HUBUNGAN ANTARA TERAPIS DAN KLIEN DALAM TERAPI TINGKAH LAKU - Kumpulan Materi
Breaking News
Loading...
Minggu, 15 Juli 2012

HUBUNGAN ANTARA TERAPIS DAN KLIEN DALAM TERAPI TINGKAH LAKU

08.30

Ada suatu kecenderungan yang menjadi bagian dan sejumlah kritik untuk menggolongkan hubungan antara terapis dank klien  dalam terapi tingkah laku sebagai hubunga yang mekanis, manipulatif, dan sangat impersonal. Bagaimanapun, sebagian besar penulis di bidang terapi tingkah laku, khususnya Wolpe (1958, 1969), menyatakan bahwa pembentukan hubungan pribadi yang baik adalah salah satu aspek yang esensial dalam proses terapeutik. Sebagaimana disinggung di muka, peran terapis yang esensial adalah peran sebagai agen pemberi perkuatan. Para terapis tingkah laku tidak dicetak untuk memainkan peran yang dingin dan impersonal yang mengerdilkan mereka menjadi mesin – mesin yang deprogram yang memasaksakan teknik – teknik kepada para klien yang mirip robot.

Bagaimanapun, tampak bahwa pada umumnya terapis tingkah laku tidak memberikan peran utama kepada variable – variable hubungan terapis – klien. Sekalipun demikian, sebagian besar dari mereka mengakui bahwa factor – factor seperti kehangatan, empati, keotentikan, sikap permisif dan penerimaan adalah kondisi – kondisi yang diperlukan, tetapi tidak cukup bagi kemunculan perubahan tingkah laku dalal proses terapeutik. Tentang persoalan ini, Goldstein (1973, hlm. 220) menyatakan bahwa pengembangan hubungan kerja membentuk tahap bagi kelangsungan terapi. Ia mencatat bahwa “hubungan semacam itu dalam dan oleh dirinya sendiri tidak cukup sebagai pemaksimalan terapi yang efektif”.  Sebelum intervensi terapeutik tertentu bisa memunculkan dengan suatu derajat keefektifan, terapis terlebih dahulu harus mengembangkan atmosfer kepercayaan dengan memperlihatkan bahwa (1) ia memahami dan menerima pasien, (2) kadua orang di antara mereka bekerja sama, dan (3) terapis memiliki alat yang berguna dalam membantu ke arah yang dikehendaki oleh pasien.




Sumber: Teori dan Praktek KONSELING & PSIKOTERAPI. Gerald Corey. (Hlm. 206)

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

 
Toggle Footer