TEORI MALTHUS - Kumpulan Materi
Breaking News
Loading...
Minggu, 24 September 2017

TEORI MALTHUS

Kumpulan Materi-Population, when ucheched, increases in a geometric ratio. Subsistence increases only in an arithmetical ratio (Malthus, dalam Hardin, ed., 1964: 17).

Penduduk dunia berkembang dengan sangat pesat. Dua abad yang lalu hal ini menimbulkan suatu perdebatan yang hingga kini pun belum berakhir. Perdebatan tersebut berkisar disekitar kamampuan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan makanan penduduk yang jumlahnya kian meningkat itu. Pada tahun 1798 Thomas Robert Malthus, seorang pendeta Kristen yang hidup di Inggris menerbitkan suatu esai berjudul An Essay on The Principle of Population. Inti argument Malthus ialah bahwa jumlah penduduk berkembang menurut deretan ukur sedangkan jumlah bahan makanan yang hanya dapat ditingkatkan menurut dere hitung, sehingga perkembangan penduduk bahan makanan hanya dapat ditingkatkan menurut deret hitung, sehingga perkembangan penduduk yang tak terbentdung akan terbentru pada keterbatasan penyediaan bahan makanan. Menurut Malthus, jumlah penduduk tidak dapt melewati daya dukung sumber daya alam karena adanya berbagai mekanisme pencegah. Mekanisme pencegah yang disebutnya “positive cheks” dan terdiri atas perang, kelaparan dan penyakit akan meningkatkan tingkat kematian sedangkah mekanisme yang dinamakannya “preventive checks” berupa abortus, pembunuhan bayi dan pengendalian kelahiran dan membatasi tingkat kelahiran. Untuk menghindarkan malapetaka yang akan menurunkan kualitas hidup manusia Malthus mengusulkan diterapkannya pengendalian moral—moral restraint—berupa penundaan pernikahan dan pembatasan hubungan seks (lihat Malthus, 1798).

Teori Malthus ini telah dibantah berbagai pihak. Dikemukakan, antara lain, bahwa Malthus tidak dapat meramalkan akan terjadinya revolusi industry dan revolusi dalam teknologi pertanian yang memungkinkan peningkatan produksi bahan makanan yang jauh melebihi peningkatan jumlah penduduk.

Perdebatan antara Malthus dan lawan-lawannya terjadi di kala jumlah penduduk dunia masih berada di bawah 2 miliar. Para masa ini—di kala jumlah ledakan jumlah penduduk (population explosion) menghasilkan penduduk dunia yang pada tahun 2000 jumlahnya melebihi 6 miliar-perdebatan mengenai jumlah penduduk dan penyediaan bahan makanan ini—yang oleh Horton dan Hunt dinamakan “Doomsday debate”­—berkecamuk lagi (lihat Horton dan Hunt, 1984:431-432).





Sumber: Santoso Sunarto K. (2004) Pengantar sosiologi. (Rev. ed.). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. (Hal 168)

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

 
Toggle Footer