APA YANG DIMAKSUD PSIKOLOG KLINIS - Kumpulan Materi
Breaking News
Loading...
Selasa, 05 September 2017

APA YANG DIMAKSUD PSIKOLOG KLINIS

Definisi Awal

Kumpulan Materiistilah psikologi klinis pertama kali digunakan dalam media cetak oleh Lightner Witmer pada 1907. Witmer juga orang pertama yang mengoperasikan klinik psikologi (Benjamin, 1996, 2005). Uraian lebih banyak tentang kontribusi rintisan Witmer akan muncul di Bab 2, tetapi untuk sekarang mari kita bahas bagaimana ia mendefinisikan bidang yang baru lahir tersebut. Witmer membayangkan psikologi klinis sebagai sebuah disiplin dengan beebrapa persamaan dengan berbagai macam bidang lain, khususnya kedokteran, pendidikan dan sosiologi. Oleh sebab itu, seorang psikolog klini adalah seseorang yang bekerja dengan orang lain yang pekerjaannya melibatkan aspek penanganan, pendidikan dan isu-isu interpersonal. Di kliniknya, klien pertamanya adalah anak-anak dengan berbagai masalah perilaku atau pendidikan. Namun demikian, dalam tulisan-tulisan awalnya, Witmer (1970) telah meramaikan bahwa psikologi klinis dapat diterapkan pada orang-orang dalam segala usia dan dengan beragam presenting problem (masalah yang dialami atau gejala awal yang mendorong pasien untuk berkonsultasi dengan seorang praktisi – http://medical-dictionary-thefreedictionary.com).

Definisi Terkini

Mendefinisikan psikologi klinis haris ini merupakan tantangan yang lebih besar dibandingan pada zaman Witmer. Bidang ini telah menjadi saksi pertumbuhan yang sangat besar dengan arah yang sangat beragam, sehingga definisi ringkas dan sederhana tidak akan cukup untuk menjelaskan bidang ini secara keseluruhan. Sebagai sebuah kelompok, psikologi klinis kontemporer mengerjakan banyak hal yang berbeda, degnan banyak tujuan yang berbeda, bagi banyak orang yang berbeda.

Sebagai orang akhir-akhir ini mencoba menawarkan definisi “cepat” tentang psikologi klinis untuk memberikan gambaran tentang apa yang terlibat di dalam bidang ini. Sabagai contoh, menurut berbagia cukup pengantar psikologi yang mempelajari, menilai dan menangani orang-orang dengan berbagai masalah atau gangguanpsikologis (misalnya, Myers, 2013, VandenBos, 2007). Definisi semacam itu tampak cukup masuk akal, tetapi bukan tanpa kelemahan. Definisi itu tidak menggambarkan semua hal yang dilakukan oleh psikolog klinis, bagaimana mereka malakukannya, atau untuk siapa hal itu mereka lakukan.

Sebuah definisi yang akurat, komprehensif dan kontemporer tentang psikologi klinis seharusnya lebih inklusif dan deskriptif. Divisi Psikologi Klinis (Divisi 12) dalam Asosiasi Psikologi Amerika (APA) mendefinisikan psikologi klinis sebagai berikut:

Bidang Psikologi Klinis mengintegrasikan ilmu pengetahuan, teori dan praktik untuk memahami, memprediksi dan menanggulangi maladjustment (ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri). Disabilitas dan ketidaknyamanan sekaligus untuk mendukung adaptasi, penyesuaian dan perkembangan pribadi manusia. Psikologi klinis fous pada aspek intelektual, emosional, biologis, psikologis, sosial dan perilaku fungsi manusia seumur hidup, dalam beragam budaya, dan dalam semua tingkat sosial-ekonomi. (APA, 2012a) (Tautan Web 1.1 APA Dividi 12.)

Begitu melebarnya definisi ini merefleksikan pertumbuhan yang kaya dan beragam yang telah disaksikan oleh bidang ini seabad witmer mengidentifikasikannya untuk pertama kalinya. (Seperti dikatakan oleh Norcross dan Sayetta, 2012, “Mungkin observasi paling aman tentang psikologi klinis adalah bahwa bidang ini mampu para praktisinya terus tumbuh lebih cepat dibandingkan definisi klasinya” [hlm.1]. Para pemrakarsanya tentu tidak bermaksud mengatakan bahwa psikologi klinis menghabiskan waktu yang sama banyaknya untuk setiap komponen definisi tersebut. Akan tetapi, secara kolektif, pekerjaan psikologi klinis benar-benar mencakup tentang yang sangat luas. Untuk maksud textbook ini, definisinya sama luasnya, namun sedikit lebih ringkas: Psikologi klinis melibatkan studi yang sangat teliti dan menerapkan praktik langsung melalui pemahaman dan perbaikan aspek-aspek psikologi dalam pengalaman manusia, termasuk tidak terbatas pada isu-isu atau masalah-masalah perilaku, emosi atau kecerdasan.








Sumber: Pomerantz, A. M. (2014). Psikologi klinis: Ilmu pengetahuan, praktik dan budaya (3rd ed.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. (Hal. 4-6).

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

 
Toggle Footer