Bion mengemukakan bahwa ada tiga asumsi dasar tentang mekanisme kerja kelompok yang masing-masing berkaitan dengan keadaaan emosi tertentu dari kelompok. Ketiga asumsi dasar itu adalah:
- · Asumsi ketergantungan;
- · Asumsi pasangan;
- · Asumsi melawan – lari.
Asumsi Ketergantungan
Dalam asumsi ini kelompok dianggap terbentuk karena adanya perasaan-perasaan ketidakberdayaan dan frustasi di kalangan anggotanya. Dalam keadaan merasa tidak berdaya dan frustasi ini, individu-individu anggota kelompok itu mencari dan mengharapkan perlindungan serta perawatan dari pemimpinannya. Pemimpin dianggap mempunyai kemampuan dan kemampuan itu diharapkan dapat mengarahkan perilaku kelompok dan interaksi antara anggota kelompok.
Ciri dari kelompok semacam ini adalah inefisiensi dalam komunikasi antaranggota karena komunikasi langsung yang ada hanyalah komunikasi antara anggota dan pemimpin.
Asumsi Pasangan
Dalam asumsi ini kelompok dianggap terbentuk karena adanya dorongan pada anggota untuk saling berpasangan. Komunikasi mantap yang terjadi antara dua orang dari jenis kelamin yang berbeda dianggap mempunyai tujuan-tujuan seksual. Timbul harapan bahwa akan terjadi keturunan-keturunan yang akan mempertahankan eksistensi (kekuatan) kelompok. Jadi, selain perasaan tidak mau terasing satu sama lain, kelompok ini terbentuk juga atas dasar emosi mengharap. Fungsi pemimpin adalah sebagai juru selamat (Mesiah) yang bertugas menjaga kelestarian pasangan dan mempertahankan keutuhan kelompok serta memperkecil kemungkinan pecahnya kelompok.
Asumsi Melawan – lari
Emosi yang mendasarkan asumsi ini adalah kemarahan, ketakutan, kebencian, dan agresifitas. Cara satu-satunya yang diketahui oleh kelompok untuk mempertahankan eksistensi (kekekalan) mereka adalah berkelahi melawan sesuatu atau lari menghindari sesuatu. Tugas pemimpin adalah memungkinkan anggota-anggota kelompoknya untuk melawan atau melarikan diri.
Bion tidak menutup kemungkinan adanya asumsi-asumsi lain, tetapi ia menyatakan bahwa dalam observasinya, ketiga asumsi inilah yang sering terjadi. Suatu kelompok bisa saja berubah mekanisme kerjanya dari asumsi ke asumsi yang lain, tetapi ketiga asumsi itu masing-masing berdiri sendiri. Pada saat tertentu hanya satu asumsi yang berlaku, tidak bias atau tiga sekaligus.
Sumber: Teori – Teori PSIKOLOGI SOSIAL. Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwona
Sumber: Teori – Teori PSIKOLOGI SOSIAL. Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwona
0 komentar:
Posting Komentar