Kumpulan Materi - Kalau orang mengadakan orientasi dalam lapangan psikologi kepribadian ini, maka akan nyata bahwa yang dijumpai bukanlah satu teori saja, bukanlah suatu psikologi kepribadian, melainkan bermacam-macam teori, bermacam-macam psikologi kepribadian. Karena itu untuk mendapatkan ikhtisar, kiranya perlu dicoba untuk mengemukakan penggolongan-penggolongan psikologi kepribadian yang telah ada sampai dewasa ini. Ada bermacam-macam kategori yang dapat dipergunakan untuk penggolong-golongan itu. Antara lain dapat mengemukakan seperti yang tersebut sebagai berikut:
1. Atas dasar jalan yang ditempuh atau metode yang dipergunakan dalam menyusun sesuatu teori dalam psikologi kepribadian itu, dapat menyusun menjadi dua macam, yaitu:
- Teori-teori yang disusun atau dasar pemikiran spekulatif, seperti misalnya teori-teori Plato, Kant, ahli-ahli dari aliran Neo-kantianisme, Bahnsen, Queytar, Malapert, dan lain-lainnya lagi, yaitu teori-teori yang disusun terutama oleh para ahli filsafat.
- Teori-teori yang disusun atas dasar data-data dari hasil penyelidikan empiris atau eksperimental, seperti teori-teori Heymans, Feud, Jung, Adler, Eysenk, Rogers, dan lain-lain teori yang dikembangkan pada abad ini.
2. Atas dasar komponen kepribadian yang dipakai sebagai landasan atau titik tolak dalam penyusunan perumusan-perumusan teoritis, dapat kita ketemukan adanya:
- Teori-teori konstitusional, seperti misalnya teori-teori mazhab Italia, mazhab Perancis, Kretschmer, Sheldon, dan lain-lainnya lagi.
- Teori-teori temperament, seperti misalnya teori-teori Kant, Meumann, Enselhans, Heymans, Ewald, dan lain-lainnya lagi.
- Teori-teori ketidaksadaran, seperti misalnya teori-teori Freud, Jung, Adler, dan pengikut-pengikut dari mereka itu.
- Teori-teori faktor, seperti misalnya teori-teori Eysenck, Cattell, dan lain-lainnya lagi.
- Teori-teori kebudayaan, seperti misalnya teori Spranger.
3. Kecuali yang telah dikemukakan di atas itu ada satu dasar penggolong-golongan yang kiranya sangat berguna, yaitu penggolongan atas dasar cara pendekatan (approach). Atas dasar cara pendekatan ini dapat dibedakan adanya dua kelompok teori-teori, yaitu:
- Teori-teori yang mempunyai cara pendekatan tipologis (typological approach), seperti misalnya teori-teori Plato, Hipocrates-Galenus, Enselhans, dan ahli-ahli yang modern seperti misalnya Heymane dan Ewald.
- Teori-teori yang mempunyai cara pendekatan penafsiran (trais approach), seperti misalnya teori-teori Klages, Allport, Rogers, Freud, Jung, Murphy, dan lain-lainnya lagi.
Dengan tidak melupakan kemungkinan adanya overlapping dan ketidakjelasan kiranya untuk kepentingan teknik percobaan, klasifikasi atau penggolong-golongan yang terakhir itu sangat berguna.
Kalau ditinjau dari segi histori, jasi menurut sejarah perkembangannya, kedua cara pendekatan itu bermula pada zaman Yunani Purba. Cara pendekatan tipologi dapat disaksikan bermula pada Plato tetepi garisnya yang jelas terlihat mulai pada Hipocrates-Galenus lewat mazhab Perancis, Kretschmer, sampai pada Sheldon dan ahli-ahli psikologi kepribadian konstitusional yang lain, dan disamping itu terdapat pada garis lewat Kant, ahli-ahli dari golongan Neu-Kantianisme, Mumann, Bahnsen, Heymans, Edwand, dan ahli-ahli di Eropa daratan lainnya. Pada waktu ini teori-teori yang memakai cara pendekatan tipologi ini agak surut perekembangannya.
Ada pun cara pendekatan penafsiran dapat disaksikan bermula pada salah satu seorang murid Aristoteles, yaitu Theophrastus. Setelah dia, teori yang memakai cara pendekatan ini lalu surut, dan baru kemudian dapat dikemukakan lanjutannya pada La Bruyere yang bukunya: Les Caractere (1967) membuat pencandraan seperti yang dilakukan oleh Theophrastus, di samping Theophrastus terdapat ahli-ahli seperti misalnya Aldington, yang dalam bukunya yang berjudul: Book of Character mengumpulkan kurang lebih 500 macam pencadraan kepribadian hasil karya penulis-penulis Perancis dan Inggris sejak Theophrastus sampai abad XVIII juga Gay dengan karyanya :Miniature Picture, menempuh cara pendekatan penafsiran itu. Dewasa ini cara pendekatan penafsiran itu lebih banyak diikuti oleh para ahli, terutama ahli-ahli di daerah Anglo-Saksis.
Ahli-ahli yang menempuh cara pendekatan yang berbeda itu sebenarnya berangkat dari titik yang sama tetapi memakai teknik yang lain, mereka berangkat dari pandangan bahwa kepribadian manusia itu variasinya boleh dikata tak terhingga banyaknya-sebanyak orangnya, tetapi untuk memahami manusia-manusia yang bermacam-macam itu dibutuhkan teknik tertentu. Para ahli yang berpangkal pada cara pendekatan dibutuhkan teknik tertentu. Para ahli yang berpangkal kepribadian manusia itu tiada terhingga banyaknya, namun variasi yang banyak itu hanya beralas kepada sejumlah kecil komponen-komponen dasar, dan dengan menemukan komponen-komponen dasar itu dapat dipahami orangnya. Berdasarkan atas dasar dominasi komponen-komponen dasar itulah dilakukan penggolongan-golongan manusia ke dalam tipe-tipe tertentu. Para ahli yang memakai cara pendekatan penafsiran menanggap bahwa cara pendekatan tipologi itu kurang tepat, sebab dengan menggolong-golongkan manusia ke dalam tipe-tipe itu berarti mengabaikan sifat-sifat khas (individual) yang justru penting dalam psikologi kepribadian. Karena itu ahli yang menempuh cara pendekatan itu berusaha memahami dan menggambarkan individu-individu sebagaimana adanya. Pada garis besarnya mereka membahas kepribadian itu dalam rangka struktur, dinamika, serta perkembangan kepribadian.
Sumber: Buku Psikologi Kepribadian. Drs. Sumadi Suryabrata, B.A., M.A., ED.S., Ph.D.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar