GENDER, PENGANIAYAAN DAN TERAPI KELUARGA - Kumpulan Materi
Breaking News
Loading...
Minggu, 10 September 2017

GENDER, PENGANIAYAAN DAN TERAPI KELUARGA

Kumpulan Materi – Terapi keluarga gagasan kausalitas sirkuler, yang mengatakan bahwa perilaku problematic di dalam keluarga adalah bagian dari sebuah pola kompleks yang memainkan peran dari banyak individu. Dengan kata lain, meskipun seseorang mungkin memperlihatkan gejala tersebut, anggota-anggota keluarga lainnya mungkin memberikan kontribusi pada masalah tersebut secara timbale balik.

Bagaimana teori ini berlaku untuk penganiayaan di dalam keluarga? Secara spesifik, jika salah seorang patner (misalnya, suami) bertindak kasar terhadap pasangannya (misalnya, istri), apakah gagasan kausalitas sirkuler mengutamakan bahwa perilaku istri dengan cara tertentu memberikan konstribusi pada kekerasan suaminya? Apakah perilkau kasar dan penganiayaan itu benar-benar sebuah masalah sistematis yang dipertimbangkan oleh lebih dari satu anggota keluarga, atau apaah masalah itu hanya milik si penganiaya semata? Jika kita enonseptualisasikan masalahnya secara sistematis, apakah kita korban?

Pertanyaan-pertanyaan kritis semacam itu telah berulang kali dilontarokan oleh para penulis feminis (misalnya, Avis, 1992; Goldner, 1985; Hare-Mustin, 1978; Luepnitz, 1992; McGoldrick, Andreson & Walsh, 1989; Silverstein & Goodrich, 2003). Terapi keluarga memikirkan pertanyaan-pertanyaan ini seara serius untuk berbagai macam alasan. Salah satunya, data tentang insiden kekerasan oleh lak-laku terhadap perempuan di dalam hubungan pasangan menunjukkan bahwa insiden semacam itu cukup lazin terjadi: Setiap tahun, seperdelapan suami terlibat agresi fisik terhadap istrinya; paling sedikit 30% pasangan menikah mengalami agresi fisik di titik tertentu selama pernikahan mereka; dan jika kekerasan terjadi di dalam hubungan pasangan, hal itu cenerung berlanjut (Holzwarih-Munroe Meehan, Rehman & Marshall, 2002).

Di samping tetep sensitive terhadap kemungkinan bahwa kekerasan mungkin terjadi, tetapi keluarga seharusnya tetap sensitive terhadap pesan-pesan yang mereka komunikasikan kepada para anggota keluarga tentang kekerasan. Mereka yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan di atas tetnang terapi keluarga pada umumnya berpendapat bahwa mengatribusikan tanggung jawab kepada perempuan yang dianiaya oleh laki=laki merepresentasikan sebuah bentuk korban yang sangat merugikan dan bahwa si penganiayalah yang paling bertanggung jawab atas perilakunya sendiri. Mereka lebih jauh mengingatkan para terapis keluarga untuk tidak menerapan gagasan kausalitas sirkuler secara tidak sensitif atau secara keliru pada situasi keluarga dengan laki=laki yang menganiaya perempuan.

Menurut pendapat Anda, bagaimana gagasan kausalitas sirkuler berlaku pada keluarga atau hubungan yang melibatkan laki-laki yang menganiaya perempuan? Bagaimana terapi keluarga memahani tentang masalah tersebt secara benar-benar sensitif an terapeutik?






Sumber: Pomerantz, A. M. (2014). Psikologi klinis: Ilmu pengetahuan, praktik dan budaya (3rd ed.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. (Hal 491)



0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

 
Toggle Footer