Sistem saraf pusat atau central nervous system (CNS) berfungsi
menerima, memproses, menginterprestasikan, dan menyimpan informasi sensoris
yang datang seperti informasi mengenai rasa, suara, bau, warna tekanan pada
kulit, kondisi organ internal, dan lain – lain. Sistem saraf pusat juga
mengirimkan pesan untuk otot, kelenjar, dan organ internal. Secara konseptual,
sistem saraf pusat dapat dikatakan memiliki dua komponen: otak dan saraf tulang
belakang (spinal cord). Sebenarnya
saraf tulang belakang merupakan perpanjangan dari otak. Saraf tulang belakang
bermula dari dasar otak, kemudian menjulur di sepanjang bagian tengah punggung
dan dilindungi oleh tulang punggung. Saraf tulang belakang berfungsi sebagai
jembatan yang menghubungkan otak dengan bagian – bagian dari tubuh yang
terletak di bawah leher.
Saraf tulang belakang sendiri
dapat menghasilkan beberapa perilaku. Tanpa bantuan apa pun dari otak. Refleks saraf tulang belakang atau refleks spiritual ini bekerja secara
otomatis, tanpa melibatkan usaha yang disadari. Sebagai contoh, seandainya anda
secara tiba – tiba setrika panas, dengan segera anda akan menarik tangan dari
setrika tersebut, bahkan sebelum otak anda sempat memproses peristiwa yang
telah terjadi. Impuls saraf membawa pesan ke saraf tulang belakang (panas!) dan
saraf tulang belakang akan mengirimkan perintah berupa impuls saraf ke otot
tangan anda untuk menarik tangan agar menjauh dari setrika. (Refleks di bagian
atas leher seperti bersin dan mengedipkan mata, lebih melibatkan bagian bawah
otak daripada saraf tulang belakang).
Jaringan saraf yang melandasi
bagian refleks tulang belakang berhubungan dengan jalur – jalur saraf yang
terbentang ke adan dari saraf tulang belakang, ke dan dari otak. Karena
hubungan inilah refleks terkadang dapat diperoleh oleh pikiran dan emosi kita.
Contohnya adalah ereksi pada pria, dimana refleks tulang belakang dapat
dihambat oleh kecemasan atau pikiran yang mengganggu dan dipicu oleh pikiran erotis.
Beberapa refleks dapat dikendalikan secara sadar. Jika berkonsentrasik, anda
mungkin dapat mengusahakan agar turut anda tidak tertarik ketika diketutk,
seperti yang biasanya akan terjadi secara normal. Demikian pula, sebagian besar
pria dapat belajar menunda ejakulasi. Ini merupakan bentuk refleks tulang
belakang lainnya (Ya, ada banyak pria yang bisa melakukannya).
Sumber: Psikologi, edisi kesembilan, jilid 1. Carole Wade.
Carol Travris. (Hlm. 112 – 113)
0 komentar:
Posting Komentar