EFEKTIVITAS SEL SEBAGAI BARIER - Kumpulan Materi
Breaking News
Loading...
Kamis, 23 November 2017

EFEKTIVITAS SEL SEBAGAI BARIER

Kumpulan Materi Ada beberapa barrier/pembatas pada tempat pertemuan (junction) antara sel. Jika junction sel mengandung, mengakibatkan menjadi jalan yang mudah bagi zat toksik untuk memasuki sel atau organ. Untuk barrier antara darah dan otak, dihubungkan oleh sel endotel dan xenobiotik yang bersifat lipofilik (mudah larut dalam lemak) akan dengan mudha melintasi endolial dan memasuki jaringan otak.

Bayi tidak memiliki ikatan yang kuat antar sel sehingga lebih sensitive terhadap zat toksik dibandingkan pada orang dewasa. Walaupun plasenta memiliki barier yang erat, namun bahan yang bersifat lipotilik akan tetapi dapat melintasinya.

Bahan toksik pestisida yang bersifat lipofilik akan dengan mudah melintasi barier pada glandula mama sehingga dengan mudah pula pestisida akan masuk ke dalam air susu yang mengandung 1% lemak. Namun saat xenobiotik berada dalam air susu, ginjal tidak mampu untuk mengeksresikannya dan satu-satunya jalan keluar adalah melalui bayi. Jaringan lemak merupakan jaringan yang miskin dengna vaskularisasi darah, yang berakibat pada adanya perbedaan tangkapan bahan zenobiotik dengan jaringan lain.

Radistribusi Bahan Xenobiotik

Bahan xenobiotik diredistribusi tergantung waktu. Bahan xenobiotik timbul (Pb) yang diserap melalui makanan akan diresitribusi ke jaringan lain. Redistribusi logam akan lebih mudah ke jaringan yang kaya vaskularisasi (jaringan lunak), dibandingkan dengan redistribusi ke jaringan keras (tulang).

Resirkulasi Enterohepatik

Resikulasi enterohepatik pada dasarnya mengacu pada resikulasi bahan xenobiotik dengan empedu dalam liver menuju ke usus kecil (intestin) dan berpotensi diserap ke dalam peredaran darah. Sebagai contoh, adalah pada karyawan pabrik kepone ditemukan kadar bahan xenobiotik yang cukup tinggi akibat paparan secara kontinyu pada dosis rendah selama hari kerja (8 Jam per hari).







Sumber: Mukono H. J. (2005). Toksikologi Lingkungan. Surabaya: Airlangga University Press. (Hal 22-23)

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

 
Toggle Footer