidang tertentu).
Bagi siswa berbakat didalam kelas, model ini memberikan kerangka untuk mengembangkan kerikulum yang menggunakan keterampilan berpikir di luar keterampilan mengingat dan memproduksi. Dunia nyata menuntut siswa untuk mampu menggunakan informasi dalam lingkungan di luar sekolah dan untuk mampu membuat pertimbangan mengenai perilaku mereka. Oleh karena itu, keterampilan ini jiga harus merupakan bagian dari kurikulum.
“”keterampilan berpikir tingkat tinggi” (analisis, sintesis, evausi) merupakan bagian dari kemempuan kognitif yang harus dikembangkan pada semua siswa, tidak hanya pada siswa berbakat.
Namuan, siswa berbakat mempunyai lebih banyak waktu untuk bekerja pada tingkat tinggi, karena mereka dapat menyelesaikan tugas-tugas yang hanya memerlukan keterampilan mengingat atau memahami lebih cepat. Proporsi waktu yang digunakan untuk keterampilan berpikir tingkat tinggi atau rendah dapat berbeda tergantung pada kapasitas siswa ubtuk menggunakan kemampuan kognitifnya.
Modifiksi Materi, Proses, Produk, dan Lingkungan
Taksonomi Bloom merupakan cara yang memungkinkan mengubah proses pembelajaran. Dengan menggunakan taksonomi ini, pengajar memberi kesempatan kepada siswa untuk memperluas proses-proses pemikiran mereka. Misalnya, dalam pelajaran matematika siswa tidak hanya harus mampu menjumlahkan 500 + 50 (pengetahuan, pemahaman), tetapi mereka juga harus mampu pergi kewarung dan membayar 500 rupiah untuk sepotonng kue dan 50 rupiah untuk satu permen (penerapan) atau menentukan bagaimana mereka mau membelanjakan 550 rupiah (evaluasi).
Sangatlah menarik untuk mengamati bagaimana siswa belajar taksonomi ini sebagai konten. Mereka segera mengenal cara bagaimana berpikir, pada tingkat mana pertanyaan yang mereka ajukan, dan sifat kegiatan dimana mereka terlibat. Setelah mengenel klasifikasi ini, mereka meresa tertantang untuk lebih banyak bekerja pada tingkat yang lebih tinggi. Mereka mulai mengajukan pertanyaan yang lebih daan berusaha untuk berfungsi sepenuhnya.
Manfaat Penggunaan Taksonomi Bloom
Kecuali sebagai sistem klasifikasi sasaran belajar, taksonomi Bloom digunakan sebagai cara untuk mengembangkan dan mengevaluasi pertanyaan yang diajukan guru kepada siswa. Biasanya sebagian pertanyaan berada pada tingkat pengetahuan dan pemahaman, sehingga kurang memberi tantangan bagi siswa berbakat. Dengan pengembangan keterampilan untuk mengajukan pertanyaan pada setiap tingkat taksonomi, guru merangsang siswaa untuk lebih menggunakan kemampuan kognitif dan mengembangkan keterampilan berpikir tinggi. Siswa memerlukan latihan dan kesempatan untuk belajar berpikir dengan cara yang efektif. Jika guru belajar untuk mengajukan pertanyaan yang lebih baik, siswa juga akan mengembangkan kemampuannya dalam hal ini. Mula-mula guru dpat menggunakan catatan dengan pertanyaan pada setiap tingkat taksonomi Bloom untuk bahan yang diajarkan. Setelah menpraktekkan hal ini untuk waktu-waktu tertentu, akhirnya menjadi kebiyasaan dan tingkat sulit bagi guru. Tetapi jika mau yakin bahwa pertanyaan yang diajukan mencakup keenam yingkat pemikiran, guru dapat menggunakan tape recorder selama mengajar untuk kemududian dapat mengklasifikasi pertanyaannya sesuai dengan keenam tingkat taksonomi.
Kecuali untuk mengajukan pertanyaan yang baik, taksonomi Bloon dapat digunakan untuk mengembangkan kegatan dan untuk menulis soal-soal ujian. Kegiatan dapat dikembangkan menggunakan tingkat-tingkat yang berbeda dari taksonomi dan yang digunakan dalam pelajaran, atau sebagai tugas khusus diluar kelas. Kunci untuk menyusun kegiatan adalah memasukkan beberapa tingkat dalam setiap kegiatan atau mengusahakan keseimbangan dari semua tingkat untuk sekelompok kegiatan. Kemudian, jika kemahiran siswa dinilai, mereka harus diberi kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya untuk berpikir diluar tingkat pengetahuan dan pemahaman. Keterampilan yang baru dikembangkan itu harus diukur melalui pertanyaan esai, demonstrasi, dan proyek. Taksonomi Bloom mengenai sasaran pendidikan ranah kognitif merupakan model yang relatif sederhana untuk diterapkan dan amat bermanfaat bagi yang menggunakannya: siswa dapat mengembangkan dan menggunakan keterampilan berpikir mereka dan guru dapat mendiferensiasi pembelajaran tanpa perlu memisahkan siswa berbakat dari siswa yang lain. Guru hanya perlu menyesuaikan jumlah waktu untuk setiap tingkat taksonomi dengan tingkat kemampuan siswa. Siswa yang cepat menguasai tingakat-tingkat rendah taksonomi dapat menggunakan lebih banyak waktu untuk tingkat-tingakat rendah taksonomi dapat menggunkan lebih banyak waktu untuk tingkat-tingkatpemikiran ynag tinggi. Dengan demikian, semua siswa memperoleh pembelajaran yang sesuai dalam kerangka kerja yang sama.
Sumber: Kreativitas & Keberbakatan, Strategi
Mewujudkan Potensi Kreatif & Bakat. Prof Dr. S.C. Utami Munandar. (Hal. 235
– 240).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar