Kalau psikologi klinis diminta untuk membuat asesmen, terdapat banyak kemungkinan sasaran atau target yang
diusahakannya. Psikologi klinis dapat memusatkan perhatian terhadapat (1)
disfungsi (psikologis) individual, memerhatikan abnormalitas atau kekurangan
dalam aspek pikiran, emosi, atau tindakannya. Dalam kasus-kasus lain, bias jadi
mereka memusatkan perhatian untuk menemukan (2) kekuatan klien, dalam hal
kemampuan, keterampilan, atau sensitivitas yang menjadi target evaluasi. Masih
termasuk dalam evaluasi, psikolog klinis dapat diminta melakukan evaluasi dan
melukiskan (3) kepribadian subyek. Dalam hal ini bias jadi ia akan
menyelenggarakan tes, observasi, dan interview untuk membantu menemukan
kebutuhan, motivasi, pertahanan, dan pola perilaku subyek. Dalam hal ini bias
jadi menyelenggarakan tes, observasi, dan interview membantu menemukan
kebutuhan motivasi, pertahanan, dan pola perilaku subyek.
Psikologi klinis juga menguasai
kekuatan dan kelemahan lingkungan sosial individual dan efek lingkungan sosial
terhadap pikiran, perasaan, dan tingkah laku klien. Asesemen demikian disebut
dengan sebutan analisis fungsional,
di mana psikologi klinis menaruh
perhatian untuk mengevaluasi perubahan-perubahan dalam perilaku yang
dihasilkan oleh pilihan spesifik dalam situasi hidupnya, misalnya, bagaimana
kebiasaan makan klien berpengaruh terhadap penyusunan skedul kegiatan
sehari-harinya. Pada kebanyakan asesmen, psikolog klinis memfokuskan diri pada
lingkup target yang luas, bergerak dari kekuatan atau asset sampai kelemahan,
dan dari determinan perilaku stabil sampai perubahan perilaku.
Sumber:
Pengantar Psikologi Klinis.
Edisi revisi. Prof. Dr. SUTARDJO A. WIRAMIHARDJA, Psi.
Terima Kasih sob...
BalasHapusINFORMASI INI sungguh berguna.