KEMUNDURAN (RETARDASI) MENTAL - Kumpulan Materi
Breaking News
Loading...
Kamis, 26 April 2018

KEMUNDURAN (RETARDASI) MENTAL

Kumpulan MateriDalam bahasa medis, kemunduran mental disebut dengan retardasi mental. Retardassi mental adalah keadaan ketika inteligensia individu mengalami kemunduran atau tidak dapat berkembang dengan baik. Masa itu terjadi sejak individu dilahirkan. Biasanya, terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala utama adalah perkembangan mental yang sangat kurang. Retardasi mental disebut juga oligofrenia (oligo artinya “kurang” atau “ sedikit” dan fren artinya “jiwa” atau “tuna-mental”). 

Kemunduran mental bukanlah suatu penyakit yang mematikan (baca: berbahaya) meskipun kemunduran mental merupakan hasil dari proses patologik di dalam otak yang memberikan gambaran keterbatasan terhadap intelektualnya dan fungsi adaptif. Kemunduran mental in ijuga ddapat terjadi dengan atau tanpa gangguan kejiwaan atau cacat fisik. 

Hasil tes IQ yang sering dilakukan untuk menentukan berat atau ringannya keterbelakangan mental tidak menjadi patokan mati untuk menentukan tingkatan keterbelakangan mental seseorang. Sebagai kriteria dapat dipakai juga kemampuan untuk dididik atau dilatih dan kemampuan sosial atau kerja. Tingkatannya mulai dari taraf ringan, sedang sampai berat, dan sangat berat. 

Klasifikasi retardasi mental menurut DSM-IV-TR, yaitu: 

1. Retardasi Mental Berat Sekali 

IQ di bawah 20 atau 25. Sekitar 1 sampai 2% dari orang yang terkena retardasi mental. 

2. Retardasi Mental Berat 

IQ sekitar 20-25 sampai 35-40. Sebanyak 4% dari orang yang terkena retardasi mental. 

3. Retardasi Mental Sedang 

IQ sekitar 35-40 sampai 50-55. Sekitar 10% dari orang yang terkena retardasi mental. 

4. Retadasi Mental Ringan 

IQ sekitar 50-55 sampai 70. Sekitar 85% dari orang yang terkena retardasi mental. Pada umumnya, anak-anak dengan retardasi mental mental ringan tidak dikenali samapi anak tersebut menginjak tingkat pertama atau kedua di sekolah. 

Prevalensi retardasi mental sekitar 1% dalam satu populasi. Di Indonesia 1-3% penduduknya menderita kelainan ini. Faktor penyebabnya sampai sekarang sulit diketahui karena retardasi mental kadang-kadang tidak dikenali sampai anak-anak usia pertengahan yang retardasinya masih dalam taraf ringan. Insiden tertinggi pada masa anak sekolah dengan puncak umur 10 sampai 14 tahun. Retardasi mental mengenai 1,5 kali lebih banyak pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan. 

Penyebab kelainan mental ini adalah faktor keturunan (genetik), bisa juga tidak diketahui penyebabnya sama sekali. Keduanya disebut retardasi mental primer. Sedangkan, faktor sekunder disebabkan oleh faktor luar yang berpengaruh terhadap otak bayi dalam kandungan atau anak-anak. 

Retardasi mental menurut penyebabnya, yaitu: 

· Akibat Infeksi dan/atau Intoksikasi 

Kelompok ini termassuk keadaan retardasi mental karena kerusakan jaringan otak akibat inteksi intrakranial, serum, obat, atau zat toksik lainnya. 

· Akibat Pemaksaan dan/atau Sebab Fisik Lain 

Pemaksaan sebelum lahir serta juga trauma lain, seperti sina X, bahan kontrasepsi, dan usaha melakukan abortus dapat mengakibatkan kelainan retardasi mental. Pemaksaan sesudah lahir tidak begitu sering mengakibatkan retardasi mental. 

· Akibat Gangguan Metabolisme, Pertumbuhan, atau Gizi. 

Semua retardasi mental yang langsung disebabkan oleh gangguan metabolisme (misalnya, gangguan metabolisme lemak, karbohidrat, dan protein), pertumbuhan atau gizi termasuk dalam kelompok ini. 

Ternyata, gangguan gizi yang berat dan yang berlangsung lama sebelum umur empat tahun sangat memengaruhi perkembangan otak dan dapat mengakibatkan retardasi mental. Keadaan ini dapat diperbaki dengan memperbaiki gizi sebelum umur 6 tahun, sesudah ini biarpun anak itu dibanjiri dengan makanan bergizi, inteligensinya yang rendah itu sudah sukar ditingkatkan. 

· Akibat Penyakit Otak yang Nyata (Postnatal) 

Kelompok ini termasuk retardasi mental akibat neoplasma (tidak termasuk pertumbuhan sekunder karena pemaksaan atau peradangan) dan beberapa reaksi sel-sel optak yang nyata, tetapi yang belum diketahui benar etiologinya (diduga herediter). Reaksi sel-sel otak ini dapat bersifat degeneratif, infiltratif, radang, proliferatif, sklerotik, atau reparatif. 

· Akibat Penyakit/Pengaruh Pranatal yang Tidak Jela 

Keadaan ini diketahui sudah ada sejak sebelum lahir, tetapi tidak diketahi etiologinya, termasuk anomali kranial primer dan detek kogenital yang tidak diketahui sebabnya. 

· Akibat Kelainan Kromosom 

Kelainan Kromosom mungkin terdapat dalam jumlah atau dalam bentuknya. 

· Akibat Prematuritas 

Kelompok ini termasuk retardasi mental yang berhubungan dengan keadaan bayi pada waktu lahir berat badannya kurang dari 2.500 gram dan/atau dengan masa hamil kurang dan 38 minggu serta tidak terdapat sebab-sebab lain, seperti dalam sub-kategori sebelum ini. 

· Akibat Gangguan Jiwa yang Berat 

Untuk membuat diagnosis ini, harus jelas telah terjadi ganggan jiwa yang berat itu dan tidak terdapat tanda-tanda patologi otak. 

· Akibat Deprivasi Psikososial 

Retardasi mental dapat disebabkan oleh faktor-faktor biomedis maupun sosialbudaya. 





Sumber: Smart A. (2010). Anak cacat bukan kiamat: metode pembelajaran & terapi untuk anak berkebutuhan khusus. Yogyakarta: Katahati. (64-68)

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

 
Toggle Footer