Pasal 72
- Selama orang yang terkena kejahatan yang hanya boleh dituntut atas pengaduan, dan orang itu umurnya belum cukup enam belas tahun dan lagi belum dewasa, atau selama ia berada di bawah pengampuan yang disebabkan oleh hal lain daripada keborosan, maka wakilnya yang sah dalam perkara perdata yang berhak mengadu.
- Jika tidak ada wakil, atau wakil itu sendiri yang harus diadukan, maka penuntut dilakukan atas pengaduan wali pengawasan atau pengampu pengawasan, atau majelis yang menjadi wali pengawasan atau pengampu pengawas; juga mungkin atas pengaduan istrinya atau seorang keluarga sedarah dalam garis lurus, atau jika itu tidak ada, atas pengaduan seorang keluarga sedarah dalam garis penyimpang sampai derajat ketiga.
Pasal 73
Jika
yang terkena kejahatan meninggal di dalam tenggang waktu yang
ditentukan dalam pasal berikut maka tanpa memperpanjang tenggang itu,
penuntut dilakukan atas pengaduan orang tuanya, anaknya, atau
suaminya (istrinya) yang masih hidup kecuali kalau ternyata bahwa
yang meninggal tidak menghendaki penuntutan.
Pasal 74
- Pengaduan hanya boleh diajukan dalam waktu enam bulan sejak orang yang berhak mengadu mengetahui adanya kejahatan, jika bertempat tinggal di indonesia, atau dalam waktu sembilan bulan jika bertempat tinggal di luar Indonesia.
- Jika yang terkena kejahatan berhak mengadu pada saat tenggang waktu tersebut dalam ayat 1 belum habis, maka setelah saat itu, pengaduan masih boleh diajukan hanya selama sisa yang masih kurang pada tenggang waktu tersebut.
Pasal 75
Orang
yang mengajukan pengaduan, berhak menarik kembali dalam waktu tiga
bulan setelah pengaduan di ajukan.
Sumber:
Buku \KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) & KUHAP (Kitab
Undang-Undang Hukum Acana Pidana). Penerbit Citra Umba Ra. Bandung.
0 komentar:
Posting Komentar