TIMBULNYA SUGESTI - Kumpulan Materi
Breaking News
Loading...
Selasa, 03 Oktober 2017

TIMBULNYA SUGESTI

Kumpulan MateriTimbulnya sugesti sebagai dasar interaksi sosal didahului oleh berbagai pandangan para ahli yang mempunyai kesamaan walaupun dengan istilah yang berbeda satu dengan yang lain.

1. Masmer dengan konsepsinya Animal Magnitism. Dalam konsepsinya ia mengatakan bahwa apabila orang-orang pada suatu saat saling menyentuh seseorang yang berpengaruh, mereka akan mengikuti suaranya.

2. Baid dengan konsepsinya Idio Motor Response. Baid mengatakan adanya hypnotism untuk menggambarkan gejala di bawah imbal kata/diskusi dan hipnotisme tersebut dibatasi oleh lapangan kesadaran.

Ia memperingatkan betapa pentingnya perhatian individu, karena banyak isi jiwa individu diakibatan oleh pengamatan terhadap tingkah laku individu lain sehingga individu yang bersangkutan cenderung mencontoh tingkah laku individu lain secara spontan.

Ahli lain seperti Liebeault menyamakan konsep sugesti dengan hypnotism, sedangkah Berbuheim mengembangkan konsep ini menjadi suggestive-psychotherpy, artinya pengobatan terhadap kejiwaan melalui peristiwa sugesti. Sedangkan Y. M. Charcot menolak konsepsi hypnotism ini karena dalam hipnotisme terjadi keretakan kepribadian/dissosiasi dan hal ini tidak disadari dalam tingkah laku biasanya.

Lebih lanjut Sidis menyebutkan hypnotism sebagai gejala abnormal sigstibility, yang ditandai oleh dissosiasi dan disaggregation dari kesadaran.

3. Kesadaran yang kacau, konsepsi dari Gustave le Bon. Buah pikiran Gustave le Bon dituliskan dalam buku La Psychologie des foules yang kemudian diterjemahkan oleh The Crowd, memusatkan perhatian pada tingkah laku individu dalam hubugannya dengan situasi massa.

Menurut Gustave le Bon, tingkah laku individu dalam suasana massa berbeda dengan tingkah laku individu biasa, sepertinya individu lebih impulsive, mudah tersinggung, agresif, mudah terbawa arus sentiment, kurang rasional, tersugesti, dan sebagainya.

Dari hal penyelidikannya, sampailah Gustave le Bon pada kesimpulan bahwa dalam situasi massa terdapat ciri-ciri berikut.

a. Individu akan kehilangan rasa tanggung jawab. Dalam suasana massa, individu kehilangan kepribadiannya, walaupun hanya bersifat semu. Hal ini disebabkan karena dalam suasana massa kepribadian individu diganti dengan kepribadian massa, yang merupakan hal yang bersifat abstrak.

Kepribadian massa merupakan kekuatan/pendorong bagi setiap individu untuk bertingkah laku dalam suasana massa, tingkah laku yang bersifat agresif, irasional, otomatis, dan tidak didasarkan atas pemikiran sehat.

b. Individu terkena infeki jiwa. Dalam suasana massa, jiwa manusia it uterus-menerus merambat pada setiap anggota massa sehingga semakin lama mereka tinggal di dalam massa, semakin tebal jiwa yang tertanam pada diri individu.

Seringkali terjadi pula, jiwanya merambat kepada individu lain yang di luar massa sehingga keadaan ini akan dapat mengubah jumlah anggota massa tersebut.

c. Jiwa massa sangat sugestif. Jiwa massa yang menghinggapi setiap individu anggota massa mempunyai ssifat sugestif. Dengan demikian, jiwa itu bersifat memengaruhi dan makin lama tertanam lebih mendalam pada setiap individu massa.

Keadaan ini dapat terlihat jelas pada tingkah laku individu anggota massa, seperti adanya kekompakan pada massa yang mengakibatkan timbulnya tingkah laku yang seragam, tingkah alku yang lebih agresif dari sebelumnya, dan tingkah laku yang dikendalikan oleh emosional.







Sumber: Santoso S. (2004). Dinamika kelompok (Rev. ed.). Jakarta: PT Bumi Aksara. (15-17).

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

 
Toggle Footer