Untuk meringkaskan pandangan
Skinner tentang penguaat, pertama – tama kita punya primary positive reinforcement (penguat positif primer). Ini adalah
sesuatu yang secara alamiah memperkuat bagi organisme dan berkaitan dengan
survival, seperti makanan dan minuman. Setiap stimulus netral yang
diasosiasikan dengna penguat positif primer akan menerima karakteristik penguatan
sekunder. Sebuah penguatan positif, entah
itu primer atau sekunder, adalah sesuatu yang, apabila ditambahkan ke situasi
oleh suatu respons tertentu, akan mengingkatkan probabilitas terulangnya
respons tersebut.
Primary negative reinforcer (penguat negatif primer) adalah sesuatu
yang membahayakan secara tidak alamiah bagi organisme, seperti suara yang amat
tinggi atau setrum listrik. Setiap stimulus netral yang diasosiasikan dengan
penguat negatif primer akan memperoleh karakteristik penguat sekunder negatif. Sebuah penguat negatif, entah itu primer
atau sekunder, adalah sesuatu yang, jika dihilangkan dari situasi oleh respons
tertentu, akan meningkatkan
probabilitas, terulangnya respons tersebut. Misalnya, jika kotak Skinner
ditata sedemikian rupa sehingga sebuah suara yang memekakkan berhenti ketika tuas
ditekan, maka respons penekanan tuas itu akan segera dikuasai. Dalam kasus ini,
dengan menekan tuas si hewan bisa menghindari pengalaman merasakan suara yang
menyakitkan. Perhatian bahwa penguat positif tidak disebut positif lantaran
respons menghasilkan sesuatu yang buruk atau tak menyenangkan. Selain itu,
penguatan negatif jangan dikacaukan dengan hukuman (Skinner, 1953):
Kejadian yang diperkuat ada dua
jenis. Beberapa penguatan adalah berupa penyajian
situasi penambahan sesuatu – misalnya, makanan, air, atau kontak seksual ke
dalam suatu situasi. Ini kami namakan dengan penguat positif. Jenis lainnnya
adalah berupa penghilang sesuatu
misalnya, suara bising, cahaya yang terlalu terang, hawa yang terlalu dingin
atau terlalu panas, atau setrum listrik dari situasi. Ini kami namakan penguat
meningkat. Kita tidak bisa menghindari perbedaan ini dengan beragumen bahwa apa
– apa yang menguatkan dalam kasus negatif adalah ketiadaan cahaya menyilaukan, suara berisik dan seterusnya; sebab
ini ketiadaan setelah kehadiran itulah yang efektif, dan ini hanyalah cara lain
untuk mengatakan bahwa stimulus itu dihilangkan. Perbedaan di antara keduanya
akan makin jelas apabila kita mempertimbangkan presentasi penguat negatif atau penghilangan
penguat positif. Ini adalah konsekuensi yang kita sebut sebagai hukuman
(Hal. 73).
Sumber: THEORIES OF LEARNING
(Teori Belajar), Edisi Ketujuh. B. R. Hergenhahn. Mattahew H. Olson. (Hal. 97 –
98).
0 komentar:
Posting Komentar