Kumpulan Materi - Metode Pelaksanaan Biomonitoring, antara lain:
1. Teknik ekstraksi Sedimen,
Teknik tersebut diperlukan untuk sedimen yang berasal dari sungai untuk mengetahui tingkat genotoxcty bahan polutan.
2. pemakaian Gass Cromatography-Mass Spectrometry (GC-MS) dan Bioassay. Kedua metode tersebut dipakai untuk menentukan Polycyclic Aromatic Hidrocarbon (PAH) dan Dioxin pada kegiatan skrening.
3. Teknik Analisis Nuklir
Dipakai untuk menganalisis trance metal dengan cara neutron activation analysis.
Untuk bahan organik tersebut biasanya dilakukan monitoring bahan metabolit yang dikeluarkan bersama urine. Cara tersebut disenangi oleh para pekerja yang mengalami uji laboratorium, sebab hanya memakai sampel urine. Keuntungan lain adalah sampel urine dapat dikumpulkan setiap saat, biasanya akhir kerja shift dan metabolit dalam urine kurang dipengaruhi oleh paparan eksternal.
4. Teknik Immunohisto Kimia
Dipakai untuk mengidentifikasi tingkat toksisitas suatu bahan kimia, dipakai cara sebagai berikut, antara lain:
1) Pengukuran aktivita cytochrome P450
2) Mempelajari DNA-adducts
3) Immobilisasi Biosensor sel ragi
Untuk menilai kualitas lingkungan, Canadian National Contaminated Sites Remediation Program, merekomendasikan cara sebagai berikut:
1) Analisis bakteri tanah dan air tawar
2) Analisis reproduksi cacing tanah
3) Analisis pertumbuhan akar tanaman
4) Bio-assay serangga
5) Bio-assay daphnia
6) Bio-assay ikan dengan sistem bakteri.
Dalam satu model biomonitoring adalah model yang dipakai untuk biomonitoring sistem akuatik. Model tersebut melihat akumulasi dan toksisitas akuatik dari suatu bahan polutan.
Model Biomonitoring
Beberapa model biomonitoring yang dikenal antara lain:
1. Deteksi Mortalitas aphnia magna
Seberapa banyak Daphnia magna yang mati setelah terpapar bahan polutan secara kronis.
2. Model Program Komputer
Model tersebut dipakai untuk simulasi plankton, yaitu memprediksi efek pemakaian insektisida.
3. Model Acid-Volatile Sulfide (AVS).
Model tersebut untuk mendeteksi toksisitas logam berat yang berada di lingkungan.
Metode/cara dan model tersebut di atas adalah untuk mengidentifikasi biomarker.
Faktor Terjadinya Bias
Penentuan biomarker sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor penyebab terjadinya bias dalam penentuan, yaitu:
1. Bias pada waktu seleksi
2. Kesalahan penghitungan
3. Adanya faktor confounding.
Sumber: Mukono H. J. (2005). Toksikologi lingkungan. Surabaya: Airlangga University Press. (Hal. 101-102).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar