Kesejahteraan
penduduk merupakan sasaran utama dari pembangunan sebagai mana
tertuang dalam GBHN. Semua perencanaan pembangunan harus ditunjang
dengan informasi tentang jumlah penduduk, persebaran, dan susunannya
menurut berbagai kelompok umur penduduk yang relevan dalam
perencanaan tersebut.
Guna
memperoleh landasan yang kuat bagi perencanaan tersebut, diperlukan
proyeksi penduduk yang merupakan perkiraan jumlah penduduk dan
komposisinya pada masa yang akan datang. Proyeksi penduduk bukan
merupakan ramalan jumlah penduduk tetapi merupakan perhitungan ilmiah
yang didasarkan pada asumsi dari komponen laju pertumbuhan penduduk.
Komponen laju pertumbuhan penduduk meliputi kelahiran, kematian dan
perpindahan (migrasi).
Pemerintah
telah melaksanakan berbagai usaha dalam rangka memecahkan masalah
kependudukan. Usaha-usaha yang mengarah pada pemerataan persebaran
penduduk telah dilakukan pemerintah dengan cara permindahan penduduk.
Pulau Jawa ke luar Pulau Jawa melalui program transmigrasi.
Usaha-usaha untuk menekan laju pertumbuhan penduduk telah dilakukan
pemerintah melalui perogram Keluarga Berencana yang dimulai awal
tahun 1970-an.
Dalam
rangka menekankan tingkat kematian penduduk, telah dilakukan usaha
perbaikan tingkat kesehatan masyarakat. Salah satu usaha dalam
pembangunan ini adalah menyelidiki sarana kesehatan yang dapat
dijangkau oleh masyarakat luas, baik dari segi finansial maupun
lokasinya. Sarana kesehatan.
Peningkatan
kesejahteraan penduduk berdampak pada komposisi umur. Makin tua umur
penduduk maka kemampuan untuk bertahan hidup makin tinggi sehingga
piramida penduduk makin gemuk dan pada usia yang lebih tinggi.
Susunan
umur setiap provinsi mengalami perubahan yang cukup besar. Susunan
umum penduduk di Pulau Jawa dan Bali sedikit lebih tua daripada
provinsi lainnya. Sebaliknya, persentase anak umur 0-14 tahun di Jawa
dan Bali jauh lebih rendah daripada provinsi lainnya.
Sumber:
Buku Mengkaji Ilmu Geografi 2. Sugiyanto. Danang Endarto.
0 komentar:
Posting Komentar