Asas-asas
kondisioning operan Skinner adalah kelanjutan dari tradisi yang
didirikan oleh John Watson. Artinya, agar psikologi bisa menjadi
suatu ilmu, maka studi tingkah laku harus dijadikan fokus penelitian
psikologi. Tidak seperti halnya teoritikus-teoritikus S-R lainnya,
Skinner menghindari kontradiksi yang ditampilkan oleh model
kondisioning klasik dari Pavlov dan kondisioning instrumental dari
Thorndike. Ia mengajukan suatu paradigma yang mencakup kedua jenis
respons itu dan berlanjut dengan mengupas kondisi-kondisi yang
bertanggung jawab atas munculnya respons atau tingkah laku operan.
Kupasan
yang dilakukan Skinner menghasilkan suatu sistem ringkas yang dapat
diterapkan pada dinamika perubahan tingkah-laku baik di laboratorium
maupun di dalam kelas. Skinner menyebutkan praktek khas menemukan
binatang percobaan dalam “kontingensi terminal”. Maksudanya,
binatang itu harus berusaha penuh risiko, berhasil atau gagal, dalam
mencari jalan lepas dari kurungan atau makanan. Bukannya demikian itu
prosedur yang mengena ialah membentuk tingkah-laku binatang ini
melalui uruta-urutan stimulus-respons-penguatan yang diatur secara
seksama. Aproksimasi menuju ke respon yang cocok diperkuat
berdasarkan jadwal berselang-selang sampai diperoleh repertori
tingkah-laku, seperti burung dara yang bermain pingpong.
Di
kelas, Skinner menggambarkan praktek “tugas dan ujian” sebagai
suatu contoh menempatkan pelajaran yang manusia itu dalam kontigensi
terminal juga. Alih-alih, Skinner menyarankan penerapan cara
pemberian penguatan komponen tingkah-laku, seperti menunjukkan
perhatian pada stimulus dan melakukan studi yang cocok terhadap
tingkah-laku. Hukuman harus dihindari karena adanya hasil
sampingannya yang bersifat emosional dan tidak menjamin timbulnya
tingkah-laku positif yang diinginkan.
Analisa
yang dilakukan tersebut di atas meliputi peran penguat berkondisi
dan alami, penguatan positif dan negatif, dan penguatan umum.
Termasuk juga ialah pengembangan belajar berprogram untuk
tingkah-laku verbal. Adanya perbedaan perseorangan dalam keterampilan
masukan dan kecepatan belajar bisa diakomodasi dengan material
semacam itu.
Hal
yang tidak menguntungkan. Ada
dua masalah besar yang dapat ditemukan dalam penerapan rekomendasi
Skinner. Satu ialah bahwa teknologi untuk melakukan analisa
eksperimental terhadap tingkah-laku manusia yang rumit itu tidak bisa
mental terhadap tingkah-laku manusia yang rumit itu tidak bisa
lengkap. Segolongan siswa merespons dengan baik dalam situaasi yang
sangat terstruktur dengan tujuan serta langkah-langkah yang harus
ditempuh disebutkan secara khusus dan jelas. Tetapi, sisiwa-siswa
yang lain memperoleh penguatan oleh adanya kesempatan untuk melakukan
sendiri penjelajahan dan mengaitkan fikiran-fikiran tanpa pengarahan
dari luar. Prodesur untuk meragaman penguatan potensial yang ada
masih perlu dikembangkan.
Kedua,
di kelas, keseringan merespons sebagai ukuran belajar bisa diterapkan
untuk tingkah-laku-tingkah-laku yang sederhana, seperti menyebutkan
nama warna atau menjumlahkan bilangan-bilangan dua angka. Akan
tetapi, tingkah-laku kompleks seperti mendiagnosa penyakit atau
menghitung besarnya pajak, tidak cocok dengan keseringan respons
sebagai ukuran peluang terhadinya respons.
Sumbangan
untuk Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas. Sumbangan
Skinner yang besar pada praktek pelaksanaan pembelajaran di kelas ada
tiga. Pertama, usaha untuk mencari kondisi dan tingkah-laku yang
merupakan perwujudan dan keadaan seperti “tidak termotivasi”
merupakan suatu langkah yang penting dala upaya menemukan cara-cara
tindakan yang cocok. Kedua, pengamatan yang dilakukannya terhadap
kelas-kelas waktu ini mengungkapkan banyak penggunaan penguatan yang
tidak konsisten dan tidak kontigen dan ini menjadi penyebab timbulnya
masalah-masalah disiplin kelas. Untuk mengatasi masalah itu langkah
yang penting ialah melakukan kepuasan terhadap situasi interaktif
dalam pengertian-pengertian stimulas diskriminatif, respons,
penguatan. Ketiga, material belajar berprogram, jika digunakan dengan
baik, dapat memberikan layanan terhadap adanya perbedaan perseorangan
di antara siswa di kelas
Sumber:
Buku Belajar
dan Membelajarkan. Margaret E. Bell Gredler.
0 komentar:
Posting Komentar