Struktur menggunakan metode
introspektif untuk menemukan elemen-elemen pemikiran. Di bawah pengaruh
kesuksesan ilmu kimia dan fisika, mereka berusaha mengisolasi elemen-elemen
pemikiran yang menghasilkan pengalaman mental yang kompleks. Strukturalis, misalnya,
tertarik meneliti kesamaan mental dengan sensasi; jadi, mereka menyuruh subjek
percobaannya untuk tidak menyebutkan nama sesuatu dan menyebutkan sesuatu dalam
pengalaman mereka. Sebaliknya, mereka menyuruh
mendeskripsikan pengalaman mentah mereka. Strukturalis adalah
asosiasinis karena mereka percaya bahwa ide-ide yang kompleks terdiri dari
ide-ide sederhana yang dikombinasikan sesuai dengan hukum asosiasi. Perhatian utama
mereka adalah untuk menemukan ide sederhana yang dianggap sebagai blok
pembangunan pemikiran yang lebih kompleks.
Gerakan fungsionalis, dibawah
pengaruh pemikiran Darwinian, mendapat momentum di Amerika dan mulai menentang
Strukturalisme. Fungsionalis terutama memerhatikan bagaimana proses perilaku
atau pemikiran manusia berhubungan dengan usaha bertahan hidup (Survival), dan mereka menyerang
strukturalis yang mengabaikan pendekatan ini. Jadi, strukturalis dikritik
bahkan sebelum behavioris muncul.
Behavioris berusaha untuk
menjalankan psikologi benar-benar ilmiah, dan keilmiahan selalu membutuhkan
ukuran. Mereka menyimpulkan bahwa benar-benar ilmiah, dan keilmiahan selalu
membutuhkan ukuran. Mereka menyimpulkan bahwa satu-satunya pokok persoalan
psikologi yang dapat diukur secara reliable dan jelas adalah perilaku yang
tampak. Deskripsi elemen kesadaran, seperti yang dilakukan dalam voluntarisme
adan strukturalisme, dianggap tidak reliabel karena ia dipengaruhi oleh, antara
lain, kemampuan verbal si pelapor. Karena elemen itu hanya bisa diteliti secara
tak langsung, maka behavioris menganggap kesadaran adalah materi yang meragukan
bagi sains.
Psikologi Gestalt berpendapat
bahwa voluntaris, strukturalis, dan behavioris semuana membuat kesalahan
mendasar dalam menggunakan pendekatan elementistik ini. Mereka berusaha membagi
pokok persoalan mereka menjadi elemen-elemen dalam rangka mendapatkan
pemahaman, voluntaris dan strukturalis berusaha mencari ide-ide elemental yang
berkombinasi untuk membentuk pemikiran yang kompleks, dab behavioris berusaha
memahami perilaku yang kompleks dari segi kebiasaan, respons yang dikondisikan
atau kombinasi stimulus respons.
Kaum Getaltis tidak melihat
kesalahan dalam metode instropektif pada umumnya tetapi mereka menganggap
voluntaris dan sturukturalis menyalahgunakannya. Alih-alih menggunakan metode
instropektif untuk membagi pengalaman, seharusnya metode itu dipakai untuk
meneliti keseluruhan pengalaman yang makna. Metode itu seharusnya dipakai untuk
itu, maka ditemukan bahwa medan persepsi seseorang terdiri dari kejadian-kejadian
yang diorganisasikan dan mengandung makna. Kejadian yang terorganisasi dan
bermakan inilah diorganisasikan dan mengadung makna. Kejadian yang
terorganisasi dan bermakna inilah yang oleh Gestaltis dianggap sebagai subjek
yang seharusnya menjadi penelitian psikologi. Ketika Gestalten ini dibagi-bagi, mereka akan kehilangan maknanya. Maka dari
itu, fenomena perceptual harus dipelajari secara langsung (istilah phenomenon berarti “sesuatu yang terberi”),
maka psikologi Gestalt terkadang disebut phenomenology
(fenomenologi). Seorang fenomenologis mempelajari kejadian mental yang utuh dan
bermakna tanpa membagi-baginya menjadi unsure-unsur untuk dianalisis lebih
lanjut. Dibawah ini adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan
pendekatan Gestalt dan behavioristik:
Gestalt
|
Behavioristik
|
Holistik
|
Atomistik, elemental
|
Molar
|
Molekular
|
Subjektif
|
Objektif
|
Nativistik
|
Empiristik
|
Kognitif, fenomenologis
|
Behavioral
|
Satuan-satuannya di daftar itu
yang maknanya belum jelas adalah Molar dan
Molekular. Secara umum, molar berarti besar dan molekular berarti kecil, tetapi, ketika
mendesripsikan perilaku, moral behavior
(perilaku molar) berarti satu segmen besar dari perilaku yang bertujuan,
sedangkan molecular behavior
(perilaku molekular) adalah segmen kecil dari perilaku, seperti reflex yang
dikondisikan, yang diisolasi untuk dianalisis. Jelas yang disebut pertama lebih
menarik bagi psikologis Gestalt ketimbang yang kedua.
Sumber: THEORIES OF LEARNING (Teori Belajar). Edisi Ketujuh.
B. Rhergenhahn Matthew H. Olson. (Hal. 282 – 283)
0 komentar:
Posting Komentar