MACAM ENZIM DALAM BIOTRANSFORMASI FASE II - Kumpulan Materi
Breaking News
Loading...
Rabu, 25 April 2018

MACAM ENZIM DALAM BIOTRANSFORMASI FASE II

1. Glukoronosyitransferase 

Kumpulan MateriGlukoronidasi merupakan salah satu proses konjugasi pada fase II, yang mengubah bahan eksogen dan endogen menjadi bahan yang lebih larut dalam air dan metabolitnya diekstresi lewat urine atau empedu. Golongan aseptor alamiah akan membuat reaksi konjugasi dengan asam glukuronik baik secara kualitatif maupun cara kuantitatif.

Enzim yang digunakan dalam reaksi konjugasi tersebut adalah uridin di phosphate glucorohosyltransferase (UDP-glucoronosyltransferase). Enzime tersebut sebagai katalisastor reaksi nukleotida energi tinggi, yaitu UDP-glucoronic acid (UDP-GA) dengan group fungsional molekul receptor. Aktivitas glucoronosyltransferase berlokasi di retikulum endoplasma beberapa jaringan dan sebagian besar enzim fase II adalah enzim cytosolic. Secara kuantitatif liver adalah jaringan yang sangat penting namun aktivitas dapat pula terjadi pada ginjal, usus kecil, kulit, otak, dan limpa.

Bahan kimia yang mampu melakukan reaksi konjungsi melalui biotransformasi fase II yang bersifat polar dan sangat larut dalam air merupakan hasil dari reaksi biotransformasi fase I. 

Reaksi konjungsi fase II berkaitan dengan berbagai gugus fungsional yang ditemukan dalam produk molekul yang dihasilkan dari proses Fase I. reaksi konjungsi bahan kimia sejenis tidak selalu dijumpai pada hewan atau spesies lainnya. Dengan kata lain suatu molekul yang telah teroksidasi dalam proses fase I melalui sistem Cytochrom P450, gugus fungsional yang dihasilkan semakin polar sehingga dapat bergabung dengan ion atau spesies. Bahan yang teroksidasi tersebut bersifat sangat polar sehingga meningkatkan kelarutannya di dalam air. 

Perbedaan spesies akan menyebabkan perbedaan reaksi konjugasi adari zat kimia yang sama. Pada reaksi konjugasi melibatkan enzim transferase dengan fungsi meletakkan gugus konjugat dengan gugus hidrokasil. Di dalam tubuh manusia bahan endogen akan berkonjugasi sebelum hasil reaksi tipe I dengan xenobiotik termodifikasi. Bahan kimia Fosfoadenosin merupakan satu-satunya pembawa (carrieri) untuk konjugasi atau merupakan gugus fungsional yang melekat pada bahan toksik. Bahan kimia Asam Glukuronat penting sebagai bahan konjugai yang sangat umum ditemukan dalam tubuh, karena merupakan turunan dari glukosa yang selalu tersedia. 

2. Sulfotransferase. 

Reaksi konjugasi yang penting untuk kelompok hidroksil adalah sulfation yang dikatalisis oleh sulfotransferase, enzim ini ditemukan di liver, ginjal, usus, paru dan fungsi primernya adalah mentransfer sulfat anorganik menuju ke grup hidroksil pada phenol dan aliphatik alkhohol dan hasilnya adalah sulfat ester. 

Proses sulfatasi merupakan proses detoksifikasi yang dapat menurunan aktivitas farmakologis maupun toksikologis dari suatu bahan kimia. Hasil dari reaksi tersebut adalah ion organik sulfat yang lebih mudah diekskresi. Sulfotransferase yang terlibat dalam proses detoksifikasi terbagi menjadi empat bagian yaitu pertama, aryl sulfotransferase (konjuat fenol, katekol, dan hidroksilamin); kedua, hydroxysteroid sulfotransferase (konjuat hidroksi steroid dan lakohol primer/sekunder); ketiga, estron sulfotransferase yang aktif dengan golongan phenolic dan keempat adalah bile salt sulfotransferase

3. Methylasi 

Methylasi merupakan reaksi biokimia dalam biotransformasi dari komponen endogen dan berbeda dengan reaksi konjugasi lainnya Methylasi dapat mengurai kelarutan suatu bahan kimia terhadap air. 

4. Konjugasi asam amino 

Reaksi penting untuk xenobiotik yang mengandung asam karboxyl adalah konjugasi dengan asam amino membentuk ikatan amide (peptide) antara kelompok asam karboxylik dari xenobiotik dan kelompok asam amino. 

5. Glutathion dan glutathion S-Transferase 

Glutathion (GSH) merupakan tipe lain bahan konjugasi yang bersifat nekleofilik kuat, di mana SH adalah gugus sulfidril yang memegang peranan penting dalam pembentukan konjugat. Secara kimiawi glutathion merupakan tripeptida yang mengandung residu asam amino glisin, sistein, dan asam glutamat. Keistimewaan glutathion ialah bahwa glutathion dapat membentuk konjugat dengan bahan asing secara langsung. Kebanyakan membentuk konjugat dengan bahan asing secara langsung. Kebanyakan bahan konjugat endogen lainnya berperan dalam reaksi konjugasi sekunder dengan bahan asli sebelumnya telah melewati transformasi Fase I. GSH berlaku seperti pemulung yang mengapung di seluruh tubuh, menangkap metabolik reatif, mengikatnya dan menonaktifkan serta mengekskresinya. Fungsi glutathin (GSH) dalam tubuh manusia belum diketahui secara jelas, meskipun diperkirakan bahwa GSH berperan dalam melindungi manusia dari bahan toksik sekunder yang terkandung dalam makanan. 

Glutation S-transferase, merupakan famili dari enzim yang berfungsi sebagai katalisator pemula dalam pmbentuk N-acethycysteine (asam mercapturat). Paling tidak ada tujuh macam glutation S-transferase dalam sel adalah pada sitoplasma dan retikulum endoplasma. Glutation S-transferase cytosolic mempunyai aktivitas 5-40 kali lebih besar dari aktivitas microsom. Enzim glutation S-transferase ada di mana-mana , namun aktivitas terbesar adalah pada organ testis, liver, usus kecil, ginjal, dan kelenjar andrenalis. Sebagai ko-faktor untuk reaksi yang menggunakan enzim ini adalah tripeptida glutation yang merupakan komposisi dari glycine, asam glutamat, dan cysteine. 








Sumber: Mukono H. J. (2005). Toksikologi Lingkungan. Surabaya: Airlangga University Press. (Hal 52-54)

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

 
Toggle Footer