PENDEKATAN UNTUK MEMBACA - Kumpulan Materi
Breaking News
Loading...
Rabu, 23 Mei 2012

PENDEKATAN UNTUK MEMBACA

17.00
Membaca (reading) adalah kemampuan untuk memahami diskursus tertulis. Anak-anak tidak bisa dikatakan membaca jika mereka hanya membaca kata, seperti dalam taman kanak-kanak. Membaca mebutuhkan penguasaan aturan dasar dalam fonologi, morfologi, sintaksis dan semantic. Anak yang kemampuan tata bahasanya buruk, baik dalam konteks bicara atau mendengar dan tidak memahami apa maksud dari ucapan “mobil itu diseruduk oleh truk”, maka ia juga tidak bisa memahami maknanya ketika pernyataan itu dalam bentuk tulisan. Apabila anak tidak bisa menentukan kepasa siapa acuan dari suatu kata ganti (misalnya, John pergi ke took bersama anjingnya. Tetapi ia tersesat), maka ia tak akan mampu memperoleh pemahaman dari membaca.

Apa pendekatan untuk mengajar membaca bagi anak? Para pakar pendidikan dan bahasa masih berbedat tentang bagaimana anak seharusnya diajar membaca dan bahasa masih berdebat tentang bagaimana anak seharusnya diajar membaca (Rayner, 2000). Debat itu adalah antara para pendukung pendekatan fonetikdan keahlian dasar pendukung bahasa keseluruhan:

·  Pendekatan Forensik dan Keahlian dasar. Pendekatan ini menggunakan pengajaran phonemic awarenese (membagi dan mengolah suara dalam kata) dan phonies (mempelajari bahwa suara diwakili oleh huruf yang dapat dipadukan untuk membentuk kata). Materi bacaan awal haruslah sederhana (Meyer, 2002). Setelah mereka mempelajari aturan fonologi barulah mereka dapat diberi buku dan puisi. Anda dapat membaca tentang cara meningkatkan kemampuan fonetik anak dalam Kotak Technology and Educationdi halaman berikut ini.

·  Pendekatan bahasa keseluruhan. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa instruksi membaca harus parallel dengan pembelajaran bahasa alamiah anak. Sejak awal, materi bacaan harus menyuruh dan bermakna. Artinya, dan pengajaran membaca awal, anak harus diberi materi dalam bentuk yang komplet, seperti cerita dan puisi. Dengan cara ini, kata pendukung pendekatan ini, anak belajar memahami fungsi kkomunikasi dari bahasa. Pendekatan bahasa keseluruhan mengimplikasikan bahwa murid tanpa perlu mendeteksi bagaimana setiap huruf membentuk suara. Dalam pendekatan ini, membaca harus dihubungkan dengan keahlian menulis dan mendengarkan. Juga dalam pendekatan ini, membaca sering kali diintegrasikan dengan keterampilan dan mata pelajaran lain, seperti sains dan studi membaca materi yang relevan dengan dunia riil, seperti korang dan buku, dan menyruh mereka untuk menulis dan mendiskusikannya.


Pendekatan mana yang paling baik? Para periset menemukan bahwa ank akan mendapat manfaat dari kedua pendekatan tersebut. Mereka menemukan bukti kuat bahwa manfaat dari kedua pendekatan fonetik dan keahlian dasar seharunya dipakai dalam mengajar anak untuk membaca tetapi dan bahw a murid mendapstkan  banyak manfaat dair pendekatan bahasa menyeluruh dengan membaca tulisan tentang dunia nyata (Fux & Hull, 2003; Graham & Harris, 1994: Wilson dkk, 2001).


Ini adalah kesimpulan dari National Reading Panel (2000), yang melakukan ulasan komprehensif atas riset tentang membaca. Panel itu, yang beranggotakan pakar-pakar membaca terkemuka, menemukan bahwa instruksi kesadaran fonologis sangat efektif jika dikombinasikan dengan latihan membaca huruf dan sebagai bagian dari program membaca total. Training fonologis paling efektif membutuhkan dua keahlian utama : blending (mendengar serangkaian suara ucapan dan mencampurkannya, seperti /g/ /o/ = go) dan segmentation (mengeja atau menghitung suara dalam kata, seperti /g/ /o/ =go, yang terdiri dari dua suara). Para periset juga menemukan bahwa kesadaran fenologis akan mengingkat jika diintegrasikan dengan membaca dan menulis, disajikan secara sederhana, dan dipelajari dalam kelompok kecil (Stahl, 2003). Kesimpulan lain yang dikemukakan oleh National Reading Panel (2000) menyatakan bahwa kemampuan membaca anak akan mengingkat jika dilatih dengan membaca secara lisan secara terbilang (menyeluruh murid membaca keras-keras dengan bimbingan dan umpan balik) dan mengaplikasikan strategi pemahaman membaca mereka untuk meningkatkan instruksi membaca.


Dalam studi yang lebih baru, Michael Pressley dan kawan-kawannya (2001) meneliti instruksi membaca di lima kelas di AS. Berdasarkan kinerja fiteras akademik dan kelas, efektifvitas murid dianalisis. Dalam kelas paling efektif, guru menunjukkan manajemen kelas yang baik berdasarkan penguatan positif dan kerja sama; penyeimbang pengajaran keahlian, literature, dari menulis: scaffolding dan menyesuaikan tugas dengan tingkat keahlian murid; mendorong murid untuk mengatur diri sendiri; dan menghubungkan beberapa area pelajaran. Secara umum, observasi yang ekstensif tidak mendukung pendekatan membaca tertentu saja (seperti pendekatan bahasa keseluruhan atau keahlian dasar dan fonetik); tetapi instruksi yang efektif membutuhkan komponen yang beragam dan terintegrasi dengan baik. Satu poin penting dalam studi ini adalah bahwa instruksi membaca yang efektif membutuhkan komponen yang beragam dan terintegrasi dengan baik. Satu poin penting dalam studi ini adalah bahwa instruksi membaca yang efektif melibatkan lebih dari satu pendekatan saja, tetapi juga membuthkan menajemen kelas yang efektif, dorongan pada murid afar mengatur diri sendiri, dan koponen-komponen isinya.

Keahlian membaca perlu dikembangkan. Dibutuhkan waktu dan usaha untuk menjadi pembaca yang ahli. Dalam sebuha pelaian nasional, anak-anak grade empat mendapat nilai yang lebih tinggi pada tes mebaca nasional saat mereka membaca sebelas atau lebih halaman setiap harinya untuk tugas sekolah dan pekerjaan rumah (National Assessment of Education Progress, 2000).




Sumber: Psikologi Pendidikan , edisi kedua. John W. Santrock, Universty of Texas-Dallas.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

 
Toggle Footer