HUBUNGAN DOSIS RESPON DALAM PRAKTIK - Kumpulan Materi
Breaking News
Loading...
Jumat, 12 Januari 2018

HUBUNGAN DOSIS RESPON DALAM PRAKTIK

1. Kumpulan Materi - Sukar untuk menghitung dosis sesungguhnya (real dose) dan paparan stress agent yang menyebabkan kerusakan pada critical site.

2. Dosis pada critical site yang terpapar oleh stress agent dapat digunakan sebagai indicator dose, yang dapat dilihat pada:


  • Darah dan Urine (stress level dose)
  • Dosis lingkungan luar (external environment dose) dan validitas pengaruhnya terhadap hubungan antara stress level dose dan real dose masih dipertanyakan.

3. External Stress Agents yang masuk ke dalam portal of entry (kulit, saluran pencernaan dan saluran pernapasan) efek yang ditimbulkan tergantung pada sifat fisik dan kimia stress agent.

4. Secara umum dosis lingkungan luar akan masuk melalui portal of entry dan menimbulkan dosis tertentu seabgai effective dose pada critical site, akan tergantung pada:

  • Jalur yang dilalui (parhway)
  • Transportasi
  • Keseimbangan dalam penyimpanan pada critical organ.
  • Dalam praktiknya suatu external stress agent (gas) akan masuk ke dalam paru, tergantung kepada:
  • Kelarutan gas dalam darah (solubility of gas in blood)
  • Kualitas penyediaan darah pada berabgai organ/jaringan (the quality of blood supply to varius organ/tissue).
  • Keseimbangan di dalam critical organ.

5. External Stress Agents akan masuk ke portal of entry:

Kulit: secara kuantitas akan lebih banyak dengan cara penekanan. Saluran Pencernaan Makan: Kelarutan stress agent pada saluran pencernaan makan lebih besar daripada di paru.

Saluran Pernapasan: Masuk stress agent paling efektif, karena interfacial area yang luas.

Membran alveoli yang memisahkan darah dan udara sangat tipis, sehingga kelarutan lebih kecil daripada di saluran pencenaan makanan. Keterbatasan pengambilan gas dan partikel secarainhalasi oleh saluran pernapasan, mempunyai keterbatasan oleh karena faktor sebagai berikut:

a. Letak penolakan toksikan

b. Prosentase penolakan tergantung pada perbedaan kapasitas perubahan gas pada kedalaman tertentu.

c. kelarutan (solubility) gas dalam cairan tubuh

d. dimensi anatomis dari saluran cairan tubuh.

e. Dimensi aerodinamis dari saluran pernapasan

f. Perbedaan uptake rate.

g. Perbedaan retensi partikel di saluran pernapasan





Sumber: Mukono H. J. (2005). Toksikologi Lingkungan. Surabaya: Airlangga University Press. (Hal 37-38).



0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

 
Toggle Footer