PERAN ORANGTUA BAGI ANAK AUTIS - Kumpulan Materi
Breaking News
Loading...
Rabu, 15 November 2017

PERAN ORANGTUA BAGI ANAK AUTIS


Kumpulan MateriBanyak hal yang bisa dan harus dilakukan orangtua anak autis. Pertama, memastikan diagnosis, sekaligus mengetahui ada tidaknya gangguan ini pada anak untuk ikut diobati. Pilihlah dokter yang kompeten. Umumnya, adalah dokter anak yang menangani autisme, dokter saraf anak, dan dokter rehabilitasi medik.

Idealnya, orangtua harus membina komunikasi dengan dokter. Hal ini dikarenakan kerjasama orangtua dengan dokter, keterbukaan orangtua tentang kondisi anak, dan kesediaan mengikuti aneka pengobatan atau treatment yang disarankan akan mempengaruhi kemajuan anaknya dan merupakan syarat mutlak.

Komunikasi yang baik antara dokter dengan orangtua terlihat dari kemampuan orangtua memperoleh informasi mengenai kondisi anak. Jadi, pada saat berobat bukan hanya datang, anak diperiksa, diberi resep obat, lalu pulang. Jika itu yang terjadi maka waktu dan biaya yang dikeluarkan akan sia-sia.

Carilah dokter lain yang dapat memahami penyakit anak jika orangtua menganggap dokter kurang kooperatif atau tidak memberikan konsultasi memadai. Jangan fanatik pada satu dokter karena tidak selamanya seorang dokter benar secara mutlak. Jika kondisi ini terjadi, bukan tidak mungkin orangtua akan buta pada apa yang terjadi pada anaknya.

Hal yang tidak kalah penting adalah jangan bohongi doker saat konsultasi, misalnya menutup nutupi salah satu gejala yang dialami anak. Kejujuran orangtua dalam menceritakan kondisi keseharian anak akan sangat membantu dokter mengevaluasi kondisi anak yang dapat mempengaruhi kemajuan anak.

Orangtua juga harus memperkaya pengetahuannya mengenai autisme, terutama pengetahuan mengenai terapi yang tepat dan sesuai dengan anak. Hal ini sangat penting karena fasilitas terapi di Indonesia masih sangat terbatas dan ahlinya pun masih langka. Selain itu, orangtua juga perlu menguasai terapi karena orangtua selalu bersama anak, sedangkan pengajar atau terapis hanya sesaat dan saling bergantian. Berdasarkan pengalaman beberapa ahli autisme di Jakarta, orangtua yang ikut melaksanakan terapi secara intensif terhadap anaknya, akan memperoleh hasil me-muaskan, anak menunjukkan kemajuan sangt pesat. Sebelum terapi dimulai, perlu diinformasikan bahwa orangtua juga terlibat dan tidak ada terapi yang dilakukan tanpa persetujuan orangtua. Dan pertemuan berkala antara orangtua dengan terapis untuk mengeluasi program maupun terapi itu sendiri.

1. Apakah orangtua bertanggung jawab atas kondisi anak yang tidak normal?

Orangtua sering merasa bertanggung jawa atas kondisi anaknya. Ketika anak dinyatakan tidak normal, rasa bersalah sangat besar, dan melumpuhkan. Padahal, sering kali penyebabnya di luar kendali.

Perasaan bersalah sangat kuat jika salah satu atau kedua orangtua pernah menyatakan belum ingin punya anak. Orangtua seperti ini, perlu diyakinkan terus bahwa mereka tidak bersalah. Rasa bersalah tidak akan baik akibatnya bagi Anda, pasangan, dan anak Anda. Daripada memusatkan energi untuk itu, lebih baik memusatan perhatian pada langkah positif untuk membuat masa depan anak dan keluarga sebaiknya mungkin.

2. Bagaimana mengatasi rasa marah?

Anda bolehlah marah karena impian Anda tentang anak yang ideal, berantakan. Anda boleh iri pada teman-teman yang memiliki anak normal, kecewa pada dokter, pasangan, juga pada anak-anak lain yang normal. Terimalah kemarahan Anda, tetapi kenali ini bukan emosi produktif.

3. Bagaimana jika ada perasaan kecewa dan kurang mencintai anak?

Biasanya, penolakan akan berangsur-angsur menjadi penerimaan dan akhirnya mencintai jika orangtua dapat melepaskan gambaran ideal tentang anak.

Mulailah berinteraksi dengan anak, seperti menyanyikan lagu, memeluk, mengusap dan menciumnya. Hal ini akan membantu tumbuhnya cinta, juga membantu Anda menemukan potensi tersembunyi pada dirinya.

Jika dengan berjalannya waktu Anda belum juga merasa dekat dengan anak, lakukan konseling atau bergabunglah dengan orangtua yang bernasib sama.

4. Apa yang harus saya katakan pada orang lain dan keluarga besar?

Banyak orang kehilangan kata-kata dan bingung harus berkomentar apa jika melihat anak Anda berperilaku aneh dan tidak normal. Hal itu wajar. Jika Anda sanggup, jelasskan yang sebenarnya. Katakan meski anak ini tidak sesuai harapan, Anda akan tetap mencintainya, dan berharap mereka juga demikian. Jika Anda tidak sanggup, Anda bisa bersikap acuh saja. Jangan merasa buruk, karena pada waktunya, Anda bisa merasa lebih baik saat menghadapinya.

Langkah terbaik agar keluarga besar dapat menerima kondisi anak Anda adalah Anda bisa menerima keterbatassan kondisi anak Anda. Sesekali ajak keluarga ikut berkonsultasi ke dokter atau ke tempat terapi agar mereka tahu lebih jelas. Bersikaplah seolah tidak ada masalah dengan lingkungan. Kalau ini Anda lakukan, otomatis keluarga besar pun akann menerimanya.

5. Bagaimana membangun emosi dan mental Orangtua?

Bergandengan tanganlah dengan pasangan Anda, mintalah dukungan dari lingkungan terdekat, dan dekatkan diri pata Tuhan YME. Agama akan banyak membantu Anda secara emosi, dan menganggap anak adalah anugerah dan titipan Tuhan. Banyak orangtua yang akhirnya menyadari banyak hikmah dalam kehidupan yang mereka dapatkan dengan mempunyai anak autis.







Sumber: Danuatmaja B. (2003). Terapi anak autis di rumah. Jakarta: Puspa Swara, Anggota Ikapi. (Hal. 9-13)

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

 
Toggle Footer