Selasa, 05 Februari 2013

RATIONAL EMOTIVE THERAPY (RET)


Kumpulan MateriRET dikembangkan oleh seorang eksistensialis Albert Ellis pada tahun 1962. Sebagaimana diketahui aliran ini dilatarbelakangi oleh filsafat eksistensialisme yang berusaha memehami manusia sebagaimana adanya. Manusia adalah subjek yang sadar akan dirinya dan sadar akan objek – objek yang dihadapinya. Manusia adalah makhluk berbuat dan berkembang dan merupakan individu dalam satu kesatuan yang berarti; manusa bebas, berpikir, bernapas dan berkehendak.

RET yang menolak pandangan aliran psikoanalisis berpendangan bahwa peristiwa dan pengalaman individu menyebabkan terjadinya gangguan emosional. Menurut Ellis bukanlah pengalaman atau peristiwa eksternal yang menimbulkan emosional, akan tetapi tergantung kepada eksternal yang menimbulkan emosional, akan tetapi tergantung kepada pengertian yang diberikan terhadap peristiwa atau pengalaman itu. Gangguan emosi terjadi disebabkan pikiran – pikiran seorang yang bersifat irrasional terhadap peristiwa dan pengalaman yang dilaluinya.

Konsep dasar RET yang dikembangkan oleh Albert Ellis adalah sebagai berikut:
  1. Pemikiran manusia adalah sehat maupun yang tidak, bersumber dari pemikiran itu.
  2. Manusia mempunyai potensi pemikiran rasional dan irrasional. Dengan pemikiran rasional dan inteleknya manusia dapat terbebas dari gangguan emosioanl.
  3. Pemikiran irrasional bersumber pada disposisi biologis lewat pengalaman masa kecil dan pengaruh budaya.
  4. Pemikiran dan emosi tak dapat dipisahkan.
  5. Berpikir logis dan tidak logis dilakukan dengan simbol – simbol bahasa.
  6. Pada diri manusia sering terjadi self – vebalization.yaitu mengatakan sesuatu terus – menerus kepada dirinya.
  7. Pemikiran tak logis – irrasional dapat dikembangkan kepada pemikiran logis dengan terorganisasi persepsi. Pemikiran tak logis itu merusak dan merendahkan diri melalui emosionalnya. Ide – ide irrasional bahkan dapat menimbulkan neurosis dan psikosis. Sebuah contoh ide irrasional adalah “seorang yang hidup dalam masyarakat barus mempersiapkan diri secara kompeten dan adekuat, agar ia dapat mencapai kehidupan yang layak dan berguna bagi masyarakat”. pemikiran lain adalah “Sifat jahat, kejam, dan lain – lain harus dipersalahkan dan dihukum”.


Tujuan Terapi
RET bertujuan untuk memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi, cara berpikir, kenyakinan serta pendangan klien yang irrasional menjadi rasional, sehingga ia dapat mengembangkan diri dan mencapai realisasi diri yang optimal  menghilangkan gangguan emosional yang dapat merusak diri seperti benci, takut, rasa bersalah, cemas, was – was marah, sebagai akibat berpikir yang irrasional, dan melatih serta mendidik klien agar dapat menghadapi kenyataan hidup secara rasional dan membangkitkan kepercayaan diri, nilai – nilai dan kemampuan diri.

Proses Terapi (Konseling)
  1. Konselor berusaha menunjukkan klien kesulitan yang dihadapi sangat berhubungan dengan keyakinan irrasional, dan menunjukkan bagaimana klien harus bersikap rasional dan mampu memisahkan keyakinan irrasional dengan rasional.
  2. Setelah klien menyadari gangguan emosi yang bersumber dari pemikiran irrasional, maka konselor menunjukkan pemikiran klien yang irrasional, serta klien berusaha mengubah kepada kenyakinan menjadi rasional.
  3. Konselor berusaha agar klien menghindari diri dari ide – ide irrasionalnya, dan berkonselor berusaha menghubungkan antara ide tersebut dengan proses penyalahan dan perusakan diri.
  4. Proses terakhir konseling adalah berusaha menantang klien untuk mengembangkan filosofi kehidupannya yang rasional, dan menolak kehidupan yang irrasional dan fiktif.
Beberapa komponen penting dalam perilaku irrasional dapat dijelaskan dengan simbol – simbol berikut:
  1. Activating event atau peristiwa yang menggerakkan individu.
  2. Irrasional Belief, keyakinan irrasional terhadap A.
  3. Irrational Conserquesnces, konsekuensi dari pemikiran irrasional terhadap emosi, melalui self – verbalization.
  4. Dispute irrasional belief, keyakinan yang saling bertentangan.
  5. Cognitive Effect, efek kognitif yang terjadi karena pertentangan dalam keyakinan irrasional.
  6. Behavioral Effect, terjadi perubahan perilaku karena keyakinan irrasional.

Teknik – Teknik Konseling
Layanan konseling RET terdiri atas layanan individual dan layanan kelompok. Sedangkan teknik – teknik yang digunakan lebih banyak dari aliran behavioral therapy.
Berikut ini beberapa teknik konseling RET dapat diikuti, antara lain adalah teknik yang berusaha menghilangkan gangguan emosional yang merusak diri (berdasarkan emotive experiential) yang terdiri atas.
  1. Assertive training. Yaitu melatih dan membiasakan klien terus menerus menyesuaikan diri dengan perilaku tertentu yang diinginkan.
  2. Sosiodrama. Yaitu semacam sandiwara pendek tentang masalah kehidupan sosial.
  3. Self Modeling. Yaitu teknik yang bertujuan menghilangkan perilaku tertentu, dimana konselor menjadi model, dan klien berjanji akan mengikuti.
  4. Social Modeling. Yaitu membentuk perilaku baru melalui model sosial dengan cara imitasi, observasi.
  5. Teknik reinforcement. Yaitu memberi reward terhadap perilaku rasional atau memperkuatnya (reinforce).
  6. Desensitisasi sistematik.
  7. Relaxational.
  8. Self – Control. Yaitu dengan mengontrol diri.
  9. Diskusi.
  10. Simulasi, dengan bermain peran antara konselor dengan klien.
  11. Homework  assignment (metode tugas).
  12. Bibliografi (memberi bahan bacaan).



Sumber: KONSELING INDIVIDUAL Teori dan Praktek. Prof. DR. Sofyan S. Willis (Hal. 75 -78)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar