PERILAKU BERMASALAH MENURUT KONSELING RASIONAL EMOTIF BEHAVIOR - Kumpulan Materi
Breaking News
Loading...
Jumat, 01 Juni 2012

PERILAKU BERMASALAH MENURUT KONSELING RASIONAL EMOTIF BEHAVIOR

08.00

Perilaku yang salah adalah perilaku yang didasarkan pada cara berfikir yang irrasional. Albert Ellis (1994) mengemukakan indicator kayakinan irrasional yang berlaku secara universal. Indicator-indikator orang yang berkeyakinan irrasional tersebut sebagai berikut.
  1. Pandangan bahwa suatu keharusan bagi orang dewasa untuk dicintai oleh orang lain dari segala sesuatu yang dikerjakan. Seharusnya mereka menghargai diri sendiri (self-respect), dan memenangkan tujuan-tujuan praktis dan mencintai daripada menjadi objek yang dicintai.
  2. Pandangan bahwa tindakan tertentu adalah mengerti dan jahat, dan orang yang melakukan tindakan demikian sangat terkutuk. Seharusnya berpandangan bahwa tindakan tertentu adalah kegagalan diri atau antisocial, dan orang yang melakukan tindakan demikian adalah melakukan kebodohan, ketidaktahuan, atau neurotic, dan akan lebih baik jika ditolong untuk berubah. Orang yang berperilaku malang tidak membuat mereka menjadi individu yang buruk.
  3. Pandangan bahwa hal yang mengerikan jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada diri kita. Seharusnya berpandangan bahwa kita menjadi lebih baik untuk mengubah atau mengendalikan kondisi yang buruk, juga bahwa mereka menjadi lebih memuaskan. Dan jika hal itu tidak mungkin, untuk sementara menerima dan secara baik-baik mengubah keberadaannya.
  4. disebabkan oleh factor eksternal dan kesengsaraan itu menimpa kita melalui orang lain atau peristiwa. Seharusnya berpandangan bahwa neurosis itu sebagian besar disebabkan oleh pandangan bahwa kita mendapatkan kondisi yang sial.
  5. Pandangan bahwa jika sesuatu itu (dapat) berbahaya atau menakutkan, kita terganggu dan tidak akan berakhir dalam memikirkannya. Seharusnya berpandangan bahwa seseorang akan lebih baik menghadapinya secara langsung dan mengubahnya tidak berbahaya dan, jika tidak memungkinkan, diterima sebagai hal yang tidak dapat dihindari.
  6. Pandangan bahwa kita lebih mudah menghindari berbagai kesulitan hidup dan tanggung jawab daripada berusaha untuk menghadapinya. Seharusnya berpendangan bahwa kemudahan itu biasanya banyak kesulitan dikemudian hari.
  7. Pandangan bahwa kita secara absolute membutuhkan sesuatu dari orang lain atau orang asing atau yang lebih besar dari pada diri sendiri sebagai sandaran. Seharusnya padangan itu adalah bahwa lebih baik untuk menerima risiko berpikir dan bertindak kurang bergantung.
  8. Pandangan bahwa kita seharusnya kompeten, inteligen, dan mencapai dalam semua kemungkinan yang menjadi perhatian kita. Seharusnya pandangan itu adalah kita bekerja lebih baik daripada selalu membutuhkan untuk bekerja secara baik dan menerima diri sendiri sebagai makhluk yang tidak benar-benar sempurna, yang memiliki keterbatasan umumnya dan kesalahan.
  9. Pandangan bahwa karena segala sesuatu kejadian sangat kuat pengaruhnya terhadap kehidupan kita, hal itu akan mempengaruhi dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Seharusnya pandangan itu adalah kita dapat belajar dari pengalaman masa lalu kita tetapi tidak terlalu mengikuti atau berprasangka terhadap pengalaman-pengalaman masa lalu itu.
  10. Pendangan bahwa kebahagiaan manusia dapat dicapai dengan sangati dan tanpa berbuat. Seharusnya pandangan itu adalah bahwa dunia ini penuh dengan probabilitas (serba mungkin) dan berubah dan bahwa kita dapat hidup nikmat demikian keadaannya.
  11. Pandangan bahwa kebahagiaan manusia dapat dicapai dengan santai dan tanpa berbuat. Seharusnya berpadangan bahwa kita dapat menuju kebahagiaan jika kita sangat tertarik dalam hal melakukan kreativitas, atau jika kita mencurahkan perhatian diri kita pada orang lain atau melakukan sesuatu di luar diri kita sendiri.
  12. Pandangan bahwa kita sebenarnya tidak mengendalikan emosi kita dan bahwa kita tidak dapat membantu perasaan yang mengganggu pikiran. Seharusnya pandangan itu adalah bahwa kita hanya mengendalikan secara nyata atas perasaan yang merusak kita jika memilih untuk bekerja untuk mengubah anggapan-anggapan yang fantastis (yang sering kita gunakan dalam menciptakan perasaan yang merusak itu).

Keyakinan-keyakinan yang irrasional tersebut menghasilkan reaksi emosional pada individu. Dalam pendangan Ellis, keyakinan yang rasional pada perilaku dan reaksi individu yang tepat, sedangkan keyakinan yang irrasional berakibat pada reaksi emosional dan perilaku yang salah.



Sumber: PSIKOLOGI KONSELING, Edisi Ketiga. Latipun.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

 
Toggle Footer