HUBUNGAN ANTARA TERAPIS DAN KLIEN (TERAPI EKSISTENSIAL) - Kumpulan Materi
Breaking News
Loading...
Rabu, 04 April 2012

HUBUNGAN ANTARA TERAPIS DAN KLIEN (TERAPI EKSISTENSIAL)

23.26
Kumpulan MateriHubungan terapeutik sangat penting bagi terapis eksistensial. Penekanan diletakkan pada pertemuan antarmanusia dan perjalanan bersama alih-alih pada teknik-teknik yang mempengaruhi klien. Isi pertemuan terapi adalah pengalaman klien sekarang, bukan “masalah” klien. Hubungan dengan orang lain dalam kehadiran yang otentik difokuskan kepada “di sini dan sekarang”. Masa lampau atau masa depan hanya penting bila waktunya berhubungan langsung. Dalam menulis tentang hubungan terapeutik, Sidney journey (1971) mengimbau agar terapis, melalui tingkah lakunya yang otentik dan terbuka, mengajak klien kepada keotentikan. Jourard meminta agar terapis membangun hubungan Aki-Kamu, di mana pembukaan diri terapis yang spontan menunjang pertumbuhan dan keotentikan klien. Sebagaimana dinyatakan oleh Joerard (1971), hlm. 142-150), “memanipulasi melahirkan kontramanipulasi. Pembukaan diri melahirkan pembukaan diri pula”. Ia juga menekankan bahwa hubungan terapeutik bisa mengubah terapis sebagaimana ia mengubah klien. “Hal itu berarti bahwa siapa yang menginginkan ada dan pertumbuhan tidak berubah, tidak perlu menjadi terapis”.



Jourard adalah satu contoh yang baik tentang seorang terapis yang mengembangkan gaya diri yang berorientasi humanistik. Ia menunjukkan bahwa menjadi unik, otentik, dan menggunakan tenik-teknik yang beragam dalam kerangka humanistik adalah suatu hal yang mungkin. Terapis mengundang klien untuk tumbuh dengan mencontoh tingkah laku yang otentik. Terapis mampu menjadi jernih ketika kejernihan itu diperlukan dalam hubungan terapeutik, dan dengan kemanusiawiannya dia menstimulasi klien untuk mengetuk potensinya ke arah yang nyata (reaness). Jourard (1971, hlm. 146)) mengurangikan evaluasinya sendiri sebagai seorang terapis dalam bukunya yang berjudul The Transparent Self:


“Tingkah laku saya sebagai seorang terapis telah berubah secara perlahan tetapi radikal selama beberapa tahun. Saya menjadi pendengar terbaik di antara yang pernah saya alami, bahkan barangkali lebih baik. Kesanggupan saya untuk memberikan empati dan penilaian saya yang menyeluruh sekarang lebih besar dibanding dengan yang saya miliki sebelumnya. Saya merefleksi perasaan-perasaan dan isi sebagaimana yang saya lakukan, tetapi itu dilakukan hanya apabila saya ingin agar klien mengetahui apa yang saya dengar daripadanya. Akan tetapi, kadang-kadang tahu-tahu saya memberikan saran, mengajari tertawa, menjadi marah, menafsirkan, menceritakan khayalan-khayalan sendiri, mengajukan pertanyaan-pertanyaan.....Pendek kata, melakukan apa saja yang timbul dari diri saya sepangjang pertemuan sebagai orang tanggapan terhadap orang lain. Perubahan ini bisa berarti bahwa saya tumbuh sebagai pribadi dan sebagai terapis atau berarti bahwa, melalui kekurangan pengawasan yang ketat, saya tetap mendiskusikan pekerjaan saya dengan rekan-rekan, dan saya tidak terisolasi.”

Jourand tetap berpendapat bahwa jika terapis menyembunyikan diri dalam pertemuan terapi, maka dia dalam tingkah laku tidak otentik yang sama dengan menimbulkan gejala-gejala pada diri klien. Menurut Jourard, cara untuk membantu klien agar menemukan dirinya yang sejati serta agar tidak menjadi asing dengan dirinya sendiri adalah, terapi secara spontan membukakan pengalaman otentiknya kepada pada saat yang tepa dalam pertemuan terapi. Hal itu bukan bahwa terapis harus mengehentikan penggunaaan teknik-teknik, diagnosis-diagnonis, dan penilaian-penilaiannya, melakukan terapi harus sering menyatakan atau menyampingkan kepada klien dia tidak ingin mengungkapkan apa yang dipikirkan atau dirasakannya.





Sumber: Buku Teori dan Praktek KONSELING & PSIKOTERAPI. Gerald Corey

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

 
Toggle Footer