Setelah kehidupan masa berburu
dan mengumpulkan makan terlampau maka manusia mengingkatkan ke suatu masa,
yaitu masa bercocok tanam. Masa ini sangat penting bagi sejarah perkembangan
masyarakat dan peradaban karena pada masa ini beberapa penemuan baru berupa
penguasaan sumber – sumber ala bertambah cepat. Hewan dan tumbuhan mulai
dipelihara dan diizinkan. Untuk membuka tanah pertanian mereka gunakan dengan
cara menebang dan membakarnya sehingga terciptalah sawah ladang yang bisa
ditanam. Untuk mencukupi kebutuhan protein hewan mereka tetap berburu binatang
di hutan serta menangkap ikan di sungai atau laut.
Pada masa ini tanda – tanda kehidupan
menetap sudah mulai nampak. Mereka hidupa berkelompok di tempat tinggi atau
rumah panggung. Mereka sudah mulai memikirkan kebutuhan bersama, bekerja sama,
gotong – royong, dan sebagainya. Populasi mereka makin lama makin tambah besar
sehingga kebutuhan mereka makin besar pula. Bertempat tinggal di perkampungan
menimbulkan berbagai macam akibat yang sebelumnya tidak ada. Mereka bertempat
tinggal tetap tidak berpindah – pindah sehingga sampah makin lama makin
menumpul dan menimbulkan polusi lingkungan.
Kehidupan budaya pada masa
bercocok tanam sudah menunjukkan adanya kemajuan yang berarti. Menemabg hutan,
membersihkan semak belukar, menabur benih, memetik hasil, berburu. Membuat gerabah,
dan menagkap ikan semuanya dengan cara bergotong – royong. Biarpun demikian
pembagian antara laki – laki dan perempuan sudah nampak jelas. Laki – laki bisanya
berburu kerena membutuhkan tenaga yang banyak, menangkap ikan di laut lepas,
membangun rumah, membuka hutan. Sementara perempuan tugasnya menangkap ikan di sungai
dekat rumahnya, membuat gelisah, membimbing anak – anaknya, menabur benih,
memetik hasilnya. Dengan demikian terjalin kerja sama dan saling mengisi dalam
kehidupan rumah tangga. Kepentingan masyarakat berada di bawah kepentingan
pribadi. Semua itu berjalan karena melalui komunikasi yang murni serta dipimpin
oleh seorang kepala yang dipatuhi bersama sama serta jujur.
Alat- alat yang dihasilkan pada
masa bercocok taman adalah beliung persegi fungsinya sebagai cangkul kapak
karena bentuknya lonjong. Benda –benda tersebut banyak ditemukan di daerah
Maluku, Irian Jaya, dan Sulawesi Utara , Mata panah sebagai mata tombak untuk
berburu, gerabah dan perhiasan.
Sumber: Sejarah. Drs. Imron
0 komentar:
Posting Komentar