“Kecil
menabung, tua beruntung”. Ungkapan ini perlu kita renungkan dan
laksanakan. Mengapa? Sebab kalau seseorang giat menabung, maka bila
kelak ia membutuhkan sesuatu yang sangat penting, dia tidak akan
kesulitan. Tabungan bisa diambil. Sebaliknya, jika seseorang tidak
memiliki tabungan, maka jika suatu saat dia memerlukan sesuatu yang
sangat mendesak untuk dipenuhi, dia akan kesulitan.
Menabung
dapat kita artikan sebagai kegiatan menyisihkan sebagian dari
penghasilan untuk disimpan (Dalam pembahasan ini tabungan itu kita
anggap disimpan di bank). Manabung adalah suatu keiasaan yang baik
dan bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun untuk pembangunan pada
umumnya.
Manfaat Manabung Untuk
Diri Sendiri
Hidup hemat
Hidup hemat berarti menyesuaikan pengeluaran dengan kebutuhan. Atau
dengan kata lain, menghindari pembelian/pengeluaran yang tidak
bermanfaat.
Keamanan
Dengan menabung/menyimpan uang di bank, simpenabung akan terhindar
dari kehilangan, pencurian/perampokan, atau musibah kebakaran.
Bekal di kemudian
hari
Misalnya bila ada kebutuhan yang mendesak untuk dipenuhi, atau bila
ada kebutuhan yang memerlukan dana besar seperti untuk membangun
rumah, membeli mobil, atau biaya sekolah.
Penghasilan
Dengan menyimpan/menabung di bank, sipenabung akan memperoleh imbalan
jasa, yang disebut bunga uang dari bank.
Manfaat
Menabung Untuk Pembangunan
Fungsi bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya
ke masyarakat. Uang yang disimpan di bank yang berasal (dihimpun)
dari masyarakat penabung, oleh bank dapat dipinjamkan ke para
pengusaha atau perusahaan-perusahaan untuk menabung usaha baru atau
untuk memperluas usaha yang sudah ada. Dengan kata lain, tabungan
masyarakat itu akan digunakan menjadi modal oleh para pengusaha untuk
meningkatkan produksi. Usaha baru atau perluasan usaha yang sudah ada
ini tentu membuka lapangan kerja (menyerap tenaga kerja) dan
sekaligus meningkatkan produksi. Semakin banyak lapangan kerja yang
terbuka dan semakin tinggi jumlah produksi akan membuata masyarakat
atau negara semakin makmur.
Sumber: Buku Ekonomi. Suyanto. Nurhadi
0 komentar:
Posting Komentar